Dianggap Permainan yang Dicintai Para Dewa, Ada Ritual Khusus Bangsa Maya Kuno sebelum Bermain Bola
Para ilmuwan baru saja mengungkap ritual yang dilakukan bangsa Maya Kuno saat bermain bola.
Para ilmuwan baru saja mengungkap ritual yang dilakukan bangsa Maya Kuno saat bermain bola.
Dianggap Permainan yang Dicintai Para Dewa, Ada Ritual Khusus Bangsa Maya Kuno sebelum Bermain Bola
-
Di mana makam raja Maya kuno ditemukan? Dilansir dari Newsweek, pada bulan Juni 2022, sebuah penemuan arkeologi yang mengagumkan menghiasi sejarah kuno di kota Chochkitam, wilayah timur laut Guatemala.
-
Mengapa suku Maya membuat bola karet? Mereka menggunakan karet untuk membuat kain yang tahan air, lem, ikatan untuk buku, patung, dan bahkan bola karet besar yang digunakan dalam permainan ritual yang dikenal sebagai pokatok.
-
Bagaimana cara suku Maya meletakkan patung kepala Dewa Jagung? Suku Maya kemungkinan meletakkan patung kepala tersebut di atas sebuah tripot.
-
Apa penemuan utama di makam raja Maya? Para arkeolog menemukan kotak batu berbentuk peti mati, kerangka yang sebagian besar sudah membusuk, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh National Geographic . Persembahan tersebut termasuk sebuah pot, koleksi cangkang tiram besar, beberapa tulang manusia yang diukir dan dihias dari individu yang terpisah, dan sejumlah potongan batu giok, yang menurut para peneliti merupakan topeng yang rumit.
-
Dewa ular apa yang dipuja oleh suku Maya di wilayah tersebut? Penduduk wilayah itu adalah budaya Chontal atau Putun Maya, yang memuja dewa ular Kukulcán, di antara dewa-dewa lainnya.
-
Apa yang dilakukan suku Maya untuk memprediksi gerhana? Suku Maya diduga telah mengembangkan sebuah bentuk astronomi pra-teleskop yang sangat tepat untuk melacak pergerakan benda-benda langit.
Sebuah tim arkeolog telah mengidentifikasi beberapa jejak tanaman di bawah lantai beraspal yang digunakan sebagai lapangan bagi bangsa Maya Kuno untuk bermain bola.
Tanaman-tanaman tersebut digunakan oleh masyarakat Maya Kuno pada berbagai upacara.
Melansir ScienceAlert, Ars Technica, dan Majalah Archaeology, Jumat (10/5), penemuan ini terjadi di Yaxnohcah, sebuah kota Maya kuno yang sekarang berada di wilayah Campeche, Meksiko.
Yaxnohcah berkembang dari sekitar tahun 1000 sebelum Masehi hingga 200 Masehi.
Tim arkeolog dari Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko mengatakan bahwa jejak tanaman yang ditemukan merupakan bagian dari ritual pemberkatan selama pembangunan lapangan.
Keberadaan sedimen jejak tanaman-tanaman yang ditemukan di bawah empat tingkat batu beraspal berperan dalam membuat tanaman tersebut relatif tetap terjaga sejak pembangunan lapangan.
Tim peneliti kemudian melakukan pengurutan DNA pada sedimen tersebut dan menemukan konsentrasi tinggi akan bahan dari tanaman yang penting bagi hidup bangsa Maya. Tim peneliti menyimpulkan bahwa terdapat 15 gen tanaman, dengan 4 di antaranya berhasil diidentifikasi.
Para arkeolog menemukan Ipomoea corymbosa atau xtabentun dalam bahasa Maya. Xtabentun merupakan tanaman merambat berbunga yang juga merupakan sebuah spesies dari tanaman sri pagi.
Tanaman ini dapat menimbulkan efek halusinasi ketika dikonsumsi. Bangsa Maya Kuno diperkirakan menggunakan tanaman ini dalam upacara peramalan untuk berkomunikasi dengan dewa-dewa.
Tanaman kedua yang ditemukan adalah cabai atau Capsicum sp. atau ic dalam bahasa Maya. Cabai digunakan sebagai penyedap pada makanan dan untuk penyembuhan penyakit.
Yang ketiga, tim peneliti menemukan Hampea trilobata atau tanaman jool.
Daun dan kulit kayu dari pohon jool dapat digunakan untuk membungkus sekumpulan tanaman lain serta makanan.
Bahan-bahan tersebut juga dapat digunakan untuk membuat benang ikat untuk keranjang. Tanaman ini juga mempunyai khasiat untuk penyembuhan penyakit.
Tanaman terakhir yang berhasil diidentifikasi adalah Oxandra lanceolata atau chilcahuite dalam bahasa Maya yang berasal dari keluarga sirsak-sirsakan.
Tanaman ini juga merupakan tanaman obat. Ia bisa digunakan sebagai vasodilator, obat bius, dan antibiotik. Kayu dari tanaman ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan tombak dan busur panahan.
Para arkeolog belum dapat memastikan ritual apa yang dilakukan dengan menggunakan berbagai tanaman tersebut. Terdapat beberapa kemungkinan, salah satunya adalah ritual/upacara untuk menangkal penyakit dari luar.
Kemungkinan yang lain, yang dianggap lebih mungkin, adalah bahwa upacara tersebut merupakan ritual “penjiwaan” atau ritual perbaikan bumi untuk menyenangkan para dewa sehingga para dewa selalu memberkati kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lapangan bola tersebut.
Permainan bola merupakan bagian yang krusial bagi masyarakat Maya Kuno.
Permainan bola dapat dianggap sebagai salah satu kegiatan keagamaan yang memuliakan para dewa dan pahlawan.
Bahkan, terkadang dilakukan pengurbanan tawanan penting setelah selesai pertandingan.