Kitab Ini Jadi Pedoman Bangsa Mesir Kuno Menggambarkan Galaksi Bima Sakti
Bangsa Mesir Kuno punya pedoman pemahaman terhadap galaksi bima sakti berdasarkan sebuah kitab.
Bangsa Mesir Kuno punya pedoman pemahaman terhadap galaksi bima sakti berdasarkan sebuah kitab.
Kitab Ini Jadi Pedoman Bangsa Mesir Kuno Menggambarkan Galaksi Bima Sakti
Bangsa Mesir Kuno dikenal sebagai sebuah bangsa yang mempunyai peradaban maju di zamannya, termasuk mengenai benda-benda langit dan pengetahuan astronomi, seperti planet dan bintang.
Walau manusia modern telah mengetahui berbagai aspek pengetahuan yang dipunyai bangsa Mesir Kuno, hingga saat ini, belum jelas bagaimana bangsa tersebut memandang penampakan galaksi Bima Sakti yang dapat dilihat di malam hari.
-
Apa peran Galaksi Bima Sakti dalam kepercayaan Mesir Kuno? Masyarakat Mesir kuno terkenal dengan kepercayaan agama dan pengetahuan astronomi mereka tentang Matahari, Bulan, dan planet, tetapi hingga saat ini masih belum jelas peran apa yang dimainkan oleh Bima Sakti dalam agama dan budaya Mesir.
-
Apa isi teks Mesir Kuno? Teks Mesir kuno ini juga berkisah tentang kehidupan seorang remaja. Remaja 16 tahun bernama Michael Hoffen menerjemahkan sebuah buku berusia 4.000 tahun dari Mesir, dengan tokoh utamanya yang juga seorang remaja.Buku yang diterjemahkan Hoffen menceritakan kisah seorang pemuda Mesir kuno bernama Pepi, dan ayahnya, Kheti yang berniat mencarikan pekerjaan untuk putranya di istana kerajaan.
-
Siapa dewi langit Mesir yang dihubungkan dengan Galaksi Bima Sakti? Nut adalah dewi langit yang sering digambarkan sebagai wanita bertabur bintang yang melengkung di atas kakaknya, dewa bumi Geb.
-
Dimana letak Galaksi Bima Sakti di alam semesta? Berbagai studi menunjukkan bahwa Bima Sakti berada jauh dari struktur besar alam semesta yang menyerupai jaring kosmik raksasa. Oleh karena itu, para ilmuwan menyebut galaksi Bima Sakti sebagai bagian dari kawasan kosong yang dikenal sebagai Kekosongan Keenan, Barger, dan Cowie (KBC).
-
Bagaimana orang Mesir Kuno menggunakan Kitab Orang Mati? Mantra-mantra ini dirancang sebagai pembantu orang yang telah meninggal dalam mengatasi tantangan khusus yang mungkin akan mereka hadapi di dunia lain.
-
Apa yang ditemukan astronom tentang Galaksi Bima Sakti? Para astronom telah menemukan kembaran galaksi Bima Sakti yang terjauh dari yang pernah diamati.
Hal tersebut bisa berubah setelah Dr Or Graur, seorang ahli astrofisika dari Universitas Portsmouth, menemukan hubungan antara kepercayaan bangsa Mesir Kuno terhadap pandangan mereka akan Bima Sakti.
Mengutip tulisan di situs Universitas Portsmouth dan Majalah Archaeology, Rabu (17/4), Graur telah menemukan adanya relasi antara Bima Sakti dengan dewi Nut, yang merupakan dewi langit dalam mitologi Mesir Kuno.
Dalam posisi bungkuk tersebut, Nut melindungi Bumi atau saudaranya dari banjiran air yang berasal dari ruang hampa.
Posisi bungkuk yang dilakukan Nut—kepala di bagian barat dan kaki/belakang tubuh di bagian timur—juga melambangkan siklus Matahari. Ia dianggap menelan Matahari di bagian Barat dan melahirkannya kembali di bagian timur.
Selama proses penumbuhan sebelum kelahiran kembali tersebut, Matahari tidak terlihat dan dunia menjadi gelap atau bisa dikatakan sebagai malam hari.
Graur menggunakan berbagai teks Mesir Kuno dan berbagai simulasi masa lalu untuk mengetahui peran Nut dalam menggambarkan Bima Sakti.
Berbagai tulisan tersebut, seperti Teks Piramida, Teks Peti Mati, dan Kitab Nut (yang berfokus pada pergerakan benda langit), dibandingkan dengan simulasi yang canggih terhadap bagaimana langit malam mungkin terlihat di Mesir pada 3.000—4.000 tahun lalu.
Korelasi antara kepercayaan masyarakat Mesir Kuno dengan fenomena astronomi Bima Sakti juga disamakan oleh Graur dengan beberapa budaya lain dari masyarakat yang berbeda.
“Penelitian saya juga menunjukkan bahwa peran Nut dalam transisi orang yang meninggal ke alam baka dan koneksinya dengan migrasi burung tahunan konsisten dengan bagaimana budaya lain memahami Bimaskati. Misalnya, [pemahaman Bima Sakti] sebagai jalan para arwah di antara berbagai kelompok masyarakat yang berbeda di Amerika Utara dan Tengah atau sebagai Jalur Burung di Finlandia dan Kawasan Baltik,” jelas Graur.