Arkeolog Ungkap Misteri Noda Hitam di Dalam Makam Firaun Tutankhamun, Ini Penyebabnya
Tutankhamun adalah salah satu firaun Mesir kuno yang paling terkenal.
Tutankhamun adalah salah satu firaun Mesir kuno yang paling terkenal.
-
Apa yang ditemukan di makam Tutankhamun? Salah satu yang menarik perhatiannya adalah sebuah dokumen yang dalam beberapa tahun terakhir ini telah diteliti. Bagian telinga pada topeng itu ditindik dengan jelas.
-
Apa yang ditemukan di makam Raja Tutankhamun? Penemuan makam Raja Tutankhamun, yang wafat pada tahun 1323 SM di Lembah Para Raja di Thebes Mesir ini mengukir namanya sebagai salah satu penemuan arkeologi paling ikonik di era modern. Makamnya, ditemukan pada tahun 1922, mengungkapkan keajaiban arsitektur makam dan menyimpan lebih dari 5.398 artefak, menjadikannya salah satu makam paling utuh yang pernah ditemukan.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di makam Mesir Kuno? Mereka berhasil menemukan makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang sangat mengesankan.
-
Di mana makam Raja Tutankhamun ditemukan? Temuan arkeologi paling penting di abad ke-20 adalah ditemukannya makam firaun Raja Tutankhamun di Mesir yang kemudian mengilhami banyak sekali mitos, film, dan teori pseudo-arkeologi.
-
Apa benda yang ditemukan bersama Firaun Tutankhamun? Ketika makam Firaun Tutankhamun pertama kali ditemukan pada 1922, arkeolog Howard Carter terkesima dengan sejumlah benda yang juga ditemukan di dalam makam tersebut. Ada 5.000 lebih artefak dikubur bersama raja muda itu.
-
Siapa yang menemukan topeng kematian Tutankhamun? Pada tahun 1922, arkeolog Inggris Howard Carter menemukan topeng ini di makam Tut di Lembah Para Raja di tepi barat Sungai Nil.
Arkeolog Ungkap Misteri Noda Hitam di Dalam Makam Firaun Tutankhamun, Ini Penyebabnya
Terobosan menarik ditemukan di makam Tutankhamun, salah satu firaun paling terkenal Mesir kuno. Meskipun dikenal sebagai Raja Anak Laki-Laki dan naik takhta pada usia sembilan tahun, Tutankhamun hanya berkuasa sepuluh tahun sebelum meninggal.
Kepemimpinannya yang singkat ini mengembalikan tradisi Mesir kuno setelah ayahnya, Akhenaten, menerapkan kebijakan-kebijakan kontroversial yang tidak populer.
Sumber: Express.co.uk
Makam Tutankhamun, ditemukan oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada tahun 1922, mengejutkan banyak orang karena ukurannya yang kecil, sempit, dan dekorasi yang sederhana.
Penemuan bintik-bintik hitam di dalam makam tersebut menjadi fokus penelitian para ahli, yang menyakini bahwa fenomena ini mungkin dapat menjelaskan beberapa misteri Mesir kuno.
Dalam dokumenter terbaru Smithsonian Channel, "Secrets: Tut’s Tomb," Dr. Chris Naunton dari Masyarakat Eksplorasi Mesir menjelaskan bahwa proses penguburan firaun biasanya sangat terstruktur dan sempurna. Namun, pemeriksaan bintik-bintik hitam tersebut menunjukkan adanya anomali, yang dijelaskan sebagai tanda-tanda jamur yang tidak lazim ditemukan di Lembah Para Raja tempat firaun-firaun Mesir dikuburkan.
Awalnya, para ahli meyakini bintik-bintik itu mungkin disebabkan oleh keringat dan nafas wisatawan yang berkunjung ke makam setiap hari. Namun, analisis lebih lanjut atas foto-foto asli Carter menunjukkan bahwa bintik hitam tersebut sudah ada sejak awal penemuan pada tahun 1922.
Menurut Adam Lowe dari Made Art, noda-noda tersebut kemungkinan disebabkan oleh proses penyegelan makam sebelum catnya kering, menunjukkan bahwa para pelukis mungkin sedang dalam keadaan terburu-buru yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam seni pembuatan makam Mesir kuno.
Melalui pemindaian foto resolusi tinggi di dalam makam, tim Lowe menemukan jejak-jejak sapuan kuas yang menunjukkan tanda-tanda pengerjaan yang terburu-buru. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa para pelukis mungkin hanya membutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikan dekorasi makam Tutankhamun, sementara proses semacam itu biasanya memakan waktu bertahun-tahun.
Fakta bahwa makam Tutankhamun tampaknya dibuat dengan cepat bisa dijelaskan oleh kematian mendadak firaun tersebut. Namun, ada juga teori yang mengatakan bahwa penggantinya, Ay, mungkin telah mencuri makam yang megah itu untuk dirinya sendiri, dan kemudian memerintahkan pembangunan makam lain untuk Tutankhamun.