Ini benda paling gelap di muka Bumi, buatan ilmuwan Arab
Benda ini bisa menyerap cahaya secara total
Publik telah mengenal Ventablack, benda yang diklaim sebagai yang terhitam di Bumi. Nah, kini Ventablack punya saingan yang berasal dari negara Arab.
Mengutip dari Gizmodo (26/10), ilmuwan dari Universitas King Abdulla, Arab Saudi, baru saja menciptakan sebuah material yang bisa menyerap total sinar cahaya secara handmade. Tingkat penyerapan cahayanya bisa mencapai 99 persen untuk cahaya dengan panjang gelombang 400-1400 nanometer.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Berkat kemampuan penyerap cahaya itu, benda yang masih belum diberi nama ini disebut sebagai benda buatan tangan manusia yang paling gelap dalam sejarah. Ya, meski disorot senter dari arah manapun, benda ini tetap terlihat hitam legam tak memantulkan sinar.
Menariknya, untuk membuat bahan super gelap ini, ilmuwan terinspirasi dari kumbang putih cyphochilus. Putih bukan hitam? Anda tidak salah, kumbang putih itu mempunyai lapisan kulit yang terbuat dari struktur kristal yang bisa memantulkan cahaya dengan sempurna.
Nah, ilmuwan Universitas King Abdulla berusaha untuk membalik proses itu, dengan memanfaatkan struktur kulit si kumbang cyphochilus untuk membuat bahan yang bisa menyerap cahaya dengan sempurna. Hasilnya, mereka menggunakan rangkaian tabung berukuran nano (ya, teknologi partikel nano) untuk membuat material penyerap cahaya itu.
Di masa depan, ilmuwan berharap bahan ini bisa dipakai di pembangkit listrik tenaga surya, guna mengoptimalkan penyerapan cahaya.
Baca juga:
Lebih dari 50 persen website berita menjadi target hacker
Ini 5 alat optimasi mesin pencarian (SEO) ampuh di halaman Google
Konten di YouTube di Indonesia makin pesat, potensi terus digali
[Eksklusif] Bersama juara Hackathon Merdeka 2.0 chapter Malang
Ini dia juara Hackathon Merdeka 2.0 chapter Malang
Peserta Hackathon Merdeka: Pemuda Indonesia ga semuanya mata duitan