Jalan Raya Bakal Dibuat di Bulan, Caranya Begini
Para ilmuwan sedang mengujicoba cara membuat jalan raya di Bulan.
Para ilmuwan sedang mengujicoba cara membuat jalan raya di Bulan.
-
Di mana robot penjelajah NASA akan dikerahkan di Bulan? Tiga penjelajah, masing-masing seukuran koper jinjing, akan dikerahkan ke wilayah Reiner Gamma di Bulan.
-
Apa yang dilakukan oleh robot penjelajah NASA di Bulan? Tiga penjelajah, masing-masing seukuran koper jinjing, akan dikerahkan ke wilayah Reiner Gamma di Bulan. Mereka akan menghabiskan sekitar 14 hari Bumi untuk melakukan eksperimen yang dirancang untuk menguji kemampuan mereka.
-
Di mana pangkalan Bulan permanen NASA akan dibangun? MPH merupakan komponen penting dari misi Artemis NASA, sebuah misi yang bertujuan untuk menempatkan manusia di Bulan dalam jangka waktu yang panjang.
-
Kapan NASA berencana meluncurkan robot penjelajah ke Bulan? NASA berencana akan meluncurkan 3 robot mini penjelajah ke Bulan pada 2024.
-
Di mana NASA menembakkan laser ke Bulan? Laser yang ditembakkan tersebut menempuh jarak sekitar 100 kilometer (62 mil) dari orbit ke permukaan Bulan, mengenai target yang lebarnya hanya 5 sentimeter (2 inci).
-
Kapan NASA menangkap gambar benda yang mirip dengan papan selancar di dekat bulan? Kedua pesawat angkasa tersebut berada dalam orbit yang hampir paralel, memungkinkan tim operasi LRO di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland untuk mendokumentasikan momen tersebut di 5 dan 6 Maret.
Jalan Raya Bakal Dibuat di Bulan, Caranya Begini
Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Aalen di Jerman mencoba mengurai persoalan debu di Bulan.
Dalam penelitiannya itu memfokuskan bagaimana debu diubah menjadi material pembuatan jalan di Bulan. Mereka pun meyakini hal itu bisa dilakukan. Bagaimana caranya?
Mengutip Mirror, Selasa (5/12), debu bulan saat ini menyebabkan banyak masalah bagi penjelajah bulan, menyumbat dan merusak instrumen mereka. Kurangnya gravitasi menyebabkan butiran kecil melayang ketika terganggu dan tetap berada di udara lebih lama.
Jika masalah ini dapat diselesaikan tanpa harus memindahkan material konstruksi dari Bumi, hal ini akan menjadi langkah penghematan biaya yang besar bagi NASA. Sebagaimana diketahui, NASA ingin membangun konstruksi permanen di Bulan.
Para peneliti menggunakan laser berkekuatan tinggi untuk mereplikasi sinar matahari dan mampu membuat "sampel besar" dan sampel ini akan berfungsi sebagai jalan dan landasan pendaratan serta menghilangkan masalah debu pada Bulan.
- Selama 7 Tahun NASA akan Mencari Harta Karun di Planet Mars dan Jupiter, Ini Bocoran Benda Berharganya
- NASA Selesaikan Uji Coba Roket yang Bakal Diluncurkan dari Mars, Ini Hasilnya
- NASA Temukan Batuan Mirip Buah Alpukat yang Dibelah Dua di Mars, Begini Wujudnya
- Ini Penampakan Langit di Mars saat Pagi dan Sore Hari, Warnanya Menakjubkan
Penelitian semacam ini dianggap penting dalam eksplorasi ruang angkasa dalam misi jangka panjang karena manufaktur di bulan, dengan sumber daya di sana – yang dikenal sebagai in-space manufacturing (ISM) – sangat menghemat waktu dan biaya.
Eksperimen tersebut dilakukan di Bumi namun para peneliti mengatakan bahwa eksperimen tersebut menyimulasikan bagaimana hasil serupa dapat dicapai di Bulan.
Teknologi ini juga akan memainkan peran besar dalam fase pertama ekspansi bulan – saat manusia membangun infrastruktur di Bulan dan bersiap untuk ‘menjajahnya’.
Jalan dan landasan pendaratan akan menjadi langkah awal yang besar untuk mencapai hal itu. Untuk mengetahui apa yang memberikan hasil terbaik, para peneliti menggunakan sejumlah laser dengan kekuatan berbeda.
Dalam kesimpulan pada penelitiannya, para peneliti mengatakan: langkah selanjutnya untuk memperluas kehadiran manusia di tata surya akan diambil di Bulan.
Namun, karena gravitasi bulan yang rendah, debu yang tersuspensi dihasilkan ketika penjelajah bulan bergerak melintasi bulan.
“Tanah merupakan risiko yang signifikan bagi misi bulan karena dapat mempengaruhi sistem kendaraan eksplorasi. Salah satu solusi untuk mengurangi masalah ini adalah pembangunan jalan dan landasan pendaratan di Bulan,” tulis para peneliti.
Dalam makalah ini, penggunaan cahaya terkonsentrasi untuk pengerasan jalan di Bulan dengan melelehkan regolit Bulan. Sebagai pengganti sinar matahari terkonsentrasi, laser CO2 berkekuatan tinggi digunakan dalam eksperimen tersebut.