Komet Tiga Kali Lebih Besar dari Gunung Everest Mendekati Bumi Bikin Ilmuwan Deg-degan
Komet sebesar ini jika menabrak Bumi tentu bisa berakibat fatal. Maka wajar ilmuwan astronomi khawatir.
Komet sebesar ini jika menabrak Bumi tentu bisa berakibat fatal. Maka wajar ilmuwan astronomi khawatir.
Komet Tiga Kali Lebih Besar dari Gunung Everest Mendekati Bumi Bikin Ilmuwan Deg-degan
Para ilmuwan memperingatkan bahwa sebuah komet berukuran tiga kali lebih besar daripada Gunung Everest telah meledak untuk kedua kalinya dalam empat bulan terakhir dan sedang meluncur menuju Bumi.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari tentang bekas luka luar angkasa? Peneliti lebih dari 100 institusi di seluruh dunia mengungkapkan bahwa tubuh manusia mengalami berbagai perubahan saat berada di luar angkasa, namun sebagian besar kembali normal dalam beberapa bulan setelah kembali ke Bumi.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta. Dan jaraknya 30 miliar triliun mil.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
Laporan dari NDTV, Selasa (24/10), menyatakan bahwa komet berdiameter 30 kilometer ini bernama 12P/Pons-Brooks dan termasuk ke dalam jenis komet kriovolkanik (gunung berapi dingin).
Asosiasi Astronomi Inggris (BAA) telah memantau laju komet ini dengan sangat cermat.
Mereka telah mendeteksi adanya ledakan tersebut setelah puluhan kali ledakan itu lebih terang bunyinya dari yang sudah pernah terjadi.
Untuk saat ini, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai seberapa besar pertumbuhan komet selama letusan baru ini terjadi.
Meski begitu, sudah ada tanda bahwa letusan kali ini setidaknya dua kali lebih kuat dari letusan sebelumnya yang terjadi pada 20 Juli lalu.
Penyebab Ledakan
Hal ini disebabkan cahaya yang dipantulkan oleh koma dari komet tersebut. Koma adalah gas awan yang mengelilingi pusat komet. Setelah meledak, koma komet semakin meluas.
Dari sini, komet mulai mengembangkan sejenis tanduk aneh yang belum jelas penyebab kemunculannya. Para ahli mencurigai bahwa tanduk aneh yang berjumlah dua buah ini terbentuk karena bentuk inti dari komet 12P.
"Kedua ‘tanduk’ tersebut mungkin disebabkan oleh ventilasi kriovolkanik yang berbentuk aneh dengan semacam penyumbatan yang menyebabkan material keluar dengan pola aliran yang aneh,"
Richard Miles, seorang anggota Astronomical Association.
Apakah Perlu Khawatir?
Untungnya, meski lintasan dari komet 12P ini cukup mencemaskan, sejauh ini tidak ada peringatan bahwa komet ini akan menimbulkan bahaya bagi kehidupan di Bumi.
- Asteroid Sebesar 33 Meter Ini Pernah Melintasi Bumi dengan Cepat, Begini Reaksi Ilmuwan
- Ilmuwan Temukan Ledakan Supernova Luar Angkasa Paling Langka di Alam Semesta, Begini Wujudnya
- Asteroid Sebesar 1,2 Kilometer Hampir Serempet Bumi, Bikin Ilmuwan Deg-degan
- Asteroid Setara 22 Bom Atom akan Tabrak Bumi, Catat Tanggalnya
Para ilmuwan telah mengatakan bahwa komet ini tidak akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi hingga tahun 2024 mendatang.
Pada tahun depan, umat mansuai dapat melihat komet ini dengan mata telanjang.
Setelah itu, komet akan terlempar kembali ke tata surya. Komet 12P baru akan kembali melakukan tur kosmiknya pada 2095 dan merupakan salah satu dari 20 komet yang diketahui memiliki gunung es aktif.