NASA dan Microsoft Luncurkan Chatbot AI untuk Akses Data Ilmiah
NASA berkolaborasi dengan Microsoft untuk mengembangkan chatbot AI yang mempermudah akses data ilmiah tentang Bumi.
Inovasi Baru dalam Akses Data Ilmiah
NASA bekerja sama dengan Microsoft untuk menciptakan chatbot AI yang dinamakan Earth Copilot. Alat ini dirancang untuk memudahkan akses dan pemahaman terhadap data ilmiah mengenai Bumi.
Earth Copilot mampu menjawab pertanyaan tentang planet kita dengan merangkum informasi geospasial yang luas dari NASA menjadi jawaban yang mudah dipahami. Misalnya, pengguna dapat menanyakan dampak Badai Ian di Sanibel Island atau bagaimana pandemi COVID-19 mempengaruhi kualitas udara di AS.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Bagaimana NASA akan mengumpulkan data UFO? Panel tersebut memvisualisasikan sebuah kerangka kerja yang memanfaatkan kontribusi banyak orang, mungkin melalui aplikasi ponsel pintar, untuk mengumpulkan spektrum data yang lebih luas, memastikan lebih banyak mata dan telinga di lapangan," kata ketua panel, David Spergel, seorang fisikawan yang juga merupakan presiden Simons Foundation.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang NASA berhasil uji coba? NASA telah merilis rekaman yang diambil oleh tim Mars Ascent Vehicle (MAV) saat mereka melakukan uji terowongan angin di Marshall Space Flight Center yang bersejarah milik badan antariksa tersebut.
-
Bagaimana cara NASA mengirim data dari luar angkasa ke bumi? Pesawat dengan alat pelengkap tersebut berangkat pada 13 Oktober 2023 dari Kennedy Space Center di Florida, AS dan berhasil mengirimkan pesan sinar laser kembali ke Bumi.
Tujuan dan Manfaat Earth Copilot
NASA bertujuan untuk 'mendemokratisasi' akses terhadap data ilmiah dengan peluncuran Earth Copilot. Saat ini, mendapatkan dan memahami informasi dalam database NASA cukup sulit bagi orang-orang yang bukan peneliti atau ilmuwan.
Tyler Bryson, wakil presiden korporat Microsoft untuk industri kesehatan dan sektor publik, menjelaskan bahwa banyak orang menghadapi tantangan dalam menemukan dan mengekstrak wawasan dari data. Proses ini sering kali memerlukan navigasi antar antarmuka teknis, pemahaman format data, serta penguasaan analisis geospasial yang merupakan keterampilan khusus yang jarang dimiliki pengguna non-teknis.
Dengan memanfaatkan AI, Earth Copilot diharapkan dapat menyederhanakan proses ini. Hal ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan wawasan dari data Bumi menjadi hanya beberapa detik.
Pengujian dan Integrasi Earth Copilot
Saat ini, Earth Copilot hanya tersedia untuk ilmuwan dan peneliti NASA. Mereka akan menilai kemampuan alat ini sebelum menjelajahi integrasinya ke dalam platform Visualisasi, Eksplorasi, dan Analisis Data (VEDA) NASA.
Platform VEDA sudah menawarkan akses ke beberapa data yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Dengan adanya Earth Copilot, diharapkan akses dan pemahaman data ilmiah akan semakin mudah, tidak hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum.
Pengembangan alat ini merupakan langkah maju dalam memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung penelitian dan pendidikan ilmiah. Dengan Earth Copilot, diharapkan lebih banyak orang dapat terlibat dalam memahami isu-isu penting terkait Bumi.