NASA Tutupi Penyakit Misterius Astronot yang Baru Pulang dari Luar Angkasa
Biasanya NASA akan menyediakan data kesehatan astronot pada peneliti luar yang akan menerbitkan makalah.
Usai kembali dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, para astronot mengalami beberapa drama di wilayah perbatasan, bahkan hingga ke Bumi. Selama mengorbit, dua perjalanan luar angkasa batal dengan dua astronot dalam keadaan tidak biasa. Kemudian, pada 25 oktober, salah satu astronot dirawat di rumah sakit setelah mendarat di atas kapsul SpaceX Crew Dragon yang mengakhiri misi 235 hari.
Namun, NASA menyebutkan itu hanyalah masalah medis. Setelahnya, NASA mengatakan bahwa astronot tersebut sudah dibolehkan pulang dengan keadaan yang sehat dan bisa kembali ke pangkalan asal mereka di Houston untuk melanjutkan aktivitas seperti biasa. Tak ada rincian lengkap mengenai astronot tersebut karena alasan privasi medis.
-
Kenapa hampir semua astronot mengalami sakit kepala di luar angkasa? “Sakit kepala yang terjadi kemudian bisa diakibatkan oleh peningkatan dalam tekanan intrakranial. Akibat dari mikrogravitasi, terdapat lebih banyak cairan yang terakumulasi di bagian atas tubuh dan kepala, yang mengakibatkan tekanan lebih tinggi di tengkorak,”
-
Apa yang dilakukan NASA jika seorang astronot meninggal di luar angkasa? Jika salah seorang kru meninggal dalam misi orbit rendah Bumi seperti di stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), kru lain dapat mengembalikan tubuh rekan yang meninggal ke Bumi dalam sebuah kapsul. Dalam hitungan jam kapsul itu akan meluncur ke Bumi.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang sakit kepala astronot di luar angkasa? Seperti dikutip dari Majalah Smithsonian, Live Science, dan Reuters, Sabtu (23/3), tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu untuk mengetahui pengaruh keberadaan manusia di luar angkasa dengan sakit kepala yang bisa dialami.
-
Apa latihan tersulit yang dilakukan astronot NASA sebelum ke luar angkasa? Namun, menurut mantan astronaut José Moreno Hernández, ada sesi pelatihan lain yang jarang dibicarakan, yaitu pelatihan buang air kecil dan besar, dilengkapi dengan ujiannya yang cukup menantang.
-
Bagaimana NASA mengembalikan jenazah astronot ke Bumi jika meninggal di luar angkasa? Jika salah seorang kru meninggal dalam misi orbit rendah Bumi seperti di stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), kru lain dapat mengembalikan tubuh rekan yang meninggal ke Bumi dalam sebuah kapsul. Dalam hitungan jam kapsul itu akan meluncur ke Bumi.
-
Apa yang terjadi pada astronot saat mereka berada di luar angkasa? Kepergian astronot ke luar angkasa dapat menyebabkan pengaruh buruk pada tubuh astronot tersebut, yang salah satunya adalah sakit kepala.
Dalam konferensi pers pasca penerbangan, tiga astronot NASA yakni komandan Matthew Dominick, pilot Michael Barratt, dan spesialis misi Jeanette Epps, menjawab pertanyaan media, namun tidak memberikan informasi lebih tentang masalah medis atau siapa yang mengalami masalah medis itu. Awalnya, NASA mengirim empat awak ke rumah sakit di Pensacola, Florida, untuk evaluasi.
Tetapi, Grebenkin, kosmonot rusia, dan dua astronot NASA dibebaskan dan bisa kembali ke Houston. Satu astronot tetap tinggal hingga hari berikutnya.
“Penerbangan antariksa masih merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya kita pahami. Terkadang kami menemukan hal-hal yang tidak kami sangka. Ini adalah salah satu masa itu, dan kami masih menyusun berbagai hal terkait dengan ini, jadi untuk menjaga privasi media dan agar proses kami berjalan dengan tertib, hanya ini yang bisa kami sampaikan tentang peristiwa itu,” kata Barrat, seorang dokter medis dan ahli bedah penerbangan.
Biasanya, NASA akan menyediakan data kesehatan astronot pada peneliti luar yang akan menerbitkan makalah dengan informasi pengenal yang tersembunyi. Pejabat NASA sendiri sering menggembar-gemborkan pengetahuan tentang respon tubuh manusia terhadap penerbangan antariksa sebagai salah satu tujuan utama ISS.
Mengutip Arstechnica, Rabu (13/11), Barratt mengatakan bahwa suatu hari NASA akan merilis informasi lebih lanjut soal masalah media pasca penerbangan astronot.
- 2 Astronot NASA yang Terjebak di Stasiun Luar Angkasa Segera Dijemput, Pesawatnya dalam Perjalanan
- Dua Astronot NASA Terjebak di ISS, Ini Daftar Antariksawan yang Paling Lama Tinggal di Ruang Angkasa
- NASA Tak Bisa Pastikan Kepulangan Dua Astronot yang “Terjebak” di Stasiun Ruang Angkasa
- VIDEO: Astronot Tertangkap Kamera Buang Sampah di Luar Angkasa Demi Keamanan Misi
Kejadian Apollo-Soyuz
Salah satu insiden medis paling terkenal yang melibatkan astronot terjadi pada tahun 1975 saat misi Apollo-Soyuz, sebelum adanya undang-undang privasi media HIPAA. Astronot NASA Thomas Stafford, Deke Slayton, dan Vance Brand dirawat di rumah sakit militer di Hawaii selama hampir dua minggu setelah menghirup asap propelan beracun yang tidak sengaja masuk ke kabin pesawat mereka saat kembali ke Bumi.
Misi ini melibatkan pertemuan antara modul komando Apollo dan pesawat antariksa Soviet Soyuz yang mengorbit. Pada saat itu, NASA secara masih terbuka mengungkapkan kondisi medis para astronot yang menderita iritasi paru-paru, bahkan menjelaskan bahwa Brand sempat pingsan akibat asap dan hanya siuman setelah rekan-rekannya memasangkan masker oksigen di wajahnya.
NASA dan militer juga menyediakan dokter untuk menjawab pertanyaan media, menunjukkan sikap yang lebih terbuka terhadap informasi medis para astronot. Pendekatan terhadap privasi medis astronot mulai berbeda pada misi Crew-8 baru-baru ini. NASA menunda perjalanan luar angkasa yang melibatkan astronot NASA Tracy Dyson dan Dominick pada 13 Juni dengan alasan "masalah ketidaknyamanan pakaian antariksa."
Kemudian, Dominick digantikan oleh astronot Barratt, dan perjalanan luar angkasa dijadwalkan ulang pada 24 Juni untuk memperbaiki peralatan dan mengumpulkan sampel mikroba. Namun, misi tersebut hanya berlangsung selama 31 menit setelah Dyson melaporkan kebocoran air di unit pendingin pakaian antariksa, yang memaksa NASA untuk mengakhiri perjalanan tersebut.
Untuk kebocoran air, Barratt mengatakan bahwa dirinya dan Dyson melihat pakaian antariksa yang mereka kenakan menyemburkan air, dan keputusan untuk membatalkan perjalan luar angkasa adalah keputusan yang tepat.
“Siapa pun yang menonton NASA TV saat itu bisa melihat bahwa pada dasarnya ada badai salju, yang menyembur dari ruang kedap udara karena kami sudah membuka palka. Jadi kami melihat serpihan es di ruang kedap udara, dan Tracy melihat banyak serpihan es di helmnya, di sarung tangannya, dan lainnya. Sejujurnya, dramatis adalah kata yang paling tepat,” kata Barratt.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia