Observatorium Tertinggi di Dunia Mulai Beroperasi, Bisa Mengamati Luar Angkasa Lebih Jelas
Dibuat di atas ketinggian 5.640 meter di atas permukaan laut.
Dibuat di atas ketinggian 5.640 meter di atas permukaan laut.
Observatorium Tertinggi di Dunia Mulai Beroperasi, Bisa Mengamati Luar Angkasa Lebih Jelas
-
Kapan Observatorium Mohr dibangun? Dibangunnya Observatorium Mohr Tahun 1765 Setelah mertuanya wafat, ia mendapat dana warisan sebanyak ratusan ribu Gulden yang kemudian uangnya ia pakai untuk memenuhi ambisinya membangun observatorium pribadi.
-
Apa tempat wisata ikonik di Jepang yang paling terkenal? Salah satu tempat yang paling ikonik di Jepang adalah Gunung Fuji. Bahkan, wisata di Jepang satu ini sudah tak perlu diragukan lagi. Di tempat ini, pengunjung bisa menyaksikan keindahan Gunung Fuji dalam jarak yang cukup dekat.
-
Apa yang membuat Observatorium Mohr menjadi bangunan tertinggi di Batavia? Mengutip laman Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA), bangunan observatorium itu menjadi bangunan termegah dan tertinggi di Batavia pada masanya.
-
Mengapa Observatorium Mohr dibangun? Ia lambat laun mulai fokus di bidang pengamatan rasi bidang hingga berniat mendirikan obervatorium di tanah kosong yang ia miliki.
-
Dimana jembatan terpanjang di dunia berada? Panjangnya mencapai 164,8 Km, membentang di atas sungai Yangtze, salah satu sungai terpanjang di dunia. Jembatan ini juga dikenal dengan sebutan "Jembatan Kereta Cepat Beijing-Shanghai". Itu karena jembatan menjadi bagian dari jalur kereta cepat antara Beijing dan Shanghai di Tiongkok.
-
Di mana Observatorium Mohr dibangun? Lokasi ini pun dipercaya sebagai pusat penelitian astronomi pertama dan terawal yang pernah didirikan di tanah jajahan nusantara.
Observatorium Atacama Universitas Tokyo (TAO) telah resmi dibuka di gunung Cerro Chajnantor yang berada di Gurun Atacama, Chili.
Dengan berada di ketinggian 5.640 meter di atas permukaan laut, lebih tinggi dari puncak gunung tertinggi di Indonesia, TAO menjadi teleskop tertinggi yang dibangun di Bumi.
Mengutip IFLScience, situs Universitas Tokyo, dan Space, Minggu (5/5), TAO merupakan instrumen yang beroperasi pada panjang gelombang inframerah menengah.
Hingga saat ini, wilayah spektrum ini hanya bisa dijangkau oleh teleskop luar angkasa saja, seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST).
Oleh karena itu, kehadiran TAO menjadi sebuah terobosan baru di dunia astronomi.
“Area spektrum ini sangat bagus untuk mempelajari lingkungan di sekitar bintang, termasuk area pembentukan planet,” jelas Profesor Takashi Miyata, direktur dari Observatorium Atacama dari Institut Astronomi Universitas Tokyo.
- Salah Satu Danau Terbesar di AS ini Pernah Menghilang, Muncul, lalu Lenyap Lagi
- Berapa Meter Kucing Aman Jatuh dari Ketinggian?
- Menyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
- Setelah Meneliti 20 Tahun, Ilmuwan ini Akhirnya Temukan Titik Terang Fosil Berbentuk “Naga” Ukurannya 5 Meter Lebih
TAO akan bisa melakukan pengamatan lapangan secara luas. Ia bisa mengambil lebih banyak gambar langit dibandingkan teleskop luar angkasa yang kemudian bisa dilanjutkan dengan resolusi yang lebih tinggi.
TAO dibangun di tempat yang sangat tinggi karena berbagai alasan. Ia akan lebih terhindar dari cahaya perkotaan yang dapat mengganggu pengamatan; ditambah dengan keberadaannya di sebuah gurun.
Kemudian, lokasi yang tinggi juga menyebabkan lebih sedikitnya atmosfer di udara yang bisa mengganggu. Teleskop yang memanfaatkan panjang gelombang inframerah memang lebih terpengaruh oleh uap air di atmosfer dibandingkan dengan teleskop optik.
“Tentu saja, [TAO] mempunyai optik, sensor, elektronik, dan mekanisme yang sangat maju, tetapi ketinggian 5.640 meternya yang unik adalah hal yang memberikan TAO kejernihan penglihatan yang luar biasa,” jelas Profesor Emeritus Yuzuru Yoshii, pemimpin proyek TAO sejak tahun 1998.
Ya, teleskop yang berukuran 6,5 meter ini memang telah dalam proses pembangunan selama 26 tahun.
Pembangunan TAO merupakan sebuah proses yang panjang dan penuh kesulitan. Jalan pertama menuju puncak gunung Cerro Chajnantor baru dibuat pada tahun 2006 dan membutuhkan kendaraan penggerak 4 roda (4WD) untuk melaluinya.
Hal tersebut tentu merepotkan proses pengangkutan alat astronomi untuk TAO yang sangat sensitif. Ketinggian dan iklim kering dari tempat ini juga bisa membahayakan kesehatan para pekerja yang melakukan pekerjaannya di TAO.
Wilayah Gurun Atacama merupakan sebuah wilayah yang banyak dibangun oleh instrumen astronomi, seperti Atacama Large Milimeter/submilimeter Array (ALMA) dan Observatorium Paranal, karena keunggulan geografisnya.
TAO mempunyai berbagai tugas, yaitu mempelajari bagaimana lubang hitam supermasif membentuk evolusi galaksi, mengeksplorasi debu organik di antara bintang-bintang, menemukan bintang-bintang pertama, mempelajari materi gelap, dan tugas-tugas lain yang bisa muncul di masa depan.