Pemilihan Presiden 2024: Apa Dampaknya Bagi Para Investor?
Berikut dampak pemilihan presiden bagi para investor.
Berikut dampak pemilihan presiden bagi para investor.
Pemilihan Presiden 2024: Apa Dampaknya Bagi Para Investor?
Selain Indonesia, pada tahun 2024 ada 64 negara yang menyelenggarakan pemilu. Analisis terbaru Octa menelusuri bagaimana perubahan politik secara global akan berdampak pada lanskap investasi.
"Penafian. Kami memberikan komentar politik yang tidak memihak. Kami tidak mendukung partai atau figur politik mana pun, dan kami hanya berfokus pada konsekuensi dari peristiwa politik terhadap perekonomian dan pasar," ujar analis pasar finansial Octa Kar Yong Ang dalam keterangannya, Jumat (19/4).
Ia menjelaskan, sebagian besar Pemilu 2024 akan terjadi di Eropa, dengan penyelenggaraan pesta politik ini di 19 negara.
Kepala negara mungkin akan berubah di 10 negara, dan 11 negara mungkin akan mengalami perubahan parlementer.
Yong Ang mengatakan pesta demokrasi di Eropa yang melibatkan 27 negara dan mempengaruhi 447 juta orang, menjadi salah satu yang layak diperhatikan.
"Tidak diragukan lagi, peristiwa yang paling menarik perhatian di dunia politik adalah pemilihan di bulan November di AS. Kita juga tidak boleh melupakan pemilihan di beberapa wilayah lain, yang mungkin akan membentuk keseimbangan kekuatan global baru," katanya.
Secara tradisional, para investor bersikap skeptis tentang agenda politik dan memprioritaskan berita keuangan, seperti penyesuaian kebijakan monter atau aktivitas korporasi besar. Namun, memahami iklim politik sangatlah penting sebelum melakukan investasi dalam periode pemilu.
Di AS, kandidatnya adalah Trump vs Biden lagi. Pada tanggal 18 Maret 2024, panggung politik AS adalah pertarungan ulang antara Donald Trump dan Joe Biden, yang telah memenangkan pemilihan pendahuluan di partai mereka.
Oleh sebab itu, mereka akan segera dinominasikan secara resmi untuk pemilihan presiden AS oleh partai masing-masing, sama dengan pertarungan elektoral 2020, menjanjikan periode kampanye yang intens.
Selama musim pemilihan presiden, banyak investor yang jatuh dalam jebakan dengan memercayai bahwa saham berpeluang lebih baik jika partai atau kandidat pilihan mereka menang.
Namun, data pasar menunjukkan sebaliknya. Dalam jangka panjang, pasar keuangan meningkat, terlepas dari partai yang memimpin.
"Mari kita ambil pemilu AS sebagai contoh. Apa arti presiden Republikan atau Demokrat untuk pasar keuangan? Sejarah pasar AS menunjukkan bahwa kepemimpinan politik memiliki hubungan kecil dengan kinerja pasar, karena pasar pada umumnya berkembang di semua administrasi presiden yang berbeda," jelas dia.
Kar Yong Ang menlanjutkan, ada beberapa alasan pertama, dinamika pasar yang baik, terlepas dari partai yang memimpin. Pasar saham AS telah memberikan penghasilan positif di bawah sebagian besar pemerintahan, kecuali selama periode yang berakhir dengan resesi besar.
"Sejak diciptakan pada tahun 1957, indeks S&P 500 telah mencapai penghasilan tahunan rata-rata sekitar 10%, terlepas dari apakah Demokrat atau Republikan yang berkuasa. Perekonomian AS juga bertumbuh sekitar 3% setiap tahunnya," ujarnya.Dengan demikian, para investor harus lebih berfokus pada lanskap perekonomian global dan kebijakan bank sentral daripada politik.
Pengaturan waktu di pasar keuangan pada umumnya rumit dan berisiko.
Mendasarkan keputusan pada siklus pemilu tidak bijaksana dalam sebagian besar situasi.