Penelitian LIPI ungkap penyebab kematian massal ikan di Ancol
Perairan Ancol jadi neraka bagi ikan
Berdasarkan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kematian masal ikan di Pantai Ancol pada tanggal 29-30 November 2015 yang lalu disebabkan oleh meledaknya populasi (booming) dari fitoplankton dari jenis Coscinodiscus sp.
Hal ini berdasarkan hasil kajian Peneliti-peneliti Pusat Penelitian Oseanografi yang melakukan kajian secara cepat terhadap sampel air laut dan ikan yang diambil pada tanggal 1 Desember 2015.
-
Bagaimana para ilmuwan merekam ikan siput ini di laut terdalam? Untuk menangkap rekaman makhluk unik ini, para ilmuwan menggunakan kamera otonom yang dikenal sebagai “pendarat”, yang dijatuhkan ke Palung Izu-Ogasawara.
-
Mengapa para ilmuwan menanam semangka di Antartika? Eksperimen ini tidak hanya berhasil membuktikan bahwa semangka dapat tumbuh di tempat terdingin di planet ini. Tetapi juga memberikan camilan pencuci mulut yang menarik bagi para ilmuwan yang tinggal di kondisi dingin Antartika.
-
Bagaimana Danau Laut Tawar terbentuk secara ilmiah? Dari segi ilmiah, danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik dan vulkanik yang sudah berlangsung selama ribuan tahun.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai evolusi anjing laut? Diungkapkan oleh Ana Valenzuela Toro, ahli paleontologi dari Universitas California, Santa Cruz, beberapa jenis makhluk cenderung lebih sering terdapat dalam catatan fosil daripada yang lain.
-
Di mana penelitian ikan zebra di luar angkasa dilakukan? Penelitian ekologi akuatik yang dipelopori oleh China di stasiun ruang angkasa Tiangong kini mulai menarik perhatian.
-
Bagaimana para ilmuwan menganalisis hilangnya Lautan Es Antartika? Peneliti dari Survei Antartika Britania (BAS) menggunakan set data iklim CMIP6 untuk memeriksa hilangnya es laut secara besar-besaran yang terjadi di Antartika. Dengan set data tersebut, para peneliti menganalisis data dari 18 model iklim yang berbeda untuk memahami probabilitas penurunan es laut yang begitu tajam.
"Booming fitoplankton biasanya dipicu oleh meningkatnya kadar fosfat dan nitrat di kolom air. Data survey menunjukkan bahwa kadar fosfat dan nitrat di stasiun 1, 2 dan 3 sangat kecil. Ini mengindikasikan adanya penyerapan atau pemanfaatan Fosfat dan Nitrat oleh fitoplankton sebelum terjadinya booming. Data fosfat dan nitrat di tepi pantai cenderung tinggi yang kemungkinan diakibatkan oleh pembusukan dari bangkai ikan," ujar Indra Bayu Vimono dalam keterangannya, Kamis (3/12).
Hasil analisis terhadap sampel air laut yang diambil di 7 titik sampling menyatakan bahwa kadar oksigen terlarut di air pada 3 stasiun (stasiun 1, 2 dan 3) sangat rendah. Kadar oksigen yang tersedia di air hanya sebesar 0,765 ml/L atau 1,094 mg/L di mana keadaan normal seharusnya dapat mencapai 4-5 mg/liter.
Rendahnya oksigen adalah penyebab utama dari kematian masal tersebut. Minimnya kadar oksigen di air laut tersebut disebabkan oleh booming fitoplankton dari jenis Coscinodiscus spp. Hasil pengamatan menyatakan bahwa kepadatan phytoplankton tersebut mencapai 1-2 juta sel per liter.
"Pada survey lapangan teramati kondisi air yang stagnan dengan hanya satu pintu air di arah laut. Kondisi perairan yang stagnan memungkinkan pertumbuhan algae menjadi cepat dan penurunan oksigen terjadi secara cepat dalam skala lokal," terangnya.
Baca juga:
Tak disangka, kirim email bisa perparah global warming
Cuaca di tahun 2016 diprediksi lebih panas dari tahun 2015
Ini alasan mengapa burung bisa terbang menurut penelitian
Perusahaan ini janji bisa 'bangkitkan' orang mati