Sesumbar Bisa Pulihkan AS dari Keterpurukan, Donald Trump Justru Tak Bisa Selamatkan Startupnya yang Makin Boncos
Saham Trump Media terus anjlok dengan penurunan 41 persen bulan ini, mengancam masa depan Truth Social.
Saham Trump Media & Technology Group, perusahaan di balik platform Truth Social, terus merosot tajam. Dalam satu bulan terakhir, saham perusahaan ini turun hingga 41%, menandakan kesulitan yang sedang dihadapi startup media milik Donald Trump.
Saham perusahaan sempat mencapai titik terendah di bawah $12 per saham pada awal September 2024, sebuah rekor buruk sejak perusahaan ini berencana go public pada 2021. Meskipun Trump berulang kali mengklaim akan membuat Amerika "hebat kembali," kenyataan menunjukkan bahwa startup media ini gagal menarik pengguna baru.
- Kekayaan Donald Trump Langsung Bertambah Rp4,5 Triliun Usai Menang Pilpres AS
- Ini Reaksi Bos-bos Perusahaan Teknologi saat Donald Trump Menang Pilpres AS
- Segini Kekayaan Donald Trump, Mantan Presiden Amerika yang Terkena Tembakan Saat Berpidato
- Trump Media Gugat Pendiri Truth Social, Media Sosial Punya Donald Trump
Truth Social saat ini hanya memiliki sekitar 5 juta pengguna aktif bulanan, jauh tertinggal dari platform lain. Bahkan, penurunan ini terjadi di tengah pasar saham yang relatif baik, memperparah nasib perusahaan yang semakin tak menentu.
Mengutip Futurism, Kamis (26/9), lebih parah lagi, laporan menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian besar tahun lalu, dengan pendapatan hanya USD4,1 juta atau Rp 62 miliar namun kerugian mencapai USD58 juta atau Rp 880 miliar.
Upaya perusahaan untuk terlihat optimis dengan rencana peluncuran layanan streaming juga tidak banyak membantu di tengah kondisi keuangan yang kacau. Menurut Jay Ritter, profesor keuangan dari University of Florida, saham Trump Media dinilai sangat berlebihan, bahkan setelah penurunan tajam.
Menurutnya, nilai perusahaan ini masih terlalu tinggi, dengan harga saham yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Para eksekutif kunci, termasuk CEO Devin Nunes dan CFO Juhan Phillip, telah mulai menjual saham mereka, sebuah indikasi bahwa kepercayaan internal terhadap masa depan perusahaan mulai memudar.
Sementara itu, Trump Media tetap bersikukuh bahwa mereka masih memiliki rencana pertumbuhan dan inovasi di masa depan, meskipun tantangan finansial yang dihadapi tampaknya semakin sulit diatasi.