Suntikan Mujarab yang Baru Ditemukan Ilmuwan Ini Penting Bagi Astronot
Para ilmuwan terus berusaha untuk mengatasi masalah ini. Menurut sebuah perusahaan bioteknologi.
Semakin lama astronot berada di luar angkasa, semakin lama akan terpapar radiasi dan disregulasi. Bahkan selama enam bulan berada di luar angkasa, para astronot berisiko mengalami sepsis karena terpapar radiasi penyebab kanker dan disregulasi sistem imun.
Namun, para ilmuwan terus berusaha untuk mengatasi masalah ini. Menurut sebuah perusahaan bioteknologi, suntikan nanopartikel bisa menjadi jawaban untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh para astronot.
-
Bagaimana astronot mencapai luar angkasa? Penerbangan operasional pertama Program Pesawat Ulang-alik pada tahun 1980an membawa gelombang manusia baru ke luar angkasa.
-
Apa saja yang dilakukan astronot di luar angkasa? Mayoritas astronot yang dikirim ke luar angkasa, 86 persen, menyelesaikan perjalanan dengan setidaknya satu kali orbit mengelilingi Bumi.
-
Apa yang dilakukan astronot saat berada di luar angkasa? Astronot wajib memiliki keahlian: - Memberikan keputusan - Mengemudikan pesawat luar angkasa - Memelihara pesawat luar angkasa - Memberikan layanan medis dan darurat - Berjalan di luar angkasa - Mengoperasikan stasiun luar angkasa - Mengontrol lengan dan mesin robot
-
Bagaimana astronot bisa mencium bau luar angkasa? Namun demikian, kenyataannya adalah setelah kembali dari perjalanan di luar stasiun luar angkasa, astronot secara teratur mencium aroma unik saat melepaskan helm mereka.
-
Apa yang terjadi pada astronot saat mereka berada di luar angkasa? Kepergian astronot ke luar angkasa dapat menyebabkan pengaruh buruk pada tubuh astronot tersebut, yang salah satunya adalah sakit kepala.
-
Bagaimana astronot berbuka puasa di luar angkasa? “Sebenarnya kita bisa berbuka puasa, tapi itu tidak wajib,” ungkapnya dikutip CNN pada 2023.
Nanotics sendiri memiliki bagian dalam program Akselerator SPACE-H yang mendapat dukungan dari program Penelitian Manusia NASA dan Microsoft Federal. Namun, tentang berapa banyak radiasi yang diterima oleh astronot, pendiri dan CEO Nanotics Lou Hawthorne, mengatakan, " Setiap enam bulan, menurut data NASA sendiri, para astronot terpapar setara dengan 1.000 sinar X dada."
"Dan dalam perjalanan pulang pergi selama tiga tahun, Anda akan melihat 6.000 rontgen dada. Itu sangat tumorigenic, yang artinya memicu tumor. Ia juga sangat pro-inflamasi, sehingga memicu respon inflamasi mendalam yang menyebabkan sepsis," tambahnya.
Hawthrone menggambarkan ruang angkasa ini sebagai lingkungan yang paling menantang untuk ditinggali dari sudut pandang pemeliharaan kesehatan. Radiasi merupakan faktor yang sangat besar, bahkan melebihi apa saja yang dialami di Bumi dan pastinya memicu berbagai penyakit. Dan dikatakan pula bahwa penerbangan luar angkasa dalam jangka Panjang akan memperparah potensi masalah kesehatan.
Nanotics telah mendapatkan USD1 juta dari investor dan tengah mencoba mengumpulkan USD300 juta untuk dana penelitian pada manusia. Bahkan Hawthorne meyakini bahwa perusahaannya bisa melewati uji coba pada manusia dalam waktu 16 hingga 18 bulan.
Adapun alasan bahwa suntikan jarum suntik akan ideal untuk luar angkasa karena suntikan sangat ringkas hingga bisa dikemas dengan mudah oleh para astronot dalam tempat seukuran microwave untuk persediaan lima tahun.
- Ilmuwan 'Ciptakan' Seekor Tikus Menggunakan Genetik Purba Berusia Ratusan Juta Tahun, Begini Caranya
- Peneliti: Ilmu Astronomi Sudah Dipahami Masyarakat Sunda Sejak Zaman Dulu
- Dibanding Laki-laki, Perempuan Lebih Tangguh kalau Jadi Astronot
- 4 Bulan Mengintai, Cerita Petugas Gabungan Bongkar Pabrik Ekstasi Rumahan di Sunter
Pada akhirnya, tujuan akhir dari Nanotics adalah mampu membuat jarum suntik untuk berbagai kondisi yang lebih rentan dialami astronot di luar angkasa dan mereka memilih jarum suntik yang mereka butuhkan, lalu memberikannya sendiri melalui infus.
"Ke mana pun orang pergi, saya rasa ini harus ada dalam perlengkapan," tutup Hawthorne.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia