Teknologi Jaring Laba-laba seperti di Film Spider-Man Semakin Menjadi Kenyataan
Peneliti dari Tufts University berhasil menciptakan teknologi jaring seperti yang digunakan Spider-Man.
Para peneliti mengklaim mereka telah menciptakan teknologi jaring seperti Spider-Man. Prototip ini belum memungkinkan Anda untuk bergelantungan dari gedung, tetapi teknologi ini sudah berhasil menangkap esensi dari perangkat canggih Peter Parker.
Seperti yang dijelaskan dalam studi baru yang diterbitkan di jurnal Advanced Functional Materials, para peneliti mengembangkan cairan khusus yang, ketika disemprotkan dari sebuah jarum, langsung mengeras menjadi benang yang menempel pada objek.
-
Bagaimana cara para ilmuwan melatih cacing robot tersebut? Dalam studi ini, para peneliti melatih AI untuk mengarahkan cacing Caenorhabditis elegans sepanjang satu milimeter menuju tambalan Escherichia coli di sebuah piring berukuran empat sentimeter.
-
Apa yang menjadi keunggulan teknologi PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Mengapa para ilmuwan tertarik meneliti formasi 'laba-laba' ini? Para ahli sebelumnya tidak yakin bagaimana formasi ini terbentuk, meski menduga disebabkan oleh karbon dioksida.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Benang ini juga cukup kuat dan cukup lengket untuk mengangkat benda-benda. Meskipun laba-laba tetap menjadi penguasa pembuatan sutra, perangkat ini dapat melakukan satu hal yang sebagian besar laba-laba tidak bisa: menembakkan jaring mereka, menurut salah satu penulis studi, Marco Lo Presti.
"Kami menunjukkan cara menembakkan serat dari sebuah perangkat, lalu menempelkannya ke dan mengambil objek dari jarak jauh," kata Lo Presti, seorang peneliti teknik biomedis di Universitas Tufts, dalam sebuah pernyataan.
"Alih-alih memperkenalkan ini sebagai bahan yang terinspirasi oleh alam, ini benar-benar material yang terinspirasi oleh superhero," tambahnya.
Bahan
Serat yang dikembangkan oleh para peneliti ini terutama terdiri dari larutan yang mengandung fibroin sutra, blok bangunan protein yang berasal dari mendidihkan kepompong ulat sutra. Fibroin sutra sendiri dapat membentuk perekat seperti benang, tetapi untuk membuatnya mengeras di udara, para peneliti membutuhkan terobosan keberuntungan.
"Saya sedang mengerjakan proyek untuk membuat perekat yang sangat kuat menggunakan fibroin sutra, dan saat membersihkan alat dengan aseton, saya melihat bahan seperti jaring terbentuk di bagian bawah gelas," ujar Lo Presti dalam pernyataan tersebut.
- Teknologi yang Bawa Manusia Melintasi Ruang Waktu Masih Diharapkan Terwujud
- Menakjubkan! Hasil Penelitian Ungkap Ternyata Nyamuk Punya Teknologi Canggih Buat Temukan Manusia Calon Korbannya
- 5 Teknologi yang Dulunya Cuma Khayalan, tapi Sekarang Menjadi Kenyataan
- Teknologi Internet Kuantum Semakin Mendekati Kenyataan, Begini Keunggulannya
Peneliti menyadari bahwa kombinasi aseton dan dopamin mempercepat proses pengerasan dari beberapa jam menjadi hampir seketika. Selain menjadi perekat yang kuat, dopamin mempercepat proses ini dengan mengeluarkan air dari fibroin sutra, sementara aseton menguap.
Ada Campuran Bahan Alami
Untuk memperkuat serat, para peneliti menambahkan bahan yang disebut kitosan, polimer gula yang berasal dari kitin, bahan yang membentuk kerangka luar serangga. Mereka juga menambahkan ion borat untuk membuatnya lebih lengket. Dengan penyesuaian tersebut, serat ini dapat mengangkat benda hingga 80 kali beratnya sendiri dari jarak sekitar lima inci.
Dalam demonstrasi video, perangkat penembak jaring berhasil mengangkat pisau bedah logam yang terkubur dalam cawan pasir setelah menangkapnya dengan aliran cairan lengket yang dengan cepat mengeras.
Meskipun tidak seanggun cara laba-laba melakukannya, sutra yang diproduksi oleh laba-laba masih 1.000 kali lebih kuat daripada serat buatan para peneliti. Meski demikian, meniru teknologi superhero adalah pencapaian yang tidak boleh diremehkan.
"Kita bisa terinspirasi oleh alam. Kita juga bisa terinspirasi oleh komik dan fiksi ilmiah," kata Fiorenzo Omenetto, direktur Silklab di Tufts, dalam sebuah pernyataan. "Dalam hal ini, kami mencoba membalikkan rekayasa material sutra kami agar berperilaku seperti yang dirancang oleh alam, dan seperti yang dibayangkan oleh penulis komik."