Teknologi yang Bawa Manusia Melintasi Ruang Waktu Masih Diharapkan Terwujud
Para ilmuwan justru yakin bahwa kemajuan dalam teknologi komputasi kuantum bisa membuat teleportasi menjadi kenyataan.
Pada 1993, ilmuwan dari IBM pertama kali mengemukakan bahwa teleportasi bisa menjadi kenyataan. Mereka mempublikasikan temuan mereka mengenai teleportasi status kuantum, bukan sebuah objek, di jurnal Physical Review Letters.
Lima tahun setelahnya, fisikawan dari California Institute of Technology dan University of Wales di Inggris berhasil menerapkan teori ini dengan mentransfer foton (partikel pembawa cahaya) melalui kabel koaksial sepanjang satu meter, yang umum digunakan untuk menghubungkan sinyal satelit atau internet peta lebar.
-
Apa yang di temukan oleh ilmuwan tentang perjalanan waktu? Ilmuwan kini telah menemukan bukti nyata adanya perjalanan waktu--meski dalam tingkat mikroskopis.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Saat tinggal di desa kecil di gurun tinggi dengan populasi sekitar 35 orang, para peneliti baru menemukan laguna ini setelah melihat petunjuk pada citra satelit.
-
Bagaimana para ilmuwan membuktikan adanya perjalanan waktu? Till Bohmer dan Thomas Blochowicz, peneliti masalah ini mempublikasikan hasil temuan mereka dalam Nature Physics. Dilansir dari laman the Independent, kedua peneliti ini membuktikan terjadinya perjalanan waktu yang berjalan mundur dalam materi yang menua.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa itu teknologi pengendali pikiran jarak jauh yang dikembangkan oleh ilmuwan Korea Selatan? Teknologi ini, yang dinamakan Nano-MIND (Nano-Magnetogenetic Interface for NeuroDynamics), sederhananya adalah teknologi pertama di dunia yang bisa mengontrol wilayah otak tertentu dengan bebas menggunakan medan magnet.
Seperti halnya mobil terbang dan perjalanan waktu, gagasan tentang melintasi ruang secara instan adalah hal yang terdengar sangat tidak mungkin. Tetapi, para ilmuwan justru yakin bahwa kemajuan dalam teknologi komputasi kuantum bisa membuat teleportasi menjadi kenyataan.
Hingga kini, eksperimen teleportasi paling maju adalah menggunakan foton. Namun, baru pada tahun 2020, ilmuwan menemukan bahwa elektron, yang bisa mempertahankan status kuantumnya lebih lama dan bisa di-teleportasi.
Melansir PopularMechanics, Rabu (6/11), komputasi kuantum ini didasarkan pada ilmu keterikatan kuantum yang aneh, dan tidak berhubungan dengan mekanika Newton seperti massa dan gaya. Keterikatan kuantum merupakan bagian dari mekanika kuantum, di mana pada skala subatomik, materi dan energi menunjukkan perilaku yang unik.
Sifat fisik partikel yang terjerat, seperti posisi, momentum, spin, atau polarisasi, yang bisa ditransfer dari satu partikel ke partikel lainnya, seolah-olah ajaib dan terlepas dari jarak di antara mereka. Sejak tahun 1990-an, telah terjadi banyak kemajuan dalam teknologi teleportasi. Pada 2002, para ilmuwan di Universitas Innsbruck di Austria dan Institut Nasional Standar dan Teknologi AS berhasil memindahkan partikel menggunakan keterikatan kuantum.
Ini merupakan pertama kalinya teleportasi dilakukan tanpa koneksi langsung antara partikel asal dan tujuan. Pada tahun 2016, fisikawan dari Universitas Calgary di Kanada memindahkan partikel sejauh enam kilometer (hampir empat mil) melalui kabel data serat optik perkotaan. Kemudian, di tahun 2017, ilmuwan di China juga berhasil memindahkan foton dari Bumi ke satelit yang mengorbit lebih dari 186 mil di atasnya.
Tonggak penting lainnya tercapai pada tahun 2012, ketika peneliti dari Universitas Wina di Austria dan Akademi Ilmu Pengetahuan Austria memindahkan foton antara dua daratan di Kepulauan Canary, Spanyol, melalui udara terbuka. Alih-alih menggunakan kabel atau media tetap lainnya, tim ini tidak memerlukan teknologi pembawa, mendekati konsep teleportasi seperti dalam fiksi ilmiah.
Saat ini, teleportasi seperti memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain, masih belum memungkinkan. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 10x27 atom, masing-masing dengan status kuantumnya sendiri, termasuk elektron, proton, neutron, quark, dan muon.
Memperhitungkan semua status kuantum ini untuk mengirim keberadaan fisik seseorang dari Titik A ke Titik B dan menyusun kembali dengan akurat adalah tantangan yang luar biasa besar.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia