Menangguk Ikan Pantau di Danau Ajaib Tarusan Kamang
Berjalan beriringan menyusuri tanah, para wanita ini mencari ikan pantau yang bersembunyi di Danau 'ajaib' Tarusan Kamang. Kegiatan ini tak bisa dilakukan setiap hari, hanya ketika danau sedang surut. Dimana surutnya tak bisa diprediksi.
Di tengah terik matahari, beberapa masyarakat yang didominasi oleh ibu-ibu ini menyusuri tanah kering. Menggunakan caping anyaman bambu di kepala untuk menghalau teriknya mentari. Tangan kanannya membawa jaring berukuran sedang. Tangan kirinya menenteng periuk atau panci.
Mereka berjalan beriringan menyusuri tanah, mencari ikan pantau yang bersembunyi di Danau 'ajaib' Tarusan Kamang. Kegiatan ini tak bisa dilakukan setiap hari. Hanya di momen-momen tertentu saja. Mereka menyebutnya tradisi 'Manangguak' ikan.
-
Dimana lokasi Pabrik Kina Bukit Unggul? Pabrik kina Bukit Unggul di Desa Cipanjalu, Cilengkrang.
-
Apa yang ditemukan di Bukit Ulucak, Turki? Arkeolog menemukan patung laki-laki dan perempuan yang diperkirakan berasal dari tahun 5.700 SM.
-
Mengapa foto Bumi pertama dari luar angkasa dianggap penting? Foto hitam-putih yang buram merupakan tonggak penting di zaman ketika teknologi belum maju.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Dimana letak geografis kota Bukittinggi? Strategis Mengutip situs resmi Pemkot Bukittinggi, kota Bukittinggi berada di jajaran Bukit Barisan dan memiliki iklim sejuk.
-
Apa visi dari UNIMUDA Sorong? UNIMUDA Sorong punya visi yaitu menjadi Universitas Kelas Dunia dalam mengembangkan IPTEK berbasis Entrepreneurship dan Multikultural pada tahun 2037 seperti dikutip dari website resminya.
Dalam bahasa Minang Manangguak berarti menangguk. Manaunggak ikan menjadi budaya tradisi kearifan lokal yang tetap terjaga di masyarakat Agam, Bukittinggi, Sumatra Barat.
©2021 Merdeka.com/Maizal Chaniago
Dilihat sekilas lahan luas itu bak sawah tandus. Namun rupanya tanah dengan lubang kecil-kecil yang mengering ini adalah Danau Tarusan Kamang. Danau yang terletak di Jorong Babukik dan Jorong Halalang, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat ini punya fenomena yang unik.
Suatu waktu terlihat begitu luas, tetapi dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan, danau ini bisa berubah menjadi hamparan padang rumput hijau. Berkat fenomena unik ini lah, Danau Tarusan Kamang mendapat julukan danau ajaib.
©2021 Merdeka.com/Maizal Chaniago
Tatkala danau menuju fase mengering lah para ibu-ibu sekitar Tarusan Kamang berlomba-lomba menangkap ikan dengan panjang sekitar 7 cm yang berbentuk pipih memanjang. Sang ikan pantau, ikan kecil khas Danau Tarusan Kamang.
Setidaknya sekitar 1 minggu ibu-ibu ini menyusuri danau luas yang mengering ini. Menangguk ikan dengan alat-alat sederhananya. Jeli menatap ikan yang berenang di sisa genangan air danau. Mengumpulkan satu per satu, meletakkannya dalam periuk.
©2021 Merdeka.com/Maizal Chaniago
Tradisi ini menjadi kebiasaan yang dinanti oleh para masyarakat sekitar Tarusan Kamang. Pasalnya, tak ada waktu pasti kapan danau surut dan berapa lama danau kering. Kadang danau ini bisa kering dan menjadi padang rumput sampai lima bulan bahkan pernah mencapai dua tahun.
Fenomena itu terjadi lantaran Danau Tarusan Kamang ialah danau karst. Ketika air tanah naik,lorong-lorong di bawah bukit batu gamping akan menyemburkan air dan menutupi padang rumput.Sebaliknya, ketika air sungai bawah tanah turun, air tersedot hingga hanya tampak padang rumput.
©2021 Merdeka.com/Maizal Chaniago
Rupanya tradisi Manangguak ikan tak hanya terjadi di sekitar Danau Tarusan Kamang saja. Namun juga di beberapa daerah di Sumatera Barat. Tradisi ini sering dilakukan masyarakat setempat ketika musim kemarau. Mereka biasa menangguk ikan di sungai yang ada di wilayah itu.
Jika di Danau Tarusan Kamang didominasi oleh ibu-ibu, di beberapa daerah lainnya semua orang misa tumpah ruah turun ke sungai. Dari anak-anak hingga orang dewasa. Mereka turut berburu ikan kecil-kecil yang berenang di sungai. Entah dapat atau tidak, namun yang penting kebersamaan terjalin erat dalam tradisi ini.
(mdk/Tys)