12 Tahun Tak Pernah Dapat Kabar, Ibu di Suriah Kembali Bertemu Anaknya Usai Berhasil Tumbangkan Rezim Assad
Anak yang berjuang sejak 12 tahun yang lalu, akhirnya kembali bertemu dengan ibunya di Suriah.
Momen kembalinya sang anak di pelukan ibunda adalah hal yang sangat dinanti-nantikan. Itulah yang dialami oleh ibu asal Suriah yang akhirnya bisa bertemu dengan putranya setelah berpisah selama 12 tahun.
Diketahui, anak ibu paruh baya tersebut adalah seorang pejuang pemberontak yang telah berjuang di medan pertempuran sejak tahun 2012 di Suriah untuk menumbangkan rezim Assad.
- Kedutaan Suriah di Rusia Kibarkan Bendera Tiga Bintang Lambang Pemberontak
- Dulu Pernah Jadi Sobat Assad, Hamas Nyatakan Dukung Rakyat Suriah Perjuangkan Kemerdekaan dan Keadilan
- Dua Negara Ini Paling Diuntungkan dengan Tumbangnya Rezim Assad di Suriah
- Hilang Sejak Usia 18 Tahun Pria Suriah ini Ternyata Dipenjara Rezim Assad, Dibebaskan Pemberontak Kini Umurnya 57 Tahun
Sejak keberangkatan itu, sang anak tidak pernah kembali pulang karena terpisah oleh ibunya diakibatkan perbedaan zona konflik. Bagaimana momen pertemuan tersebut? Simak ulasannya sebagai berikut.
Momen Pertemuan Ibu dan Anak yang Terpisah 12 Tahun
Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @enaskarima memperlihatkan seorang perempuan paruh baya yang menunggu kehadiran anaknya yang kembali pulang setelah tumbangnya rezim Assad.
Anak tersebut diketahui berangkat untuk bertempur 12 tahun lalu. Sejak saat itu tidak pernah kembali lagi ke keluarganya. Sampai akhirnya, pada tahun ini, ia bisa berjumpa dengan sang ibunda yang sudah menua.
Tangis pun pecah. Diwarnai dengan suara takbir, tahmid, dan tembakan kemenangan, para tentara yang berada dalam satu rombongan itu menghampiri keluarganya masing-masing. Mereka berpelukan dan berteriak karena rasa syukur yang sangat mendalam.
“Saya sedang bermimpi, ya Tuhan saya kembali bertemu dengan anak setelah 12 tahun. Terima kasih banyak Tuhan,” tulis keterangan video di akun @enaskarima.
Tumbangnya Rezim Assad
Rezim Bashar Al Assad tumbang di Suriah pada 8 Desember 2024 setelah pasukan pemberontak dapat menguasai Damaskus. Pemerintahan Assad yang mendapatkan dukungan Iran dan Rusia tumbang tidak lebih dari dua pekan di tangan oposisi.
Rezim Assad diketahui telah mengalami pemberontakan selama hampir 14 tahun lamanya dan menewaskan banyak orang.
Perang saudara di Suriah juga menewaskan sedikitnya 500 ribu orang. Selain itu, ada seitar 6,8 juta warga Suriah yang lari dari negaranya dan pergi ke Eropa untuk mengungsi.
Sementara itu, diketahui saat ini setelah rezimnya runtuh, Bashar Al Assad telah melarikan diri ke Rusia untuk meminta perlindungan. Assad dan keluarganya juga telah diberikan suaka politik oleh Rusia.