7 Cara Malaikat Jibril Menyampaikan Wahyu kepada Rasulullah
Merdeka.com merangkum tujuh cara malaikat menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW.
Wahyu adalah salah satu cara Allah SWT memberikan petunjuk kepada hamba-Nya, terutama para nabi dan rasul. Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah melalui berbagai cara, dengan perantara Malaikat Jibril.
Setiap metode penyampaian wahyu memiliki makna dan tujuan yang mendalam, sehingga Rasulullah dapat menjalankan tugasnya sebagai nabi dan rasul terakhir dengan penuh hikmah dan petunjuk dari Allah.
-
Bagaimana Nabi Muhammad menanggapi doa Malaikat Jibril? Pada tangga pertama beliau mengucapkan âmîn. Pada tangga kedua dan ketiga beliau juga mengucapkan âmîn.
-
Kapan Maulid Nabi diperingati? Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Hal ini bersumber dari hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas,وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِArtinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."
-
Apa isi doa Malaikat Jibril yang diaminkan Nabi Muhammad? Pada tangga pertama tadi, Jibril mendatangiku dan mengatakan: "Celaka orang yang menjumpai Ramadhan dan melewatinya tapi dosa-dosanya tidak diampuni. Maka aku mengucapkan ‘âmîn’. Pada tangga kedua Jibril berkata: "Celaka orang yang menjumpai kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya tapi hal itu tidak bisa memasukkannya ke surga. Maka aku mengucapkan ‘âmîn’. Pada tangga ketiga Jibril berkata: "Celaka orang yang ketika namamu disebut di dekatnya, tapi ia tidak bershalawat padamu. Maka aku mengucapkan ‘âmîn’.
-
Apa yang dimaksud dengan Maulid Nabi? Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang merupakan utusan Allah SWT dan teladan bagi umat Islam.
-
Apa makna dari peringatan Maulid Nabi? Maulid Nabi menjadi momen bagi umat Islam untuk mengenang dan mengapresiasi kehidupan, perjuangan, dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad sebagai teladan utama dalam beragama dan berkehidupan.
-
Apa yang ditunjukkan dalam video yang diklaim sebagai makam Nabi Muhammad? Video tersebut menunjukkan sebuah peti kaca yang diselubungi kain hitam bertuliskan kaligrafi huruf Arab dari jarak dekat. Orang-orang mengelilingi peti itu dan tampak menangis.
Berikut ini merdeka.com merangkum tujuh cara malaikat menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW yang tercatat dalam sejarah Islam. Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Melalui Mimpi yang Hakiki
Salah satu cara wahyu disampaikan kepada Rasulullah SAW adalah melalui mimpi yang hakiki. Mimpi ini bukanlah mimpi biasa, melainkan mimpi yang berasal langsung dari Allah SWT. Pada masa-masa awal sebelum turunnya wahyu pertama, Rasulullah sering kali mengalami mimpi yang nyata dan jelas, yang kemudian menjadi kenyataan.
Mimpi ini merupakan bagian dari wahyu yang diberikan kepada beliau sebagai persiapan sebelum menerima wahyu dalam bentuk yang lebih kompleks.
2. Melalui Bisikan dalam Hati dan Jiwa
Cara lain wahyu disampaikan adalah melalui bisikan ke dalam hati dan jiwa Rasulullah SAW. Wahyu ini datang dalam bentuk ilham atau bisikan batin yang begitu kuat dan jelas, sehingga Rasulullah dapat memahaminya dengan sangat baik. Rasulullah SAW bersabda:
- Ikuti Jejak Para Nabi, Jalan-Jalan Penting Dilakukan Untuk Mendapat Hikmah
- Maulid Nabi, Menag: Kita Diingatkan Teladan Rasulullah tentang Persatuan dalam Keragaman
- 3 Doa Malaikat Jibril yang Diaminkan Rasul NU dan Amin Rasulullah SAW
- Terungkap Berapa Usia Malaikat Jibril, Kalah Tua dari Nabi Muhammad SAW?
“Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan ke dalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga disempurnakan Rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah, baguskan dalam meminta, dan janganlah kalian menganggap lambat datangnya rezeki, sehingga kalian mencarinya dengan cara mendurhakai Allah, karena apa yang di sisi Allah tidak akan bisa diperoleh kecuali dengan menaati-Nya.’’
3. Malaikat Muncul Langsung di Hadapan Nabi
Malaikat Jibril kadang-kadang datang dalam bentuk manusia yang muncul di hadapan Rasulullah SAW untuk menyampaikan wahyu. Malaikat mengambil wujud seorang laki-laki yang bisa dilihat oleh Rasulullah maupun oleh para sahabat.
Misalnya, dalam hadits tentang Islam, iman, dan ihsan, Jibril datang dalam rupa seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah tentang agama. Cara ini memberikan kesempatan kepada Rasulullah untuk berinteraksi langsung dengan malaikat dan menerima pesan-pesan Allah secara lebih jelas.
4. Melalui Suara Gemerincing Lonceng
Salah satu cara penyampaian wahyu yang paling berat bagi Rasulullah SAW adalah ketika wahyu datang melalui suara yang mirip dengan gemerincing lonceng. Suara ini sangat keras dan intens, sehingga Rasulullah merasakan beban fisik yang besar setiap kali menerimanya.
Dahi Nabi sampai berkerut dan mengeluarkan keringat meskipun pada waktu yang sangat dingin. Bahkan, hewan yang ditunggangi Nabi sampai menderum ke tanah.
5. Malaikat Memperlihatkan Rupa Aslinya
Malaikat Jibril pernah menampakkan dirinya dalam bentuk aslinya di hadapan Rasulullah SAW. Dalam rupa ini, Jibril terlihat dengan sayap-sayapnya yang sangat besar dan meliputi langit dan bumi.
Peristiwa ini tercatat dalam kisah perjalanan Isra’ Mi’raj ketika Rasulullah bertemu langsung dengan Jibril dalam wujud aslinya. Penglihatan ini merupakan tanda kekuatan dan keagungan malaikat yang diutus Allah untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah.
6. Wahyu yang Disampaikan Allah Langsung kepada Nabi
Selain melalui malaikat, Rasulullah juga menerima wahyu yang disampaikan langsung oleh Allah SWT kepada beliau. Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, misalnya, Rasulullah bertemu langsung dengan Allah di Sidratul Muntaha, dan menerima perintah shalat lima waktu secara langsung tanpa perantara. Peristiwa ini menunjukkan kedekatan dan keistimewaan Rasulullah di sisi Allah SWT.
7. Allah Berfirman tanpa Perantara
Terakhir, wahyu yang disampaikan Allah SWT kepada Rasulullah juga bisa disampaikan langsung tanpa perantara. Allah SWT berbicara langsung kepada Rasulullah SAW tanpa perantara seperti yang terjadi pada Nabi Musa AS di Bukit Sinai.
Meski metode ini jarang terjadi pada Rasulullah, bentuk penyampaian wahyu ini menegaskan betapa besar dan pentingnya risalah yang disampaikan.
Komunikasi langsung dari Allah SWT menunjukkan betapa dekatnya Nabi Muhammad dengan Tuhannya, dan betapa pentingnya tugas yang beliau emban sebagai penutup para nabi.