Bahayanya Tekanan Darah Tinggi pada Anak, ini Penyebab & Cara Mengatasinya
Berdasarkan laporan dari National Library of Medicine tahun 2022, hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian yang dapat dicegah secara global.
Anak-anak dan remaja yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi berisiko tinggi untuk terus menderita kondisi tersebut saat mereka dewasa. Penelitian yang dilakukan di Kanada dan dipublikasikan di National Library of Medicine pada tahun 2022 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Dalam beberapa dekade terakhir, jumlah anak yang menderita hipertensi meningkat secara signifikan, seperti yang dikutip dari laman DW Indonesia pada Kamis (24/10/2024).
-
Kapan seseorang disebut mengalami hipertensi? Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika angka tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg.
-
Siapa yang berisiko terkena hipertensi? Beberapa anak mungkin mengalami hipertensi karena memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
-
Mengapa hipertensi berbahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Siapa saja yang berisiko terkena hipertensi? Salah satu penyebab hipertensi bisa jadi karena faktor genetik atau keturunan. Sehingga, saat orang tua memiliki riwayat hipertensi maka hal itu berpotensi menurun pada anak.
Apa Penyebab Tekanan Darah Tinggi pada Anak?
Beberapa faktor yang menyebabkan tekanan darah tinggi pada anak-anak umumnya meliputi obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan penyakit ginjal kronis. Selain itu, berat badan rendah saat lahir juga dapat menjadi faktor risiko.
Kecenderungan genetik juga berperan, terutama jika orang tua memiliki riwayat hipertensi. Kebiasaan merokok orang tua juga dapat berdampak negatif terhadap tekanan darah anak.
Ketika anak mengalami gejala seperti pusing, kesulitan belajar, atau mimisan, sering kali orang tidak menyadari bahwa hipertensi bisa menjadi penyebabnya.
"Penting untuk memperhatikan tekanan darah pada anak-anak dan remaja," ungkap Robert Dalla-Pozza dari Rumah Sakit Universitas Ludwig Maximilian di München.
"Hal ini sangat relevan bagi anak-anak yang pernah mengalami infeksi saluran kemih yang melibatkan ginjal atau mereka yang memiliki kelainan bawaan pada ginjal, seperti kista ginjal atau penyempitan arteri ginjal," tambah Dalla-Pozza.
- Tak Hanya Dialami Orang Tua, Ini Penyebab Anak Muda Juga Rentan Mengalami Hipertensi
- Ini Catatan Ahli untuk Penderita Penyakit Jantung Hingga Hipertensi Sebelum Nikmati Daging Kurban
- Rentan Terjadi Tanpa Disadari, Kenali Ciri dan Penanganan Hipertensi Tersembunyi Menurut Dokter Penyakit Dalam
- Penyebab Hipertensi pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya
Ginjal memiliki peran penting dalam mengatur tekanan darah melalui sistem kontrol yang kompleks. Dalla-Pozza juga menekankan bahwa "gizi yang buruk adalah faktor lain yang menyebabkan banyak anak mengalami hipertensi, yang terjadi di seluruh dunia."
"Ketika anak-anak di negara-negara berkembang mengadopsi gaya hidup Barat, mereka tidak hanya mengalami penyakit yang biasa terjadi di masyarakat, seperti obesitas, tetapi juga hipertensi sebagai akibatnya," jelasnya.
Di negara-negara Afrika, misalnya, anak-anak mengalami peningkatan berat badan yang signifikan akibat makanan cepat saji.
"Setiap pembuluh darah mengalami penuaan, menjadi kurang elastis, dan akhirnya mengeras. Proses ini adalah bagian dari penuaan yang normal. Jika hipertensi sudah ada sejak masa kanak-kanak, proses penuaan ini akan terasa lebih cepat saat mereka dewasa," pungkas Dalla-Pozza.
Hipertensi pada Anak-Anak Dapat Menimbulkan Risiko Serius Bagi Kesehatan Mereka
Ketika anak-anak mengalami tekanan darah tinggi, darah dipompa ke seluruh tubuh dengan tekanan yang berlebihan pada dinding pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah akan secara otomatis melebar.
Kondisi ini sangat berisiko bagi anak-anak karena ukuran arteri dan vena mereka lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa. Tekanan darah tinggi yang berkepanjangan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya arteriosklerosis, bahkan pada anak-anak.
Hal ini berpotensi menyebabkan timbulnya endapan di dinding dalam arteri. Endapan tersebut terdiri dari lemak, kolesterol, dan kalsium, yang mengakibatkan penyempitan arteri dan menghambat aliran darah dengan baik. Jika dibiarkan, dampak yang ditimbulkan dapat berupa penyakit kardiovaskular dan, dalam kasus yang lebih parah, stroke pada usia yang masih muda.
Selain itu, kerusakan pada mata juga merupakan salah satu konsekuensi yang mungkin muncul akibat tekanan darah tinggi. Jika anak mengalami masalah penglihatan, mereka harus segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
"Dokter mata kemudian memperhatikan perubahan pada retina, misalnya. Ada pembuluh darah di retina mata yang semakin berubah tergantung tekanan darah. Bahkan bisa berujung pada pendarahan," jelas Dalla-Pozza.
Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius dan menjaga kesehatan anak secara keseluruhan.
Mengatasi Tekanan Darah Tinggi pada Anak
Obesitas merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan tekanan darah tinggi, sehingga perubahan pola makan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Jika setelah enam bulan tidak ada perbaikan yang signifikan, anak mungkin perlu mendapatkan pengobatan, seperti ACE inhibitor.
Seperti halnya dengan berbagai penyakit lainnya, kunci utama bagi penderita hipertensi adalah menjalani gaya hidup sehat, menjaga berat badan dalam batas normal, serta mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan garam.
Selain itu, sebaiknya anak-anak juga menghindari minuman energi, meskipun jenis minuman ini cukup populer di kalangan anak-anak dan remaja.