Tekanan Darah Tetap Tinggi Meski Pasien Hipertensi Rutin Mengonsumsi Obat, Ini Solusinya
Meskipun pasien hipertensi telah menjalani pengobatan yang diresepkan dokter, mereka tetap harus memperhatikan pola makan yang sehat.
Beberapa pasien hipertensi atau tekanan darah tinggi mengeluhkan bahwa tekanan darah mereka masih tinggi meskipun telah mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Menurut dokter spesialis neurologi, Sahat Aritonang, pasien hipertensi yang sudah mendapatkan pengobatan tetap harus memperhatikan pola makan mereka. Salah satu langkah penting adalah menghindari makanan yang mengandung garam dan lemak tinggi, baik saat makan besar maupun saat camilan.
-
Bagaimana cara menurunkan tekanan darah tinggi ? Cara menurunkannya bisa dengan dua cara, pertama menerapkan intervensi gaya hidup seperti mengurangi garam dan gula, hingga melakukan aktivitas fisik. Kalau sudah tidak bisa terkontrol juga, maka harus dengan obat-obatan, obat-obatan itu diminum terus-menerus untuk menurunkan tekanan darah sampai batasnya normal 140 per 90,' jelas Prima beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara mengelola tekanan darah tinggi? Untuk mengelola tekanan darah tinggi, terdapat sejumlah obat yang aman dan dapat dibeli di apotek.
-
Bagaimana mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni: 1. Kurangi asupan garam 2. Tidak merokok 3. Lakukan latihan fisik secara teratur 4. Hindari stres 5. Hindari konsumsi alkohol 6. Terapkan pola makan yang seimbang 7. Jaga berat badan 8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Bagaimana cara menurunkan darah tinggi? Batasi garam dan makan lebih banyak potasium Natrium yang berlebihan meningkatkan tekanan darah. Makan lebih banyak serat dan lebih banyak lemak nabati yang sehat: Makanan seperti oatmeal dan kacang-kacangan kaya akan serat. Olahraga: Berolahraga sedang selama dua jam 30 menit setiap minggu dapat membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah Anda, menurut CDC.
-
Apa itu tekanan darah tinggi? Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi usai Iduladha.
Apabila pasien telah menerapkan pola makan sehat namun tekanan darahnya tetap tinggi meskipun telah mengonsumsi obat, Sahat menyarankan untuk kembali berkonsultasi dengan dokter.
"Saya menyarankan untuk kembali ke dokter, akan dicek jenis obatnya. Bisa dosis ditambah atau obat diganti yang lain atau kombinasi obat," ujar Sahat dalam diskusi bersama media pada peringatan Hari Stroke Sedunia 2024.
Di kesempatan yang sama, Sahat mengingatkan bahwa hipertensi adalah salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke. Oleh karena itu, penting bagi pasien hipertensi untuk secara rutin mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter.
"Jika ada faktor risiko tapi bisa dikendalikan, maka bisa meminimalisasi risiko stroke" tambah Sahat, yang sehari-hari berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.
Melakukan Olahraga Secara Teratur
Sahat juga menekankan pentingnya masyarakat untuk menjaga kebugaran dengan cara aktif bergerak dan berolahraga guna menurunkan risiko terkena stroke. Ia menyatakan,
"Tidak ada olahraga khusus, yang penting aktif bergerak. Cukup 30 menit 5 kali dalam seminggu." ungkapnya.
Namun, Sahat mengingatkan bahwa jenis olahraga yang dilakukan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing individu. Sebagai contoh, bagi pasien yang mengalami obesitas, berlari tidak dianjurkan karena dapat membebani lutut. Sebaliknya, berenang bisa menjadi alternatif yang lebih baik dan aman bagi mereka.
Olahraga Dapat Mencegah Terjadinya Stroke
Dalam kesempatan yang berbeda, dr. Elina Widiastuti, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), menyatakan bahwa aktivitas fisik memiliki peranan krusial dalam mencegah stroke. Ia mengungkapkan bahwa kurangnya aktivitas fisik termasuk dalam lima faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke. Oleh karena itu, olahraga tidak hanya dianggap sebagai kegiatan untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga sebagai strategi yang efektif dalam mengurangi risiko kesehatan yang serius, termasuk stroke.
Elina menambahkan bahwa aktivitas fisik memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti peningkatan fungsi jantung, pembuluh darah, dan sistem pernapasan. Selain itu, olahraga juga berperan dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, yang merupakan salah satu faktor yang sangat berkaitan dengan kejadian stroke. Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan tingkat aktivitas fisik mereka sebagai langkah pencegahan terhadap risiko kesehatan yang lebih besar.
Olahraga Secara Teratur juga Miliki Dampak Positif bagi Kesehatan Mental
Menariknya, aktivitas fisik tidak hanya memberikan keuntungan bagi kesehatan tubuh, tetapi juga berdampak positif pada kesehatan mental. Stres adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan stroke, dan penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat mengurangi kecemasan serta depresi, yang pada gilirannya menurunkan risiko stroke secara keseluruhan.
Selain itu, olahraga juga berkontribusi dalam meningkatkan fungsi kognitif dan produktivitas kerja. Bagi individu yang berusia lanjut, manfaat dari olahraga menjadi semakin krusial karena dapat membantu mengurangi kemungkinan terjatuh dan mengalami cedera.
"Juga merupakan terapi efektif pada beberapa penyakit kronis, terutama pada pasien lanjut usia," katanya.