Bertugas 37 Tahun, Cerita Eks Jenderal TNI yang Berkesan 'Mempertahankan Hidup'
Cerita mantan Jenderal TNI yang paling berkesan selama 37 tahun bertugas.
Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menceritakan pengalaman paling berkesan selama 37 tahun bertugas. Mantan Jenderal TNI ini mengaku yang paling berkesan adalah soal mempertahankan hidup.
Ia juga menceritakan pengalamannya saat menjadi seorang Panglima. Lantas bagaimana cerita mantan Jenderal TNI yang paling berkesan selama 37 tahun bertugas?
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
Melansir dari akun YouTube TNI AD, Selasa (14/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Mempertahankan Hidup
Sjafrie Sjamsoeddin membagikan cerita yang paling berkesan selama 37 tahun bertugas. Ia mengatakan yang paling berkesan biasanya menyangkut soal mempertahankan hidup.
YouTube TNI AD ©2023 Merdeka.com
"Yang berkesan itu biasanya yang menyangkut soal mempertahankan hidup, to be or not to be," ujar Sjafrie Sjamsoeddin.
"Di dalam perjalanan taktis, ada to be or not to be. Di dalam strategi militer, ada to be or not to be," sambungnya.
Prinsip Strategi Perwira
Mantan Jenderal TNI ini mengungkapkan sebagai seorang perwira sebetulnya masalah strategi akan selesai ketika menjadi Perwira Tinggi.
YouTube TNI AD ©2023 Merdeka.com
"Kalau kita perwira ini sebetulnya kita akan selesai di masalah strategi itu pada saat kita di Perwira Tinggi," cerita Sjafrie.
Lebih lanjut, Sjafrie mengatakan yang berkesan pada seorang perwira adalah saat menjalani masalah strategis. Seperti misalnya bagaimana seorang perwira mempertahankan prinsip-prinsip pemikiran.
"Prinsip-prinsip pemikiran ini di dalam satu strata strategi itu sangat mempunyai pengaruh di dalam memberikan kontribusi kepada kelangsungan hidup negara kita," lanjutnya.
Pernah Hadapi Ancaman Kelangsungan Hidup
YouTube TNI AD ©2023 Merdeka.com
"Saya pernah menjadi Panglima di Jakarta menghadapi situasi yang berkaitan dengan ancaman kelangsungan hidup negara. Di situ seorang Panglima dituntut untuk menunjukkan dua hal, bagaimana dia mempertahankan filosofi pengabdian dan yang kedua bagaimana dia mempertahankan prinsip dari pengabdian sebagai prajurit," paparnya.
"Karena filosofi dan prinsip keprajuritan itu adalah benteng di dalam kita mempertahankan kelangsungan hidup negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," sambungnya.
"Nah itu lah yang saya pernah alami sehingga to be or not to be itu adalah kita harus berani mengambil resiko, berani mengambil keputusan. Keputusan taktis mempunyai efek masalah strategis, itulah yang saya ambil sepanjang saya mengalami tantangan dalam skala strategis," tutupnya.
Video Cerita Mantan Jenderal TNI yang Paling Berkesan
Sjafrie Sjamsoeddin menceritakan pengalaman paling berkesan selama 37 tahun bertugas.
Mantan Jenderal TNI ini mengaku yang paling berkesan adalah soal mempertahankan hidup.
Berikut videonya.