Cara Wali Songo Menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa
Metode Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama Islam.
Metode Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama Islam.
Cara Wali Songo Menyebarkan Agama Islam di Pulau Jawa
Wali songo adalah sebutan bagi sembilan orang wali yang berperan dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Setiap wali memiliki sebutan yang disesuaikan dengan tempat tinggal dan wilayah penyebarannya.
Lalu, bagaimana para wali menyebarkan ajaran agama Islam itu sendiri? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, Rabu (19/6/2024).
Wali Songo
Masyarakat kerap menyebut Wali Songo dengan sebutan Sunan yang berarti orang yang dihormati.
Wali artinya adalah wakil, sedangkan songo berarti sembilan dalam bahasa Jawa. Wali Songo dapat diartikan sebagai sembilan wakil atau wali Allah SWT.
Para Wali Songo menyebarkan agama Islam dengan pendekatan budaya, yaitu memadukan seni budaya lokal dengan ajaran Islam.
-
Bagaimana Walisongo menggabungkan budaya lokal ke dalam dakwah mereka? Walisongo menggunakan elemen-elemen budaya dan seni lokal sebagai media dakwah. Sunan Kalijaga, misalnya, dikenal menggunakan wayang kulit, gamelan, dan tembang Jawa untuk menyampaikan ajaran Islam.
-
Apa saja yang dilakukan oleh Walisongo untuk menyebarkan Islam di Nusantara? Walisongo, sembilan wali yang dikenal sebagai penyebar Islam di Nusantara, menggunakan berbagai cara dakwah yang inovatif dan adaptif terhadap budaya lokal. Metode dakwah mereka yang bijaksana dan inklusif memungkinkan Islam diterima dengan baik oleh masyarakat yang sebelumnya menganut kepercayaan Hindu, Buddha, dan animisme.
-
Kenapa sholat subuh menjadi trending topik? Berikut merdeka.com membagikan tata cara dan bacaan sholat subuh sendiri ataupun berjamaah. Dilansir dari berbagai sumber, Jumat (12/1/2024):
-
Apa yang istimewa dari Masjid Sulthoni Wotgaleh? Masjid Sulthoni Wotgaleh merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Bagaimana Wali Pitu menyebarkan Islam di Bali? Jika Pulau Jawa memiliki Wali Songo, Pulau Bali juga memiliki Wali Pitu yang merujuk pada tujuh ulama yang berperan menyebarkan syiar Islam di wilayah setempat.
-
Kapan pantun lucu Islami mulai populer? Pantun merupakan salah satu karya sastra yang populer dan masih diminati hingga saat ini.
Contohnya adalah wayang, tembang Jawa, gamelan, serta upacara adat yang digabungkan dengan ajaran dan makna Islam.
Namun, setiap wali juga memiliki cara sendiri dalam menyebarkan ajaran agama Islam.
1. Sunan Gresik
Sunan Gresik memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim. Dia adalah salah satu wali songo yang paling awal menyebarkan agama Islam di Jawa.
Sunan Gresik menyebarkan agama Islam melalui bidang perdagangan dan pendidikan.
Ia pertama berdakwah melalui perdagangan, supaya masyarakat tidak kaget dengan ajaran Islam.
Selain itu, Sunan Gresik juga melakukan dakwah melalui bertani, yang membuat masyarakat mulai menerima ajaran Islam secara perlahan.
Ketika Islam mulai diterima oleh masyarakat, Sunan Gresik membangun surau di kediamnya.
Lokasinya di Desa Sawo, Gresik, yang berfungsi sebagai tempat beribadah dan pondok pesantren.
Sunan Gresik meninggal pada 1419 usai membangun pondokan yang digunakan sebagai tempat belajar agama di Leran.
Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat. Dia adalah putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim.
Nama Ampel diambil dari daerah bernama Ampel Denta, daerah rawa yang dihadiahkan Raja Majapahit kepadanya.
Di tempat ini, Sunan Ampel menyebarkan agama Islam dengan mulai mendirikan Pesantren Ampel Denta.
Dia berdakwah pada era kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Brawijaya (1447-1451).
- Moh Main: Tidak berjudi
- Moh Ngombe: Tidak mabuk
- Moh Maling: Tidak mencuri
- Moh Madat: Tidak candu
- Moh Madon: Tidak berzina
3. Sunan Bonang
Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Makdum Ibrahim. Ia adalah anak dari Sunan Ampel dan cucu dari Maulana Malik Ibrahim.
Awalnya, ia berdakwah di Kediri yang kala itu penduduknya banyak beragama Hindu. Kemudian ia menetap di Desa Bonang, Lasem, Jawa Tengah.
Sunan Bonang melakukan pendekatan budaya di bidang sastra dan seni dalam menyebarkan agama Islam.
Dia menggunakan gamelan sebagai media dakwah Islam di Jawa. Ia mahir memainkan alat musik gamelan.
4. Sunan Drajat
Raden Qasim merupakan nama asli dari Sunan Drajat yang kemudian mendapat gelar menjadi Raden Syarifuddin.
Dia adalah putra dari Sunan Ampel dan juga saudara dari Sunan Bonang.
Sunan Drajat berdakwah di desa bernama Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
- Wali Songo Bukan Penyebar Islam Pertama di Jawa, Gus Baha Ungkap Fakta Sebenarnya
- Cara Berdakwah Walisongo di Nusantara, Ini Kisah Strateginya
- Mengenal Sederet Keistimewaan Sunan Gunung Jati, dari Dakwah Pakai Gamelan sampai Bisa Operasi Tanpa Bedah
- Mengenal Sunan Bonang, Pendakwah yang Sebarkan Islam dengan Kesenian
5. Sunan Giri
Sunan Giri adalah pendiri Kerajaan Giri Kedaton. Ia memiliki nama asli Maulana 'Ainul Yaqin.
Sunan Giri juga memiliki beberapa nama panggilan selain Raden 'Ainul Yaqin. Seperti Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, dan Joko Samudro.
Sunan Giri memanfaatkan kekuasaan, perdagangan, dan pendidikan sebagai sarana berdakwah Islam.
Meskipun berada di Gresik, tetapi pengaruh ajaran Islam dari Sunan Giri bisa sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi bahkan Maluku.
6. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah.
Ia berdakwah di daerah Cirebon, mendirikan kerajaan, dan melepaskan diri dari pengaruh Padjajaran.
Hal itu membuat Sunan Gunung Jati menjadi Wali Songo yang memiliki kedudukan sebagai raja.
Di Jawa, Sunan Gunung Jati melakukan dakwah Islam dengan menguatkan kedudukan politik.
Ia menjalin hubungan dengan beberapa tokoh berpengaruh di Cirebon, Banten, dan Demak untuk memuluskan dakwahnya.
7. Sunan Kalijaga
Nama kecilnya adalah Jaka Said dan sering disebut sebagai raden Mas Said.
Wilayah tempat berdakwah Sunan Kalijaga tidak terbatas sebab ia adalah seorang mubalig keliling. Namun semasa hidup, ia lama menetap di Kadilangu, Demak.
Sunan Kalijaga diperkirakan hidup lebih dari 100 tahun. Dia juga memiliki peran penting dalam pembangunan Masjid Agung Demak.
Strategi dakwah Sunan Kalijaga adalah melalui seni dan budaya, khususnya wayang. Dia memanfaatkan kemahirannya dalam mendalang sebagai media dakwah Islam.
8. Sunan Kudus
Sunan Kudus memiliki nama asli Ja'far Shodiq. Dia lahir, besar, dan meninggal di Kota Kudus.
Sunan Kudu berdakwah di tengah masyarakat yang menganut agama Hindu dan Buddha.
Hal itu membuatnya menerapkan strategi dakwah dengan menghargai adat istiadat yang lama dianut warga sekitar.
Salah satunya membangun masjid dengan bentuk menyerupai candi miliki umat Hindu.
Sunan Kudus mengajarkan alat-alat pertukangan, kerajinan emas, membuat keris, dan lainnya sebagai sarana berdakwah.
9. Sunan Muria
Sunan Muria memiliki nama kecil yakni Raden Pratowo. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga.
Dia berdakwah di daerah yang sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.
Sunan Muria menyebarkannya melalui para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.
Adapun nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di Lereng Gunung Muria, sekitar 18 kilometer ke utara Kota Kudus.
Sunan Muria memanfaatkan kemahirannya dalam memainkan gamelan dan boneka sebagai metode berdakwah.
Selain menciptakan lagu dan tembang untuk menyebarkan ajaran Islam, Sunan Muria juga mengajarkan meruwat bumi.