Di Bangunan ini Diyakini Ada Makam Prabu Hayam Wuruk, Raja di Masa Kejayaan Majapahit
Sejarah yang diukir oleh Kerajaan Majapahit di masa lalu masih dapat dirasakan oleh masyarakat modern saat ini.
Sejarah yang diukir oleh Kerajaan Majapahit di masa lalu masih dapat dirasakan oleh masyarakat modern saat ini.
Beberapa peninggalan bangunan hingga temuan-temuan yang ada sejak masa lalu, menjadi bukti besarnya peradaban tersebut kala itu.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Apa yang ditemukan di situs sejarah di Desa Ngloram? Di tengah situs itu terdapat tumpukan batu yang berundak. Di sana terdapat makam yang tak diketahui pemiliknya. Di bawahnya terdapat tumpukan bata yang membatasi punden dengan bidang kosong. Di sebelah kiri agak ke bawah terdapat gundukan bata yang disebut dengan Punden Ngloram.
-
Apa saja cerita lucu bahasa Jawa yang lagi trending? Bagi Anda yang ingin membaca salah satunya, ulasan berikut ini bisa menjadi referensi yang tepat. Melansir dari berbagai sumber, Kamis (2/5), berikut merdeka.com ulas mengenai kumpulan contoh cerita lucu bahasa Jawa yang ampuh mengusir rasa suntuk dan bosan untuk Anda.
-
Kapan kumpulan kata bahasa Jawa ini menjadi trending topik? Kata-kata Bahasa Jawa kerap kali menarik untuk dilontarkan kala berkumpul dengan keluarga atau nongkrong bareng teman. Ditambah lagi, banyak orang yang menilai logat Bahasa Jawa itu terkesan unik dan kocak. Sehingga menambah keseruan kala berkumpul. Kata-kata bahasa Jawa bisa digunakan untuk membuat suasana berkumpul semakin seru.Berikut ini kata-kata Bahasa Jawa dan jawabannya yang kocak, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (12/6/2024).
-
Apa saja situs yang termasuk dalam daftar tujuh keajaiban dunia terbaru? 7 Keajaiban dunia yang masuk dalam daftar terbaru digagas oleh sebuah yayasan dari Swiss bernama New Open World Corporation (NOWC).Penetapan Keajaiban Dunia Baru ini dilakukan berdasarkan pemungutan suara oleh lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
Seperti pada Candi Ngetos yang berada di Nganjuk. Candi bercorak Hindu tersebut memiliki sisi historisnya yang belum sepenuhnya terungkap.
Menurut dugaan, bangunan tersebut adalah makam dari Raja Majapahit Prabu Hayam Wuruk. Bagaimana penampakan candi tersebut? Simak informasinya berikut.
Penampakan Candi Ngetos
Youtube TelusuRI Nusantara ©2023 Merdeka.com
Mengutip dari cagarbudayajatim.com, Candi Ngetos berada di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Kondisi candi tersebut saat ini masih terbilang baik meski ada beberapa sisi yang sudah runtuh dan tak lengkap.
Candi Ngetos menghadap ke barat berdenah bujursangkar berukuran 10x10m. Namun sayangnya atap dari candi sudah dalam kondisi runtuh. Pada bagian selatan terdapat ornamen berbentuk Kala yang masih jelas, meski beberapa sisi lain sudah mulai tak terlihat.
Dinding candi, kaki dan batur candi sebelah selatan masih terbentuk jelas. Pada bagian kanan kiri pintu (sebelah barat) juga terdapat ceruk. Setiap ceruk yang ada di bagian atas dilengkapi hiasan berupa stiliran, naga, makara yang dikombinasi dengan hiasan sulur gelung.
Youtube TelusuRI Nusantara ©2023 Merdeka.com
Lebar pintu candi 67 cm dan berada di sebelah barat, namun tangga menuju pintu tertutup reruntuhan bata. Kaki candi berdiri di atas sebuah batur, dengan tangga masuk berada disisi barat dengan kondisi tangga yang rusak. Tangga ini berhubungan langsung dengan pintu masuk bilik candi.
Bilik candi berdenah bujursangkar dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m. Kaki candi pada sisi selatan dihiasi dengan bentuk geometris, sedangkan untuk sisi yang lain hiasanya sudah tidak lengkap. Batur candi juga terlihat polos tanpa hiasan apapun.
Diteliti Sejak Era Kolonial
Youtube TelusuRI Nusantara ©2023 Merdeka
Menurut informasi yang ditulis, Candi Ngetos pertama kali diteliti pada era Kolonialisme Belanda tepatnya tahun 1817. Kala itu Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles memulai proses penelitian candi.
Raffles tak menyebutkan secara terperinci kondisinya, namun sempat disebutkan bahwa keadaan Candi Ngetos yang terdiri dari dua bangunan sudah dalam kondisi rusak, namun tak disebutkan bagian candi yang mana.
Candi Ngetos tercatat di laporan Belanda pada tahun 1868, 1898, 1913, 1914, dan 1917. Menurut laporan Hoerpermans disebutkan bahwa saat itu ada dua bangunan candi yangb netuknya kembar sehingga dinamakan Candi Tajum.
Kedua candi tersebut hanya berbeda ukuran (besar dan kecil). Namun sayangnya candi yang lebih kecil sudah hilang.
Tempat Makam Prabu Hayam Wuruk
Nicolaas Johannes Krom seorang sejarawan Belanda sempat berpendapat bahwa di sekitar Candi Ngetos terdapat Paramasoeklapoera atau tempat pemakaman Raja Hayam Wuruk.
Nama Tajum (candi) dapat diartikan dengan Tanjung, sebab huruf “ng” dapat berubah menjadi “m” tanpa merubah artinya. Tentu ada persamaan pendapat dengan R.Soekmono yang menyatakan bahwa Raja Hayam Wuruk wafat, makamnya berada di Tanjung, daerah Berbek Nganjuk.
Menurut cerita masyarakat setempat, Candi Ngetos sengaja dibangun atas permintaan Raja Hayam Wuruk. Hayam Wuruk ingin nantinya candi tersebut adalah tempat penyimpanan abu jenazahnya kelak jika dirinya wafat.
Raja Hayam Wuruk ingin dimakamkan di lokasi tersebut karena Ngetos termasuk wilayah Majapahit yang menghadap Gunung Wilis yang seakan-akan disamakan dengan Gunung Mahameru.
Pembangunan candi akhirnya diserahkan kepada pamannya Raja Ngatas Angin, yaitu Raden Ngabei Selopurwoto. Raden Ngabei Selopurwoto mempunyai patih bernama Raden Bagus Condrogeni dengan pusat kepatihannya terletak di sebelah barat Ngatas Angin.