Israel Makin Sadis: Serang Warga, Rumah Sakit, Bantuan Kemanusiaan & Bunuh Puluhan Petugas yang Mengawal
Israel semakin sadis. Tentara zionis kembali menyerang rumah sakit, bantuan kemanusiaan hingga bunuh puluhan petugas yang mengawal.
Serangan terus dilancarkan tentara Israel ke Gaza, Palestina. Meski mendapat tentangan dari banyak negara-negara di dunia, Israel justru semakin sadis menyerang penduduk Gaza.
Bahkan, tentara Israel kembali menyerang rumah sakit, para dokter dan pasien. Tak cuma itu, tentara Israel juga sengaja menyerang bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza.
- Tak Puas Bantai Manusia, Tentara Israel juga Tembaki Domba Hingga Kuda di Gaza Sampai Mati
- Utusan WHO Bawa Kabar Sedih dari Gaza, Semua karena Kebiadaban Israel
- Temannya Tewas Dibunuh Hamas, Tentara Israel Menangis Sesenggukan Sambil Berlari
- Kesaksian Mengerikan Anak Palestina saat Dirawat di RS, Diserbu Tentara Israel lalu Ditembak & Diludahi Tapi Selamat
Sadisnya, mereka juga tidak segan membunuh puluhan petugas yang mengawal bantuan kemanusiaan tersebut.
Terbaru, militer Israel menyerang tiga rumah sakit besar di Gaza. Salah satunya adalah Rumah Sakit Indonesia.
Lantas bagaimana informasi selengkapnya? Melansir dari Al Jazeera, Rabu (25/12), simak ulasan informasinya berikut ini.
Targetkan Rumah Sakit Besar di Gaza
Militer Israel kini menargetkan tiga rumah sakit besar di Jalur Gaza Utara, di saat para dokter dan otoritas di daerah tersebut meminta intervensi segera oleh masyarakat Internasional.
Selama satu minggu yang dimulai sejak Selasa (24/12), militer Israel meningkatkan serangan di Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya dan Rumah Sakit al-Awda yang terletak di sebelah timur kamp pengungsi Jabalia.
Dua kendaraan robotik tak berawak bermuatan bahan peledak yang ditanam sebelumnya oleh militer Israel meledak di sekitar Kamal Adwan pada Selasa dini hari. Akibat serangan tersebut, sebanyak 20 pasien dan staf medis terluka. Hal itu diungkapkan langsung oleh direktur rumah sakit Hussam Abu Safia.
Dijelaskan bahwa ini adalah kali pertama pasukan Israel menggunakan bahan peledak di luar Kamal Adwan. Namun, ada laporan serupa tentang bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan gedung-gedung di Gaza utara.
Rumah sakit ini juga telah berulang kali diserang oleh militer Israel menggunakan bom. Alhasil sejumlah departemen termasuk unit perawatan intensif, tidak bisa beroperasi.
Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR) mengatakan bahwa lebih dari 20 serangan terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan dalam beberapa hari terakhir menggunakan pesawat nirawak, penembakan dan tembakan. Hal ini tentu secara nyata mampu menunjukkan bahwa genosida masih terus berlanjut di Gaza.
"Seorang saksi mata memberi tahu kami bahwa sebagian besar area di sekitar rumah sakit telah dibersihkan dari bangunan, infrastruktur hancur dan rusak parah, sehingga menghambat pergerakan masuk dan keluar rumah sakit," ujar Hani Mahmoud dari Al Jazeera melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza Tengah.
Fasilitas Amal & Rumah Sakit Indonesia Diserang
Bukan hanya Rumah Sakit al-Awda saja, militer Israel juga menyerang Al-Awda pada Selasa (24/12). Beberapa bagian bangunan pun dilaporkan terbakar bahkan sampai menyebar ke bangunan tempat tinggal di dekatnya.
Al-Awda sendiri merupakan sebuah fasilitas amal yang menyediakan layanan kesehatan gratis di bagian utara daerah tersebut.
Belum berhenti di sana, militer Israel juga menyerang Rumah Sakit Indonesia. Fasilitas kesehatan yang cukup besar ini dilaporkan mengalami peningkatan serangan. Bahkan, Rumah Sakit Indonesia juga mendapatkan ancaman oleh pasukan Israel untuk mengevakuasi seluruh fasilitas tersebut.
Direktur Kementerian Kesehatan Gaza, Munir Al-Bursh mengatakan bahwa tentara Israel telah memerintahkan pejabat rumah sakit untuk mengevakuasinya pada Senin (23/12). Perintah tersebut diberikan sebelum menyerang rumah sakit pada Selasa dini hari dan memaksa mereka yang berada di dalamnya untuk pergi.
"Rumah Sakit Indonesia telah lumpuh akibat serangan dalam beberapa bulan terakhir. Sebagian besar fasilitas telah rusak, yang memaksa banyak orang untuk mengungsi," ujar Mahmoud dari Al Jazeera.
"Pada tengah malam, militer Israel mengeluarkan peringatan kepada semua orang di dalam rumah sakit, termasuk pasien, untuk meninggalkan gedung dan berada di jalan-jalan dalam cuaca dingin di tengah intimidasi oleh tank dan quadcopter," tambahnya.
Dikatakan bahwa pimpinan rumah sakit, otoritas kesehatan dan organisasi hak asasi manusia di dalam maupun luar Gaza telah mengutuk serangan militer Israel. Melihat situasi semakin memanas, mereka lantas meminta bantuan Internasional. Akan tetapi, situasi di utara justru semakin memburuk.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa militer Israel berusaha menghentikan layanan ketiga rumah sakit di wilayah utara. Militer Israel pun juga meminta intervensi.
Dilaporkan, beberapa serangan Israel terbaru termasuk pemboman sebuah rumah di Gaza tengah ini telah menewaskan empat orang. Termasuk seorang anak dan dua wanita. Selain itu, dikonfirmasi pada Selasa (24/12) setidaknya ada 32 kematian dalam 24 jam terakhir.
Bantuan Kemanusiaan Diserang
Tidak hanya melancarkan sejumlah serangan udara mematikan di Gaza setiap hari, militer Israel juga terus memblokir bantuan kemanusiaan yang menuju daerah tersebut. Truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan ini mengalami berbagai tantangan seiring serangan darat yang dilakukan oleh militer Israel.
Pada Senin (23/12) malam, serangan pesawat nirawak Israel menghantam area sekitar 1 km dari Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah. Israel menargetkan konvoi bantuan kemanusiaan yang ada di sana.
Diungkapkan bahwa militer Israel pada awalnya membiarkan gerombolan menyerang konvoi dengan tujuan menjarahnya. Namun sepertinya mereka belum puas. Mereka pun dengan sadis melancarkan serangan pesawat nirawak terhadap petugas keamanan yang berusaha melindungi kargo.
"Ini tampaknya serangan yang disengaja untuk menimbulkan kekacauan lebih lanjut. Israel telah menewaskan 30 orang dari petugas keamanan ini sejauh ini," ujar Mahmoud.
Banyak Petugas Kemanusiaan Terbunuh
Kepala badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA), Tom Fletcher menyatakan bahwa tahun ini ada lebih banyak petugas kemanusiaan yang terbunuh daripada yang pernah tercatat. Ia pun mengatakan bahwa Gaza saat ini menghadapi situasi yang paling berbahaya.
"Akibatnya, meskipun kebutuhan kemanusiaan sangat besar, hampir mustahil untuk mengirimkan bahkan sebagian kecil bantuan yang sangat dibutuhkan. Pihak berwenang Israel terus menolak akses yang berarti bagi kami – lebih dari 100 permintaan untuk mengakses Gaza Utara ditolak sejak 6 Oktober. Kami juga sekarang melihat runtuhnya hukum dan ketertiban serta penjarahan bersenjata sistematis terhadap persediaan kami oleh geng-geng lokal," ujarnya.
Gaza telah menewaskan sedikitnya 45.338 warga Palestina dan melukai 107.764 orang sejak 7 Oktober 2023. Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas hari itu, dan lebih dari 200 orang ditawan.