Jangan Panaskan 3 Makanan ini, Kesehatan Anda Bisa Terancam
Beberapa jenis makanan sebaiknya tidak dihangatkan kembali karena dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Apabila terdapat makanan yang tersisa, tentu sangat disayangkan jika tidak disimpan. Setelah disimpan di dalam kulkas agar tetap awet, makanan tersebut biasanya akan dipanaskan kembali sebelum dimakan.
Namun, ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan ulang karena dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Apa saja makanan yang tidak dianjurkan untuk dipanaskan kembali?
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Bagaimana cara mendapatkan lemak sehat? Namun, penting untuk memilih lemak yang sehat seperti lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan berlemak, dan minyak zaitun.
-
Bagaimana cara memperkuat daya ingat selain makan makanan sehat? Olahraga secara rutin tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan otak. Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak, yang membantu dalam memelihara sel-sel saraf dan mendukung pembentukan memori baru.
-
Kapan sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang sehat? Makanan yang baik dikonsumsi saat buka puasa adalah makanan yang dapat memberikan energi cepat, mudah dicerna, dan kaya akan nutrisi penting.
-
Bagaimana cara mengolah makanan bersantan agar lebih sehat? Dr. Fitri menyarankan agar saat memasak, para ibu memperhitungkan porsi makanan sesuai dengan kebutuhan keluarga sehingga bisa habis dalam satu kali makan.
-
Makanan apa yang baik buat menjaga kesehatan usus? Makanan fermentasi mengandung probiotik, yaitu bakteri baik yang memang dibutuhkan di dalam saluran cerna untuk membantu proses mencerna makanan. Jika ingin menjaga kesehatan pencernaan, jangan lupa juga untuk selalu mengonsumsi makanan tinggi serat. Bukan rahasia lagi kalau jenis makanan yang satu ini sangat penting untuk membantu kelancaran sistem pencernaan manusia.
Menurut ahli gizi Harini Bala, salah satu bahan yang termasuk dalam kategori ini adalah bayam. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan nitrat dalam bayam meningkat saat sayuran ini dimasak.
Ketika dipanaskan pada suhu tinggi, seperti saat menghangatkan kembali sayuran hijau, nitrat dapat berubah menjadi nitrosamin, suatu senyawa yang berhubungan dengan risiko kanker.
"Tolong jangan panaskan kembali bayam, langsung makan segera setelah Anda memasaknya," ujar Bala dalam sebuah video TikTok yang telah ditonton lebih dari 149.000 kali.
Dia menegaskan bahwa senyawa yang terbentuk dalam sayuran yang dipanaskan kembali itu "beracun."
Hindari Memanaskan Teh yang Sudah Dingin
Selanjutnya, memanaskan kembali teh yang sudah dingin juga sebaiknya dihindari. Memang, menikmati teh panas sangatlah nikmat, terutama saat cuaca dingin.
Namun, memanaskan teh yang telah dingin bukanlah pilihan yang tepat. Ketika teh dipanaskan ulang, sifat antioksidannya akan berkurang, sementara kadar tanin yang memberikan rasa pahit akan meningkat.
Bala juga menyebutkan bahwa "bakteri yang tidak aktif" dalam teh dapat menjadi "aktif" kembali jika dipanaskan, sehingga menimbulkan potensi risiko kesehatan bagi para konsumen, seperti dilansir oleh New York Post.
Bakteri Dapat Berkembang pada Nasi yang Dipanaskan Kembali
Para ahli gizi juga memberikan peringatan mengenai pemanasan ulang nasi, meskipun ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Nasi dapat dipanaskan kembali, asalkan disimpan dalam wadah kedap udara dan diletakkan di dalam lemari es dalam waktu dua jam setelah dimasak, seperti yang dijelaskan oleh Bala.
Jika nasi disimpan lebih dari dua jam sebelum dimasukkan ke dalam lemari es, ia memperingatkan bahwa hal itu dapat meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri berbahaya dalam makanan.
"Namun, jika Anda memasak nasi di pagi hari dan menyimpannya di lemari es pada malam hari untuk disantap keesokan harinya, ada kemungkinan besar akan terjadi pembentukan Bacillus cereus," tegasnya.
Gejala Keracunan Bacillus cereus
Bacillus cereus merupakan bakteri yang sering menginfeksi makanan yang mengandung tepung, dan dapat menyebabkan keracunan makanan. Penyakit ini dikenal dengan sebutan "sindrom nasi goreng" dan meskipun tergolong serius, kematian akibat infeksi ini jarang terjadi.
Menurut data dari Food and Drug Administration, diperkirakan ada sekitar 63.400 kasus keracunan yang disebabkan oleh Bacillus cereus setiap tahunnya. Gejala yang umum muncul akibat infeksi ini meliputi kram perut, mual, muntah, diare, dan demam.
Infeksi yang disebabkan oleh Bacillus cereus dapat terjadi melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi, terutama makanan yang disimpan dalam suhu yang tidak tepat. Penting untuk memperhatikan cara penyimpanan dan pemanasan makanan agar terhindar dari risiko keracunan.
Meskipun kasus kematian akibat bakteri ini jarang terjadi, gejala yang ditimbulkan dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kesadaran akan kebersihan makanan sangatlah penting untuk mencegah terjadinya keracunan.