Jarang Disadari, 3 Amalan ini Ampuh Jadi Kunci Pembuka Rezeki
Rezeki perlu diperjuangkan melalui kerja keras, tetapi terdapat tiga amalan yang sering terabaikan yang bisa menjadi pintu pembuka rezeki.
Mencari rezeki tidak sekadar melaksanakan pekerjaan, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah. Oleh karena itu, kita diwajibkan untuk bekerja demi mendapatkan rezeki yang halal dan baik.
Dalam ajaran Al-Qur'an dan hadis, dijelaskan bahwa makanan yang paling berkualitas adalah yang diperoleh dari usaha sendiri. Sebaliknya, jika seseorang mengabaikan tanggung jawabnya dalam memberikan nafkah, maka ia dianggap berbuat dosa.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Apa yang dimaksud dengan ikhtiar dalam Islam? Ikhtiar dalam Islam merujuk pada usaha sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sambil menyadari bahwa hasil akhirnya tetap bergantung pada kehendak Allah SWT.
-
Siapa yang dilarang menyambung rambut dalam Islam? Nabi Muhammad SAW dengan tegas melarang umatnya untuk menyambung rambut, baik dengan rambut asli maupun rambut palsu. Hal ini berdasarkan beberapa hadis yang menyebutkan bahwa Allah mengutuk wanita yang menyambung rambut dan meminta untuk disambungkan.
-
Kenapa wanita Muslimah diibaratkan seperti berlian Islam? “Wanita Muslimah ialah berliannya islam. Karena taka da seorang pun yang akan mengungkapkan berlian mereka pada orang asing”
-
Apa yang dimaksud dengan 'ikhtiar' dalam Islam? Ikhtiar adalah suatu usaha yang dilakukan seorang hamba secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Dengan kata lain, orang yang berikhtiar adalah mereka yang memilih berusaha daripada berdiam diri, untuk mendapatkan apa yang sedang diinginkan dalam hidup. Orang yang berikhtiar akan berusaha sebaik mungkin, dengan mengharap rahmat kebaikan dari Allah agar hajatnya dimudahkan.
-
Apa itu aib dalam Islam? Aib dalam Islam merujuk pada kekurangan atau keburukan yang dimiliki seseorang, baik itu dari segi fisik, akhlak, maupun perbuatan.
Namun, penting untuk diingat bahwa seberapa mudah atau sulitnya rezeki itu datang, semua itu merupakan kehendak Allah SWT. Oleh karena itu, Islam juga memberikan penjelasan mengenai kunci pembuka rezeki.
Habib Muhammad bin Alawi bin Umar al-'Aidarus (1351-1432 H) secara khusus menulis mengenai hal ini dalam karyanya. Kitab yang dimaksud adalah Kaifa Takunu Ghaniyan.
Dalam buku tersebut, beliau menguraikan tiga hal yang dapat membuka pintu rezeki yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Apa saja hal tersebut? Berikut adalah penjelasannya yang dikutip dari NU Online.
1. Sikap Budi Pekerti yang Baik
Wajah yang berseri-seri mencerminkan kebahagiaan. Tidak ada tanda-tanda kemarahan atau kesedihan yang terlihat. Seseorang yang terbiasa berbicara dengan bijak dan penuh pertimbangan akan lebih mudah diterima oleh orang lain.
Ia tidak cepat menghakimi, tidak pula berusaha menyudutkan atau menghardik orang lain. Sebaliknya, ia lebih memilih untuk tidak menyebarkan kebencian atau berita palsu.
Menurut penjelasan Habib Muhammad bin Umar, sifat-sifat ini akan membuat orang tersebut lebih mudah diterima di lingkungan sosialnya. Dengan sedikit permusuhan dan banyak relasi, rezekinya pun akan lebih lancar.
Hal ini tidak mengherankan, karena banyak orang di sekitarnya yang memberikan kepercayaan. Di sinilah pintu-pintu rezeki akan terbuka lebar.
Seperti yang disampaikan oleh Kanjeng Nabi Muhammad shallaallahu 'alaihi wasallam, perilaku baik akan memperkuat kesejahteraan dan memperpanjang umur. Baik pekerti akan memperkuat kesejahteraan dan memanjangkan usia. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad (164-241 H) dalam Kitab Musnad.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk menjaga sikap dan perilaku agar dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang lain, yang pada gilirannya akan membawa banyak kebaikan dalam hidup kita. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama tidak hanya memberikan dampak positif bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita.
2. Mencari Nafkah Rezeki di Pagi Hari
Setelah waktu subuh, disarankan untuk tidak tidur. Hal ini karena Baginda Nabi memberikan doa keberkahan kepada umatnya yang memulai aktivitas di pagi hari. Doa tersebut tercantum dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (202-275 H).
Ketika mengirimkan pasukan untuk berperang, Nabi juga selalu memilih waktu pagi sebagai waktu yang tepat. Banyak sahabat yang memulai usaha dagang di pagi hari, tidak hanya untuk mendapatkan berkah dari doa Nabi, tetapi juga sebagai bentuk cinta mereka mengikuti jejak beliau.
Salah satu sahabat yang terkenal adalah Sayyidina Shakhr bin Wada'ah al-Ghamidi. Bahkan, para ulama salaf-saleh dari generasi berikutnya dengan tegas melarang tidur setelah subuh. Mereka berpendapat bahwa tidur pada waktu ini dapat menjadi penyebab kemiskinan.
3. Menghormati dan Menyajikan Hidangan Kepada Tamu
Dalam berbagai riwayat hadis, Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menghormati tamu yang datang. Kehadiran tamu dianggap sebagai berkah bagi tuan rumah, karena mereka membawa rezeki.
Ketika tamu pergi, mereka akan membawa serta dosa-dosa pemilik rumah. Dengan kata lain, kunjungan tersebut dapat menjadi penghapus dosa. Hadis ini dicatat oleh Imam al-Dailami (509 H) dalam kitabnya, Musnad al-Firdaus.
Lebih lanjut, Nabi SAW juga menegaskan bahwa salah satu tanda seseorang memiliki iman yang sempurna kepada Allah dan Hari Akhir adalah sikap mereka yang suka menghormati tamu. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (194-256 H) dan Imam Muslim (204-261 H).
Secara logis, setiap tamu pasti memiliki maksud tertentu saat berkunjung ke rumah orang lain. Apabila seseorang menyambut tamu dengan baik dan menjamu mereka sesuai dengan kemampuan, tentu tamu tersebut akan merasa dihargai dan nyaman.
Dengan demikian, mereka cenderung akan berusaha untuk membalas kebaikan tersebut, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Ini dapat terjadi baik secara langsung maupun di kesempatan yang lain. Hal ini juga berhubungan dengan aspek relasi ekonomi, di mana saling menghormati dan menghargai dapat memperkuat ikatan antar individu.