Kisah Perwira Tinggi AU Akui Langgar Aturan saat Taruna, Semua Demi Bantu Orangtua
Terdapat salah satu kisah unik semasa Marsekal Pertama Wastum muda. Ia mengaku sempat melanggar aturan Taruna demi bisa membantu ayahnya di sawah.
Kisah anak kampung menjadi perwira tinggi TNI kali ini begitu inspiratif. Perwira dari Angkatan Udara itu adalah Komandan Komando Sektor III Koopsud III, Marsekal Pertama Wastum.
Marsekal bintang satu ini memiliki julukan Wastum "Conda". Merupakan lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara tahun 1996.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
Terdapat salah satu kisah unik semasa Wastum muda. Ia mengaku sempat melanggar aturan Taruna demi bisa membantu ayahnya di sawah. Bahkan, menolak dikunjungi rumahnya di pelosok.
Penasaran dengan sepak terjang Marsma Wastum? Simak kisah inspiratifnya berikut ini, dikutip dari kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa, Rabu (13/7).
Anak Pelosok Jadi Taruna
kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Kisah unik datang dari Marsma Wastum. Pria asal Dusun Ujunggebang, Susukan, Cirebon, Jawa Barat, ini pernah mengungkapkan desanya cukup terpencil.
Tempat tinggalnya bahkan baru mendapatkan listrik, tepatnya setelah dirinya lulus dari penerbangan.
Wastum pernah mengaku tak layak menerbang pesawat tempur karena tangannya kasar.
"Karena tangan saya ini kasar. Saya itu pencangkul ulung. Saya hanya membantu bapak saya di sawah, menyiapkan ladang, ibu saya mengantar se-simple itu kehidupan saya. Sampai saya taruna, saya masih nyangkul," kata Wastum.
Akui Langgar Aturan saat Taruna
kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Dalam aturannya, seorang Taruna dilarang melepas atribut. Tapi sebagai anak laki satu-satunya, Wastum tentu tak ingin membebani orangtua.
Alhasil, Wastum terpaksa melanggar aturan dan mengenakan pakaian sipil untuk menyusul ayahnya menyangkul di sawah.
"Kalau boleh dikatakan, saya dulu pernah melanggar aturan Taruna. Kalau pulang ke kampung, tidak boleh pakai baju sipil. Tapi saya langgar itu," papar Wastum.
kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Sebagai anak petani, Wastum tak sanggup melepaskan tanggung jawabnya dalam membantu orangtua di sawah.
"Karena saya tidak mungkin di kampung sementara saya pakai baju Taruna, bapak saya ke sawah nyangkul. Saya anak cowok satu-satunya. Saya lepaskan semua atribut itu," imbuhnya.
Nyangkul di Sawah Sampai Tingkat 3 Taruna
kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Setiap momen kepulangan atau libur dari AAU, Wastum akan menyempatkan diri untuk menyangkul di ladang bersama orangtuanya.
"Saya menggunakan (celana) training, walaupun saya tidak melanggar betul karena saya masih pakai training, tapi saya nyangkul sama bapak saya menyiapkan ladang untuk ditanami padi," tutur Wastum.
Hal itu dilakukannya terus sampai di tingkat tiga. Bahkan saat dirinya sudah berpangkat komandan kala itu, Wastum melarang pada adik tingkatnya untuk bertandang ke rumah.
"Sampai tingkat tiga, saya sebagai Komandan Kopral Taruna kan adik-adik suka datang ke rumah. Saya sudah wanti-wanti, jangan datang ke rumah saya, enggak boleh. Itu perintah dari saya," ujarnya.
Adik Tingkat Dibentak Dilarang Datang ke Desanya
kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Lantaran merasa kasihan dengan para adik tingkatnya, Wastum lantas melarang mereka untuk datang ke desanya.
"Komandan kamu sudah memerintahkan kamu jangan ke rumah saya. Karena jalan ke rumah saya itu masih makadam pak. Jadi kasihan kalau mereka datang ke rumah saya pakai mobil," tegas Wastum.
kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Kendati demikian, tak disangka adik-adik tingkat di Taruna datang ke rumah mengendarai mobil.
"Ternyata betul saja, adik-adik kami datang pakai mobil sedan pula. Adik (kandung) saya ke sawah, 'Kang ada temannya datang'," cerita Wastum menirukan sang adik.
Menolak Diberi Hormat dan Salam Komando
kanal YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa ©2022 Merdeka.com
Posisi Wastum kala itu masih menyangkul di sawah, akhirnya terpaksa pulang ke rumah karena dipanggil sang adik.
Sama-sama terkejut. Wastum tak menyangka akan kehadiran adik-adik Taruna, sama halnya dengan mereka yang kaget dengan penampilan Wastum.
"Ngapain ini bocah-bocah. Akhirnya saya masih pakai cangkul, kirain teman saya. Rupanya adik-adik saya. Dia lihat saya, 'Ini senior saya apa bukan. Selamat siang Mayor Taruna'," ungkap Wastum.
Karena tak mengenakan seragam dan atribut Taruna, Wastum pun menolak untuk diberi hormat komando dari adik-adik tingkatnya itu.
"Sudah-sudah jangan hormat ini saya lagi pakai ini (baju sipil dan caping). Nasib itu kita tidak tahu ya. Begitu ada pemilihan, dari bakat saya, nilai terbang saya. Saya masuk jadi penerbang tempur, F16 pula. Waktu itu F16 yang tertinggi," pungkasnya.
(mdk/kur)