Mengenal 'Mato' Rahasia Besar di Balik Rumah Makan Padang Laris Manis dan Usahanya Langgeng Terus
Rahasia dibalik suksesnya restoran Padang yang bisa bertahan hingga puluhan tahun.
Rumah makan khas Padang menjadi salah satu restoran favorit bagi masyarakat Indonesia. Tempat ini menjual makanan khas daerah Minangkabau, Sumatera Barat yang terkenal dengan cita rasa gurih dari aneka rempah-rempah.
Kita bisa dengan mudah menemukan warung makan Padang di setiap daerah di nusantara. Popularitas sajian 'Nasi Padang' membuat banyak orang melihat hal ini menjadi salah satu peluang bisnis yang menjanjikan.
-
Apa nama masakan Padang yang digoreng kering dan terkenal lezat? Paru yang digoreng kering dan nasi putih hangat pasti bikin makan makin lahap.
-
Kapan rendang Padang mulai menjadi trending di media sosial? Resep rendang Padang yang terbuat dari daging sapi begitu lezat. Tak ayal jika banyak sekali yang ingin membuat masakan khas Nusantara satu ini sendiri di rumahnya masing-masing.
-
Apa yang menjadi ciri khas nasi padang? Menu khas nasi padang ada ayam pop, rendang, gulai tunjang, cincang, dendeng batako dan menu lainnya.
-
Mengapa warung kerek Mantarena menjadi viral? Aktivitas unik ini selanjutnya mulai dikenal luas masyarakat dengan sebutan warung kerek Mantarena.
-
Di mana warung nasi uduk Pak Nur berada? Pemilik kedai nasi uduk itu adalah Pak Nur. Ia menjual nasi uduk murah meriah di Jalan Citarum Raya Nomor 35, Cipayung, Ciputat yang viral karena harganya tidak masuk akal.
-
Di mana warung nasi sambal legendaris ini berada? Kuliner spesial nasi sambal dan tongkol ini terletak di area pertokoan kompleks Darmo Trade Center (DTC) Jalan Jagir Wonokromo.
Banyak warung nasi Padang berhasil mempertahankan eksistensinya selama puluhan tahun. Bahkan beberapa di antaranya sukses mendirikan cabang-cabang mereka hingga ke luar daerah.
Tak hanya bagi pemilik, bisnis warung nasi Padang di daerah Sumatera Barat ternyata juga menguntungkan para pegawainya. Rahasianya ialah karena adanya sistem 'Main Mato' dalam proses bisnisnya.
Sistem main mato adalah suatu cara penggajian yang unik dan berimbas pada pengembangan usaha. Sistem ini membuat para pekerja di restoran itu bisa bekerja dengan riang gembira karena bisa mendapat kompensasi lebih baik seiring besarnya keuntungan rumah makan.
"Kalau main mato, para pekerja lebih senang dan melakukan yang terbaik. Sebab, mereka tahu semakin baik yang mereka kerjakan, pelanggan akan bertambah, dan mato yang mereka terima juga bertambah," ujar seorang pengelola restoran di Kota Padang, Ajo In, dikutip dari laman Liputan6 (21/11/2024).
Berdasarkan informasi, dari sekitar 30 lebih rumah makan di kota Padang, 30% di antaranya masih memakai sistem mato. Beberapa cabang rumah makan di daerah-daerah lain yang berpusat di Sumatera Barat juga menerapkan sistem yang sama.
- Rahasia Saus Padang Ala Restoran, Ternyata Gampang Dibuat Sendiri
- Rahasia Mendapatkan Tubuh Langsing dengan Makanan Efektif untuk Membakar Lemak
- Restoran Ini Sajikan Menu Jangkrik dan Olahan Serangga Lainnya, Laris Manis Diserbu Pelanggan
- Kisah Mantan Kontraktor Tambang Sukses Jualan Bakso Modal Rp120 Ribu, Utang Rp2 Miliar Lunas
Sistem penggajian ini menempatkan para pekerja di rumah makan padang sesuai dengan fungsi, berat ringan pekerjaan, dan status pekerja di rumah makan tersebut. "Mato adalah ukuran laba yang mereka terima di luar gaji pokoknya. Kalau gaji pokok itu, hampir semuanya rata. Kalau kami di sini, hitung mato itu per 100 hari," ucap Ajo In.
Rumah makan yang dikelola Ajo In sudah menerapkan sistem mato itu sejak 25 tahun lalu. Menurut dia, dengan sistem kerja main mato itu para pekerja atau karyawan rumah makan memiliki kesempatan untuk membuka rumah makan sendiri.
Setiap rumah makan memiliki ukuran tersendiri untuk penentuan mato yang didapat tiap pegawai. Contohnya di rumah makan yang dikelola Ajo In, mato untuk kasir 6 ditetapkan 6 mato, lalu untuk tukang paluang ditetapkan sebanyak 6 mato, tukang hidang 3 mato, juru masak 7 mato, sedangkan bagi tukang cuci piring dipatok 2 mato.
"Total mato yang ada itu 100 mato, 30 mato untuk karyawan, lalu 70 mato lainnya untuk kelangsungan usaha," ujar Ajo In.
Ajo In menjelaskan omset selama 100 hari itu dikurangi biaya operasional yang terdiri atas belanja bahan baku, biaya telepon, listrik dan lain-lain. Dari situ akan didapati laba kotor. Laba kotor ini dipotong 2,5% untuk zakat lebih dulu.
"Lebih dari laba kotor tersebutlah yang dijadikan 100 mato. Jadi laba kotor itu yang akan kami bagi dengan induk semang," kata Ajo in.
Meski sistem penggajian tidak seperti pada umumnya, namun kebanyakan pekerja di rumah makan Padang yang menggunakan sistem mato mengaku puas. Sebab, mereka bisa terang-terangan melihat omset yang didapat rumah makan tersebut.
Tak hanya itu, banyak pekerja juga mengaku lebih untung karena mereka mendapatkan bayaran sesuai dengan apa yang dikerjakan. Namun, sistem ini bisa jadi merugikan karyawan apabila restoran mengalami penurunan omset.
Bagaimana tidak? Jika rumah makan untung besar, gaji karyawan bisa mencapai belasan juta rupiah. Namun jika ternyata rumah makan merugi, mereka juga bisa jadi hanya mendapatkan bayaran yang tak seberapa.
"Tapi biasanya kalau sepi, induk semang berikan kas bon pada setiap karyawan. Tapi tidak langsung sekali ke 13 karyawan yang ada, kami ganti-gantian diberi kas bon," ujar Ajo In.
Ajo In mengatakan, selama dua dekade lebih ia bekerja, keuangan dari rumah makan sangat transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Keadaan ini pulalah yang membuat setiap karyawan berlomba-lomba memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan.
Berkat kepopuleran 'Nasi Padang', kita bahkan bisa menemukan warung makan khas Padang di beberapa negara. Sedangkan di Indonesia sendiri, jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu outlet.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah warung masakan Padang di daerah Provinsi Sumatera Barat mencapai 1.972 berdasarkan data yang dirilis pada tahun 2023 lalu.