Pak Bhabin Merinding Dengar Penjelasan Dokter Forensik Polri soal Cara Autopsi Jenazah, Lihat Langsung Alat-alatnya
Begini reaksi Pak Bhabin saat dijelaskan tata cara autopsi oleh dokter jenderal bintang 1 Polri.
Herman Hadi Basuki atau Pak Bhabin melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati Instalasi Kedokteran Forensik. Pak Bhabin masuk ke ruang autopsi dan bertemu dengan dokter perempuan berpangkat jenderal bintang 1.
Dokter tersebut adalah Brigjen Sumy Hastry Purwanti. Brigjen Sumy Hastry merupakan ahli forensik di rumah sakit Polri. Brigjen Hastry setiap hari menangani korban yang hendak diautopsi.
- Bukan Bunuh Diri, Ini Hasil Autopsi Tahanan Tewas di Rutan Polsek Kumpeh Ilir Jambi
- Dokter Forensik Ambil 19 Sampel Usai Autopsi Ulang Jenazah Afif Maulana, Hasil Diumumkan 4 Minggu Lagi
- Kronologi Santri di Jambi Tewas Penuh Luka: Telepon Ibu Mau Kasih Kejutan, 2 Jam Kemudian Meninggal
- Hasil Autopsi Anak Dibanting Ayah Kandung di Penjaringan: Patah Tulang Tengkorak-Jaringan Otak Rusak
Pada kesempatan itu, dia menjelaskan tata cara autopsi kepada Pak Bhabin.
Lantas, bagaimana reaksi Pak Bhabin ketika mendengar penjelasan tata cara otopsi jenazah? Simak ulasannya sebagai berikut.
Pak Bhabin Terima Penjelasan Tata Cara Autopsi
Momen Pak Bhabin bertemu dokter Brigjen Sumy Hastry Purwanti itu diunggah dalam sebuah video di channel Youtube POLISI MOTRET. Dalam video tersebut, Pak Bhabin mendengarkan dengan sangat saksama penjelasan dari Brigjen Hastry tentang bagaimana tata cara autopsi.
Langkah pertama sebelum melakukan autopsi adalah dengan memeriksa di bagian luar korban untuk mencari tanda-tanda kekerasan. Jika korban sudah dalam keadaan sulit diidentifikasi, maka dokter akan melakukan identifikasi, dari jenis kelamin hingga tinggi badan.
“Ya pertama kita periksa luar, dicari tanda-tanda kekerasan yang menyebabkan dia meninggal. Luka-luka luar seperti luka lecet, luka iris, luka bacok, luka bakar, luka tembak, seperti itu,” kata Brigjen Hastry.
Brigjen Hastry mengaku ia pernah mengautopsi jenazah dengan berbagai kondisi. Mulai dari korban kecelakaan, hingga jenazah yang kembali diangkat dari kuburnya.
“Pernah sampai 5 bulan ada. Bongkar kubur namanya. Ternyata jenazahnya masih bagus karena di udara yang dingin toh,” jelas Brigjen Hastry.
Melihat Alat-alat Autopsi
Setelah melihat tulang jenazah, Pak Bhabin melanjutkan belajar tentang alat-alat yang digunakan untuk melakukan autopsi. Alat-alat tersebut tidak jauh berbeda dengan alat-alat bangunan.
Ada bor, alat gergaji tulang kepala, hingga gunting dan pisau kecil yang disiapkan ketika akan melakukan autopsi. Pak Bhabin melihatnya satu-persatu dan merasa merinding dengan apa yang ia saksikan.
“Ini gergaji mesin untuk kepala, ini buat ngebor ini,” kata Brigjen Hastry.
Melihat alat-alat yang digunakan untuk autopsi, Pak Bhabin merasa merinding karena penjelasan dari Brigjen Hastry yang sangat mendetail.