Sempat Dibilang Gila, Hidayat Arsani Kini Sukses Tanam Pohon Aren di Tanah 20 Hektare dan Bisa Gaji Karyawan Rp3 Juta Per Orang
Cerita eks Wagub sempat diremehkan saat memulai budidaya pohon aren.
Cerita eks Wagub sempat diremehkan saat memulai budidaya pohon aren.
Sempat Dibilang Gila, Hidayat Arsani Kini Sukses Tanam Pohon Aren di Tanah 20 Hektar dan Bisa Gaji Karyawan Rp3 Juta Per Orang
Eks Wakil Gubernur (Wagub) Bangka Belitung Hidayat Arsani membagikan kisahnya dalam membudidayakan pohon aren.
Hal tersebut disampaikan melalui unggahan video di kanal Youtube Daarul Mahabbah Babel Official.
Dalam ceritanya, Arsani mengaku pernah disebut 'gila' ketika memulai melakukan budidaya aren. Simak ulasannya:
- Uniknya Guro-guro Aron, Seni Budaya Khas Tanah Karo Beranggotakan Muda-mudi saat Mengerjakan Ladang
- Ogah Kerja karena Gajinya Kecil, Remaja Usia 18 Tahun Pilih Dagang Kaki Lima Penghasilan Sehari Jutaan Rupiah
- Kisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot
- Karyawan Bobol Gudang Sembako Milik Bosnya, Mentega Senilai Rp200 Juta Raib Dicuri
Eks Wagub Budidaya Aren
Dalam video yang dibagikan, Hidayat Arsani menunjukkan lahan seluas 20 hektare yang sedang ia kembangkan menjadi perkebunan aren.
Lokasi perkebunan tersebut ada di Desa Sempan Kecamatan Pemali Kabupaten Bangka Induk Kepulauan Bangka Belitung.
Budidaya pohon aren itu baru dilakukan oleh Arsani sejak 4 tahun 6 bulan yang lalu.
Saat ini, dia juga baru memiliki tiga pohon aren yang bisa dipanen.
Sedangkan ratusan pohon lainnya masih dalam tahap pertumbuhan.
Meski baru memiliki tiga pohon yang produktif, namun Arsani sudah memiliki 8 orang pekerja.
"Ini baru tiga pohon saja yang produktif tapi mampu memberikan gaji untuk 8 orang rata-rata seorang Rp3 juta sebulan," kata Arsani.
Sempat Disebut Gila
Di awal dirinya melakukan budidaya aren, Arsani mengaku jika ia sempat disebut gila oleh orang-orang.
Namun, setelah 4 tahun lebih kini Arsani sudah bisa merasakan hasil dari budidaya aren yang dilakukan.
"Dulu orang bilang saya bahasa Bangkanya itu 'Taipau' orang gila.
Sekarang bisa tidak orang mengatakan itu kepada saya ada buktinya," kata Arsani.
Jumlah tersebut bisa diolah menjadi gula aren sebanyak 10 kilogram. Kemudian, gula aren dijual dengan harga Rp60 ribu per kilo.
Jika Arsani memiliki tiga pohon yang produktif menghasilkan nira, maka ia bisa mendapat uang sekitar Rp1,8 juta satu hari.
Selain itu, dia juga membentuk kelompok tani yang bertujuan untuk membantu masyarakat khususnya para petani di daerahnya.
Dia berharap, kedepan Bangka Belitung bisa menjadi salah satu daerah pengekspor gula aren terbesar di dunia.