Unik, Pedagang Jajanan Khas Indonesia di Pasar Suriname Pakai Bahasa Jawa
Sebuah video memperlihatkan suasana pasar di Suriname yang menjual jajanan khas Indonesia, bahkan, para pedagangnya berinteraksi dengan menggunakan bahasa Jawa
Pemerintah Belanda di masa lalu membawa puluhan ribu masyarakat Jawa untuk diboyong dan bekerja di Suriname.
Hal itu kemudian membuat sebagian masyarakat Suriname saat ini masih mahir berbahasa Jawa.
-
Apa yang sedang dicari oleh Warga Negara Suriname di Klaten? Saskia Paiman, seorang warga negara Suriname, berkesempatan berkunjung ke tanah leluhurnya di Pulau Jawa. Ia pun mencari jejak keturunan leluhurnya yang berada di Dukuh Tombol, Desa Dalangan, Kecamatan Tulung, Klaten.
-
Apa yang menjadi keinginan utama orang-orang Jawa Suriname? Mereka ingin berkunjung ke tanah leluhur, namun terkendala biaya yang amat sangat mahal.
-
Bagaimana orang Jawa di Suriname mempertahankan tradisi mereka? Orang-orang Jawa di sana masih memegang teguh tradisi, dari nama hingga upacara kematian. Orang Jawa di Suriname mempertahankan ritual Jawa, bahkan yang di Indonesia tradisi Jawa itu mulai ditinggalkan.
-
Kenapa orang-orang Jawa bermigrasi ke Suriname? Mereka berharap bisa mendapatkan penghasilan besar di sana dan suatu saat bisa kembali ke Bojonegoro. Saat itu, ekonomi Suriname lebih maju dibanding Jawa.
-
Apa bahasa yang digunakan oleh sebagian besar penduduk Suriname dalam kehidupan sehari-hari? Berbeda dengan penggunaan bahasa Belanda, masyarakat Suriname lebih memilih berkomunikasi dalam bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kapan leluhur Warga Negara Suriname itu pergi ke Suriname? Berdasarkan penuturan Mbak Saskia, Mbah Wiryodilopo ditinggal orang tuanya ke Suriname pada tahun 1920-an.
Sebuah video memperlihatkan suasana pasar di Suriname yang menjual jajanan khas Indonesia, bahkan, para pedagangnya berinteraksi dengan menggunakan bahasa Jawa. berikut ulasannya.
Pedagang Suriname pakai Bahasa Jawa
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Budi Sarwono
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Budi Sarwono memperlihatkan suasana pasar Suriname yang memiliki pemandangan tidak jauh berbeda dengan di Indonesia.
Pasalnya, sebagian besar pedagang di sana masih mahir berbahasa Jawa dengan logat Jawa yang sangat fasih.
"Jamu nggeh ditumbas kantun kalih niku (jamu ya dibeli tinggal dua itu)," ujar salah satu penjual jamu yang sedang bertransaksi.
Jual Jajanan Khas Indonesia
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Budi Sarwono
Di pasar Suriname juga masih menjual berbagai jenis makanan khas Indonesia yang unik. Seperti jenang gendul, cenil, lemper, onde-onde, dan lain sebagainya.
Sebagian besar pedagang di sana merupakan keturunan asli Jawa yang sudah masuk generasi ke-3.
Salah seorang pedagang bernama Marinem yang menjual jajanan pasar khas Indonesia itu pun sudah berusia 76 tahun dan masih aktif berjualan jajanan khas Jawa.
Warga Jawa ke Suriname
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Budi Sarwono
Pada periode tahun 1890-1939, masyarakat Jawa dibawa oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk berangkat ke Suriname.
Migrasi tersebut terjadi setelah penghapusan perbudakan di negara Amerika Selatan, sehingga Belanda membawa orang-orang Jawa ke Suriname sebagai buruh kontrak.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/Budi Sarwono