16 tahun rugi, Dahlan rela TelkomVision dicaplok Chairul Tanjung
Dahlan mengaku tak tahu mengapa CT yang menang tender membeli 80 persen saham Telkomvision.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan merelakan salah satu anak perusahaan Telkom yaitu televisi berbayar Telkomvision diserahkan kepada pengusaha Chairu Tanjung. Menurut Dahlan, Telkomvision sudah 16 tahun selalu merugi.
"Telkomvision sudah 16 tahun. Selalu rugi, perusahaan yang rugi terus, ya gimana," ucap Dahlan ketika ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (18/6).
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan KH Ahmad Dahlan dilahirkan? KH Ahmad Dahlan, yang lahir dengan nama Muhammad Darwis, dilahirkan pada 1 Agustus 1868 di Kampung Kauman, Yogyakarta.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Kapan Sultan Iskandar Muda berkuasa? Ia berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
Dahlan memaklumi keputusan bos Telkom untuk mengamputasi Telkomvision dan menyerahkannya kepada CT. Dahlan mengaku tidak tahu bagaimana ceritanya pemilik CT Corpora yang membawahi Trans TV dan Trans7 itu bisa memenangkan tender TV berbayar tersebut.
"Itu urusannya direksi dan komisaris Telkom masalah tender. Yang menang CT. Telkom itu anak usaha telkom berusia 16 tahun. Enggak pernah untung. Rugi terus, sehingga saya maklum Telkom amputasi," ungkapnya.
Dahlan juga enggan berkomentar kenapa PT Elang Mahkota Teknologi, pemilik SCTV yang kabarnya ikut tender bisa kalah dari CT. Mantan Direktur Utama PLN ini yakin, jika Direktur Utama Telkom Arief Yahya punya jawabannya.
"Tanyakan direktur dulu. Ya, saya tidak bisa maksa SCTV yang menang. Karena mereka bersaing dalam tender," tutupnya singkat.
Kabar pembelian Telkomvision oleh CT muncul pada 5 Juni lalu. Pria yang juga Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu mendadak mencaplok 80 persen saham TelkomVision, tanpa ada kabar sebelumnya. Nilai pencaplokan anak usaha BUMN ini diperkirakan mencapai USD 100 juta.
Selepas diakuisisi CT, Telkom berperan sebagai penyedia infrastruktur, sedangkan CT Corpora miliknya akan menyediakan konten layanan televisi berbayar itu.
"Bersama Telkom, kami berkomitmen untuk memajukan industri TV berbayar bagi masyarakat Indonesia melalui TelkomVision," kata Chairul saat peresmian akuisisi dengan Telkom.
Persaingan pasar televisi berbayar di Tanah Air memang masih panas. Berdasarkan riset Media Partners Asia, penetrasi TV berbayar pada 2012 di India mencapai 83 persen dari total rumah tangga, Singapura 81 persen, China 54 persen, sedangkan Indonesia masih sangat kecil yakni 7 persen. Penguasa saat ini adalah Indovision milik MNC Grup yang dimiliki Harry Tanoesoedibjo.
Di saat CT masuk mencaplok TelkomVision, Grup VIVA milik Aburizal Bakrie pun berencana membuat televisi berbayar. Namun apa nama dan kapan diluncurkan masih belum diketahui.
(mdk/ard)