Bisnis Belut dengan Modal Awal Cuma Rp250.000, Ibu Ini Sukses Sekolahkan Anak Hingga Jadi TNI
Fitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005. Saat itu mereka hanya memiliki modal awal sekitar Rp250.000.
Memulai dan mengembangkan bisnis dari nol bukanlah hal yang mudah. Apalagi dengan modal awal yang terbatas dan target pasar yang tidak menentu. Namun, Fitri Puji Lestari, seorang pengusaha peyek belut asal Bantul, Yogyakarta mampu membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih kesuksesan.
Fitri dan suami memulai usaha peyek belut pada tahun 2005. Saat itu mereka hanya memiliki modal awal sekitar Rp250.000.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Bagaimana cara kata-kata inspiratif memotivasi seseorang? Kata-kata inspiratif singkat umumnya berupa kalimat sederhana. Namun di balik kalimat-kalimat sederhana itu, terdapat makna yang mendalam.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Kapan kata-kata inspiratif menjadi tren? Kumpulan kata-kata hari ini penuh inspirasi dan makna mendalam.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
Keberhasilan pertamanya datang ketika banyak teman dan tetangga mulai menitipkan belut untuk dijual kembali. Fitri yang awalnya hanya menjadi pengepul, akhirnya melihat peluang untuk mengolah peyek tersebut menjadi produk camilan peyek belut.
Dia mulai menggoreng belut dan memasarkan hasil olahan tersebut. Seiring berjalannya waktu, reputasi dan kepercayaan dari pelanggan pun semakin meningkat, sehingga usaha Peyek Belut Maju Mapan ini bisa terus berkembang.
Tantangan di Tengah Pandemi
Seperti kebanyakan usaha kecil lainnya, pandemi covid 19 menjadi ujian berat bagi usaha Peyek Belut Maju Mapan milik Fitri. Penjualan menurun drastis, bahkan pemesanan dari luar kota seperti Palembang, Bogor, dan Jakarta sempat terhenti.
Namun, hal ini tidak membuat Fitri patah semangat. Dia tetap berinovasi, menyesuaikan strategi pemasaran, dan berusaha mempertahankan kualitas produknya.
"Pas covid itu penjualannya ngga seperti biasa. agak down dan drop, tapi kita tetap bertahan," kata Fitri dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip pada Selasa (8/10).
- Tak Disangka, Pria Lulusan SD Nekat Bisnis Belut Modal Rp300.000 Kini Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah per Pekan
- Modal Rp 4 Juta, Pemuda Ini Sukses Buka Usaha Minuman Es Jeruk hingga Habiskan 1,5 Kuintal Jeruk/bulan
- Modal Awal Cuma Rp40 Ribu, Wanita Ini Sukses Bisnis Camilan Singkong dan Raup Cuap Ratusan Juta
- Sempat Bohongi Istri, Pria Sleman Ini Sukses Budidaya Belut hingga Punya 200 Kolam
Tidak hanya itu, Fitri juga berani memperluas pasarnya hingga ke luar negeri. Produknya pernah dikirim ke Korea dan Taiwan atas permintaan khusus dari pelanggan. Semua ini dia lakukan tanpa mengabaikan kualitas dan keaslian rasa dari produk belut yang dijualnya.
Memberdayakan Masyarakat
Salah satu kunci keberhasilan Fitri adalah kemampuannya untuk berinovasi dan beradaptasi. Dari sekadar pengepul belut, kini Payak Belut Maju Mapan memiliki dua varian produk, yaitu belut dengan tepung tipis dan tepung biasa.
Setiap hari, Fitri bisa mengolah hingga 30 kilogram belut, yang hasil akhirnya kemudian dikemas dan dijual ke warung dan pasar serta pusat oleh-oleh.
Selama bertahun-tahun menjalankan bisnis ini, Fitri telah mengatasi banyak tantangan, mulai dari fluktuasi harga belut hingga perubahan cuaca yang mempengaruhi pasokan. Dengan semangat pantang menyerah, dia berhasil mengelola semua kendala tersebut hingga mampu mencetak omzet jutaan rupiah per bulan.
Keberhasilan usaha ini tidak hanya memberi dampak positif bagi kehidupan keluarga Fitri. Kini, dia juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan membuka lapangan pekerjaan baru, khususnya untuk ibu-ibu rumah tangga yang membutuhkan penghasilan tambahan.
Mereka dilibatkan dalam berbagai proses produksi, seperti pemotongan, penggorengan, hingga pengemasan peyek belut. Dengan cara ini, Fitri berharap usahanya tidak hanya membawa manfaat untuk keluarganya, tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya.
Kunci Sukses
Ketika ditanya tentang rahasia suksesnya, Fitri menyebutkan bahwa kunci utama sukses adalah ketekunan, doa, dan keikhlasan. Baginya, setiap usaha yang dilakukan dengan sepenuh hati dan niat yang baik akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Dia juga percaya bahwa rezeki sudah ada yang mengatur, dan yang terpenting adalah berani memulai, sabar, dan tetap bersyukur atas setiap proses yang dijalani.
"Kita memulainya harus dengan semangat, yakin usaha kita akan berjalan lancar. Selalu mencoba menjalani apapun keadaannya dan tetap bersyukur," kata Fitri.
Berkat usaha Payak Belut Majumapan, Fitri tidak hanya bisa membiayai pendidikan anak-anaknya, tetapi juga telah mengantarkan anak pertamanya untuk berkarier di dunia militer sebagai anggota TNI.
Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa usaha kecil yang dikelola dengan baik, kerja keras, dan optimisme mampu menghasilkan sesuatu yang besar dan membanggakan.
Reporter Magang: Thalita Dewanty