Bos Google Tempati Peringkat Teratas CEO dengan Gaji Terbesar di Dunia
Sundar Pichai, bos Google, mengantongi gaji bisa mencapai Rp 4 triliun. Riset terbaru menunjukkan dia mendapat gaji sekitar USD 280,6 juta atau setara Rp 3,9 triliun pada 2019.
Sundar Pichai, bos Google, mengantongi gaji bisa mencapai Rp 4 triliun. Riset terbaru menunjukkan dia mendapat gaji sekitar USD 280,6 juta atau setara Rp 3,9 triliun pada 2019.
Dikutip dari berbagai sumber Businessinsider, Senin (8/3), riset tersebut dirilis As You Sow, sebuah NGO yang aktif mengadvokasi para pemegang saham. Dalam laporannya menunjukkan, bos Google telah dibayar 95 persen lebih tinggi dari gaji seharusnya. Pichai idealnya hanya mendapat gaji sekitar USD 14 juta atau Rp 200 miliar.
-
Bagaimana Microsoft membangun bisnis mereka? Dia memuji Bill Gates dan Microsoft atas kegigihanya dalam membangun bisnis.
-
Kapan Bill Gates dan Microsoft membantu Apple? Pada tahun 1997, ketika Apple berada di ambang kebangkrutan, Gates dan Microsoft memainkan peran penting dalam menyelamatkan perusahaan tersebut.
-
Apa yang dilakukan oleh Microsoft dengan menggunakan teknologi AI ? Microsoft baru-baru ini membuat gebrakan menarik di dunia seni dan kecerdasan buatan (AI) menggunakan VASA-1. Mereka telah merilis sebuah video yang menampilkan Mona Lisa, lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci yang sedang 'ngerap'.
-
Mengapa Bill Gates mengagumi Steve Jobs? “Dia bisa memantrai orang. Saya sangat iri dengan cara dia bisa menginspirasi timnya,” kata Gates, demikian dikutip dari CNBC, Selasa (23/7).
-
Bagaimana Microsoft menyarankan perusahaan untuk mengadopsi AI? “Kuncinya sekarang ada pada bagaimana kita mampu menyalurkan antusiasme tersebut menjadi transformasi AI bisnis yang nyata, dengan melakukan tiga hal. Pertama, identifikasi masalah bisnis dan integrasikan AI ke dalam solusinya. Kedua, ambil pendekatan top-down dan bottom-up. Ketiga, prioritaskan pelatihan keterampilan AI bagi setiap individu,” ujar Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia dalam keterangannya, Kamis (13/6).
-
Siapa saja yang terlibat dalam penandatanganan kemitraan strategis antara BRI dan Microsoft? Penandatanganan perjanjian kerja sama ini dilakukan oleh Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha, dan Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, Rabu (24/4).
Laporan tersebut juga menunjukkan gaji Pichai bahkan 1.000 kali lipat lebih banyak dibanding rata-rata gaji karyawan Google yaitu USD 258,7 ribu atau Rp 3,7 miliar setahun. Dengan gaji selangit itu, Pichai berada di peringkat pertama sebagai CEO dengan bayaran paling mahal di dunia.
Selain itu, masuk juga nama bos Microsoft, Satya Nadella dalam daftar 25 teratas. Bos Microsoft ini berada di peringkat 24 sebagai CEO dengan gaji tertinggi. Tahun 2019, Nadella mengantongi gaji USD 42,9 juta setara Rp 613 miliar.
Gaji yang didapatkan ini dinilai 65 persen lebih tinggi dari gaji seharusnya yaitu USD 27,9 juta setara Rp 399 miliar. Jika dibandingkan dengan gaji rata-rata Karyawan Microsoft sebesar USD 172,5 ribu atau Rp 2,4 miliar, Nadella mendapat gaji 249 kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata karyawannya.
Selain itu, dalam laporan berjudul ‘100 most Overpaid CEO’ tersebut, As You Sow juga melaporkan rata-rata gaji 100 CEO teratas menyentuh nilai USD 21,3 juta setara Rp 304 miliar pada 2019. Gaji itu naik 14 persen dari tahun sebelumnya.
Gaji Tinggi CEO Tak Berbanding Lurus dengan Dividen
As You Sow telah melakukan riset terhadap gaji CEO selama lima tahun terakhir sejak 2015. Dalam riset terbaru mereka juga menemukan perusahaan yang secara konsisten memasukkan CEO mereka ke dalam daftar bos dengan gaji termahal justru cenderung memiliki kinerja keuangan yang jeblok.
Ada 9 CEO yang selalu masuk daftar teratas penerima gaji tertinggi selama 2015 hingga 2019 berturut-turut, yang jika diakumulasikan gaji mereka sekitar USD 2 miliar setara Rp. 28,6 triliun.
Namun, analisis As You Sow menemukan kesembilan perusahaan tersebut justru memiliki nilai dividen yang lebih rendah dibanding perusahaan kategori S&P 500 lain yang CEOnya justru memiliki gaji jauh lebih kecil dan belum pernah masuk daftar tersebut.
Sembilan perusahaan tersebut ialah, Discovery, Walt Disney, Comcast, AT&T, Goldman Sachs, IBM, McKesson, Ralph Lauren, and Regeneron. Kondisi ini bisa jadi mengindikasikan buruknya beberapa aspek dalam sistem kerja perusahaan.
"Akuntabilitas yang buruk, tata kelola yang lemah, dan kurangnya perhatian terhadap kepentingan pemegang saham," tulis Rosanna Landis Weaver dalam laporan tersebut.
Bukan hanya itu, tingginya gaji CEO di beberapa perusahaan berkinerja jeblok ini menjadi catatan khusus terutama karena ketimpangan yang sangat tinggi antara gaji CEO dengan rata-rata karyawannya.
"Sementara itu, seperti yang dicatat laporan ini, upah pekerja sekarang mewakili bagian ekonomi yang paling rendah sejak 1940-an. Krisis ketidaksetaraan ini membuat tindakan terhadap gaji CEO menjadi semakin penting," sebut Rober Reich, mantan Menteri Ketenagakerjaan AS.
Reporter: Abdul Azis Said
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)