Daya Beli Masyarakat Lesu Hingga Minus 5,5 Persen di Kuartal II-2020
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 turun hingga minus 5,51 persen. Angka tersebut jauh merosot di bawah konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2020 sebesar 2,83 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 turun hingga minus 5,51 persen. Angka tersebut jauh merosot di bawah konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2020 sebesar 2,83 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pelemahan terdapat pada seluruh komponen konsumsi rumah tangga. Hanya dua yang tumbuh melambat yaitu komponen perumahan dan perlengkapan rumah tangga serta komponen kesehatan dan pendidikan.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
"Apa yang terjadi pada konsumsi rumah tangga sehingga mengalami kontraksi yang dalam sebesar 5,51 persen. Seluruh komponen rumah tangga mengalami kontraksi," ujar Suhariyanto, Jakarta, Rabu (5/8).
Pertumbuhan negatif paling dalam terlihat pada restoran dan hotel. Penjualan eceran juga mengalami kontraksi pada seluruh kelompok penjualan antara lain makanan, minuman dan tembakau.
"Penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor juga mengalami kontraksi. Jumlah penumpang angkutan rel, laut dan udara terkontraksi. Nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit terkontraksi," jelasnya.
Dua komponen rumah tangga yang masih tumbuh tetapi melambat adalah perumahan dan perlengkapan rumah tangga. Hal tersebut terlihat dari konsumsi listrik yang meningkat dibanding biasanya.
"Di sana bisa terlihat bahwa volume penjualan listrik PLN ke rumah tangga itu masih tumbuh 11,99 persen. Sementara kesehatan dan pendidikan indikatornya adanya klaim bruto BPJS Kesehatan dan ketenagakerjaan," tandasnya.
Baca juga:
Sektor Informasi dan Komunikasi Tumbuh 10,88 Persen di Tengah Pandemi
BPS: Ekonomi Seluruh Provinsi di Indonesia Tumbuh Negatif Kecuali Papua dan Maluku
Pertumbuhan Ekonomi RI Pernah Minus 6,13 Persen di Kuartal I-1999
Larangan Mudik Hantam Industri Penerbangan Hingga Minus 80 Persen
Ini Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Minus 4,19 Persen
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2020 Minus 4,19 Persen