Dolar capai Rp 14.700, pemerintah sebut mata uang dunia ikut melemah
Menko Darmin mengatakan, krisis Argentina cukup membuat pasar terkejut. Sebab, negara tersebut sempat mengajukan pinjaman kepada Dana moneter internasional sebesar USD 50 miliar. Menko Darmin mengatakan dampak krisis Argentina masih lebih minim jika dibandingkan dengan efek krisis Turki terhadap Indonesia.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelemahan Rupiah hingga Rp 14.700 per USD disebabkan oleh krisis yang terjadi di Argentina. Dia menegaskan, pelemahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga beberapa negara lain di Asia Tenggara.
"Iya (dominan karena Argentina). Nantinya coba lihat kurs di semua negara di Asia Tengara, Malaysia sama Thailand itu biasanya kan hampir tidak ada tertekan tapi kemarin dia juga melemah mata uangnya. Semua negara di kawasan ini juga alami itu," ujarnya di Kantor Kemenko, Jakarta, Jumat (31/8).
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Kapan nilai tukar Dolar Singapura terhadap Rupiah mengalami penurunan signifikan? Kemudian, terjadi penurunan hingga mencapai titik terendah sekitar 11.700 IDR per 1 SGD, sebelum kembali menguat ke 11.762,02 IDR per 1 SGD pada 25 September 2024.
-
Kapan Ayat Seribu Dinar turun? Ayat seribu dinar adalah sebutan untuk dua ayat dalam Surat At Thalaq, yaitu ayat 2 bagian akhir dan ayat 3 seluruhnya.
-
Bagaimana Said Abdullah menggambarkan tren nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat? Said mencontohkan saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Pada tahun 2022 nilai tukar USD terhadap rupiah adalah Rp 14 ribu. Kemudian pada 2023 menyentuh angka Rp 15 ribu. dan semester pertama 2024 ini, dolar sudah berada di angka Rp 16.400.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Menko Darmin mengatakan, krisis Argentina cukup membuat pasar terkejut. Sebab, negara tersebut sempat mengajukan pinjaman kepada Dana moneter internasional atau International Monetary Fund (IMF) sebesar USD 50 miliar.
"Dia itu kan sudah dapat bantuan IMF sebetulnya USD 50 miliar. Orang anggap dia mestinya akan survive akan selamat dengan itu tapi ternyata gerakan capital outflow masih sekarat. Makanya dia naikkan tingkat bunga tidak tanggung tanggung sampai 60 persen. Jadi itu sudah tingkat yang luar biasa besar nya sehingga biasanya kalau udah gitu biasanya pasar jitery (gelisah)," jelasnya.
Meski demikian, Menko Darmin mengatakan dampak krisis Argentina masih lebih minim jika dibandingkan dengan efek krisis Turki terhadap Indonesia. Pemerintah sendiri akan terus mengawasi perkembangan krisis Argentina.
"Artinya secara umum itu akan ada dampaknya dulu. Sampai dia kemudian ada jalan keluar nya bisa direm di sana baru kemudian dia tenang secara global. Coba saja negara paling maju pun, lihat Canada, Inggris, semua kena bukan cuma negara berkembang," paparnya.
Baca juga:
Rupiah capai Rp 14.700 per USD, investor obligasi luar negeri berpotensi pergi
Pemerintah diminta waspada, nilai Rupiah berpotensi Rp 15.000 samai saat krisis 1998
BI ingatkan tak perlu khawatir Rupiah tembus 14.700 per Dolar AS
Menteri Sri Mulyani waspada nilai tukar Dolar capai Rp 14.700
Rupiah tembus Rp 14.700 per USD, ini dampak ke industri
Dolar tembus Rp 14.700, ini prediksi Bank Mandiri soal posisi Rupiah di akhir tahun
Nilai tukar Dolar tembus Rp 14.700, krisis Turki dan Argentina jadi sebab