IHSG Ditutup Menguat, Saham Ini Jadi Rekomendasi Analis
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat ditopang semakin melandainya jumlah kasus baru covid-19 di Tanah Air. IHSG ditutup menguat 28,46 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.159,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,93 poin atau 0,59 persen ke posisi 843,46.
Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat ditopang semakin melandainya jumlah kasus baru covid-19 di Tanah Air. IHSG ditutup menguat 28,46 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.159,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,93 poin atau 0,59 persen ke posisi 843,46.
"Penguatan IHSG mungkin karena angka COVID-19 Jakarta sudah mulai menurun plus angka inflasi yang kemarin keluar juga mungkin udah dianggap bottomed (terendah) ya," kata analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi saat dihubungi di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (4/8).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Siapa saja yang memegang saham PT Berau Coal Energy Tbk? Saat ini, PT Berau Coal Energy Tbk menguasai 90 persen saham perusahaan dan 10 persen dimiliki oleh Sojitz Coorporation.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 sudah mulai melandai meski masih fluktuatif. Pada Selasa (3/8) kemarin, jumlah kasus harian kembali naik di mana terjadi penambahan 33.900 kasus baru sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,49 juta kasus.
Meski demikian, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.598 kasus sehingga totalnya mencapai 98.889 kasus. Sementara itu, sebanyak 2,87 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 sehingga total kasus aktif mencapai 524.142 kasus.
Di DKI Jakarta, pada Selasa (3/8) kemarin kasus baru COVID-19 mencapai 1.601 orang, terendah sejak 16 Juni 2021 atau dua pekan sebelum penerapan PPKM Darurat. Total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jakarta selama pandemi mencapai 820.365 kasus.
Terkait inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,08 persen pada Juli 2021 karena beberapa harga komoditas secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Dengan terjadinya inflasi pada Juli, maka inflasi tahun kalender Januari sampai Juli sebesar 0,81 persen dan tahun ke tahun (yoy) sebesar 1,52 persen.
Sementara itu, sejumlah analis merekomendasikan investasi di saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dengan target harga atau target price (TP) hingga mencapai Rp2.600. Adapun kinerja Bank BTN yang dinilai baik yakni perolehan laba bersih yang mencapai Rp920 miliar pada semester I-2021 atau naik sekitar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Analis Aldiracita Sekuritas Indonesia, Agus Pramono dalam risetnya pada 29 Juli 2021 menyebutkan, meskipun laba bersih BBTN hanya memenuhi 34,5 persen dari estimasi laba bersih pada tahun 2021, namun pada tingkat Laba operasi pra-provisi (PPOP) hasilnya sejalan dengan perkiraan Aldiracita sekuritas.
"Loans loss provisions (LLP) atau cadangan kerugian yang lebih tinggi dari perkiraan disebabkan oleh cakupan NPL yang lebih tinggi. Kami merevisi prediksi sebelumnya. Tetapi kami mempertahankan TP kami di Rp 2.600," ujar Agus.
Sementara, Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat mengatakan, dengan perolehan laba bersih BBTN yang naik 20 persen dan diimbangi turunnya cost of fund, pihaknya tetap merekomendasikan beli untuk saham BBTN dengan target price mencapai Rp2.200 atau naik sekitar 63 persen dibandingkan penutupan perdagangan saham BBTN hari ini yang sebesar Rp1.345.
Dalam risetnya Mandiri Sekuritas memprediksi Bank BTN akan memperoleh laba bersih hingga akhir tahun 2021 mencapai Rp2,153 triliun. "Pertumbuhan laba bersih yang kuat didukung dengan menurunnya cost of fund dan stabilnya pertumbuhan pendapatan non bunga," jelasnya.
Senada dengan Mandiri Sekuritas, Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis juga merekomendasi beli saham BBTN dengan target price sekitar Rp2.000. Hal ini dikarenakan meski perolehan laba BBTN baru memenuhi 34 persen proyeksi kinerja hingga tahun ini, tetapi keberhasilan Bank BTN cost of fund akan membuat Net Interest Margin (NIM) perseroan mengalami perbaikan menjadi 3,4 persen atau naik 25 bps (yoy) pada semester I-2021.
Menurut Edward dengan pertumbuhan segmen KPR subsidi BTN sebesar 11 persen (yoy) membuat penyaluran kredit perseroan naik 5,6 persen atau lebih tinggi dari bank BUKU III lainnya. "Kami sangat senang KPR BBTN masih bisa tumbuh di tengah kondisi yang sebenarnya cukup menantang saat ini," tegas Edward.
(mdk/azz)