Indonesia impor jagung buat makanan ternak
Impor jagung juga diharapkan bisa menekan harga pakan ternak yang selama ini tinggi.
Menteri Pertanian Suswono telah meminta Dirjen Peternakan memberi kesempatan impor jagung untuk pakan ternak. Langkah ini diklaim untuk membantu peternak agar tidak lagi kesulitan mendapatkan pakan.
"Sepanjang memang fakta di dalam negeri kesulitan untuk mendapatkan bahan pakan khususnya dari jagung, kami sudah mengatakan kepada Dirjen untuk diberi kesempatan untuk impor," ujar Suswono di kantornya, Jakarta, Senin (18/11).
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Bagaimana cara warga kampung memproses cecak untuk ekspor? "Warga kampung membantu menangkap, mengumpulkan, memilah berdasarkan ukuran, mengeringkan dan akhirnya dikemas," kata Satyawan.
-
Apa yang membuat sepak bola menjadi mimpi yang diwujudkan? Sepak bola adalah mimpi yang dibuat nyata melalui kerja keras dan semangat.
-
Apa yang menjadi komoditi utama ekspor Kerajaan Demak? Ia menulis komoditi utama yang menjadi ekspor Kerajaan Demak adalah beras dan bahan-bahan makanan lainnya.
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Apa yang dimaksud dengan empon-empon? Empon-empon adalah istilah dalam bahasa Jawa yang merujuk pada akar dari berbagai jenis tanaman obat. Istilah ini juga biasanya digunakan untuk menyebut ramuan seduhan dari minuman hangat dengan bahan akar dan tanaman herbal.
Suswono menuturkan, impor jagung tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak tapi diharapkan bisa menurunkan harga pakan ternak.
"Karena meskipun diberi jatah kemudahan untuk impor tapi harga pakan tidak turun, tentu kami tidak setuju," ungkap Suswono.
Suswono menjelaskan, sulitnya mendapat pakan ternak dari jagung semakin menambah beban peternak. Sebab, harga pakan yang mahal tidak sebanding dengan harga daging yang relatif murah.
"Peternak ini, mereka dalam posisi dirugikan dua kali. Harga pakan mahal, harga daging relatif murah. Tentu ini sangat tidak menguntungkan bagi para peternak," terang Suswono.
Lebih lanjut Suswono mengaku siap membantu peternak jika mengalami kesulitan mendapat pakan ternak dari jagung.
"Kami siap untuk memberikan kemudahan sepanjang memang betul jagung sulit dicari dengan konsekuensi harus sama-sama diuntungkan," tutupnya.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang September 2013, Indonesia mengimpor 111.000 ton jagung senilai USD 33,94 juta atau sekitar Rp 385,6 miliar. Angka ini lebih rendah dibanding impor pada Agustus 2013 yang mencapai 182.000 ton atau senilai USD 53,7 juta.
BPS mencatat, sepanjang Januari-September 2013, total impor jagung sudah mencapai 2 juta ton atau setara USD 578,1 juta. Negara yang selama ini memasok jagung ke Indonesia antara lain Brasil, Argentina, India, dan Thailand.
(mdk/noe)