Kisah Inspiratif Petani Muda, Usia 21 Tahun Bisa Raup Rp300 Juta Sekali Panen

Kisah Inspiratif Petani Muda, Usia 21 Tahun Bisa Raup Rp300 Juta Sekali Panen

Ujang Solehudin, seorang pemuda berusia 21 tahun asal Ciamis mampu menghasilkan puluhan juta per bulan dengan pekerjaanya sebagai petani.

Sebelumnya, Ujang pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jawa Barat, dan kemudian memutuskan untuk berhenti.

Dalam channel Youtube Naik Kelas, Ujang bercerita bahwa dia memutuskan berhenti bekerja karena ingin memiliki usaha sendiri 
 
"Saya berpikir, saya kerja tiap tapi hari atasan yang enak. Saya termotivasi untuk menjadi pemilik bukan pekerja," kata Ujang dalam channel youtube Naik Kelas.

Ujang mulai bertani sejak 2019, dan saat ini Ujang telah mendapatkan banyak pengalaman yang mendorongnya untuk mengembangkan pertanian dengan bantuan inovasi dan teknologi.

Modal awal dalam bertani Ujang dapatkan dari hasil dia bekerja selama dua bulan di perusahaan swasta. Ujang kemudian memfokuskan pertanianya pada tanaman cabai.

Ujang menyampaikan, cabai merupakan salah satu bahan pangan yang selalu dibutuhkan masyarakat dan memiliki harga yang tinggi di pasaran.

“Karena cabai merupakan salah satu komoditas bahan pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini,” kata Ujang dalam channel youtube Naik kelas.

Penanaman cabai dilakukan Ujang dua kali dalam satu tahun dengan jarak antara penanaman dan panen membutuhkan waktu sekitar 7 bulan. Selama menunggu panen tanaman cabai miliknya, Ujang menanam jenis tanaman sayur lainya seperti tomat dan timun.  

Hasil dari sayuran jenis lain menjadi penghasilan sampingan untuk Ujang, sedangkan hasil dari panen cabai menjadi penghasilan pokok yang Ujang terima. 

"Penghasilan sampingan dari sayuran jenis lain, kalau penghasilan pokok dari cabai," kata Ujang dalam channel youtube Naik kelas 

Ujang menyampaikan, untuk musim ini modal menanam cabai yang dibutuhkan Ujang mencapai Rp100 juta sekali tanam. 

Dengan luas tanah yang dia miliki 1,5 hektare, Ujang mampu mendapat keuntungan mencapai Rp300 juta sekali panen. 

“Rp100 juta untuk modal sekali tanam cabai kalau pendapatan kotor Rp400 juta, pendapatan kotor tinggal dikurangi Rp100 juta jadi Rp 300 juta, itu pendapatan bersih sekali panen,” kata Ujang dalam channel youtube Naik kelas. 

Pemasaran cabai yang dilakukan Ujang disesuaikan dengan jenis cabai, untuk cabai kelas A sampai B ditargetkan ke supermarket dan untuk cabai kelas B kebawah ditargetkan ke pasar induk dan pasar tradisional.