Kronologi Anggota DPR Cecar dan Ancam Usir Dirut MIND ID dari Ruang Rapat
Dalam rapat ini, anggota komisi VII DPR menyoroti masalah pendanaan Freeport. Selama ini DPR belum mendapat kejelasan mengenai pendanaan untuk proyek MIND ID, termasuk akuisisi saham Freeport hingga pembangunan smelter.
Komisi VII DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan holding BUMN tambang atau MIND ID pada Selasa (30/6) siang. Ada beberapa agenda dalam RDP ini meliputi kinerja BUMN tambang di masa pandemi Covid-19, kontribusi BUMN tambang di masa pandemi Covid-19 dan proyeksi pendapatan pemerintah sebelum dan sesudah akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Dalam rapat ini, anggota komisi VII DPR menyoroti masalah pendanaan Freeport. Selama ini DPR belum mendapat kejelasan mengenai pendanaan untuk proyek MIND ID, termasuk akuisisi saham Freeport hingga pembangunan smelter.
-
Di mana tepatnya penemuan mineral tersebut? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Dimana lokasi Tambang Batu Bara Ombilin? Inilah tambang Ombilin yang berlokasi di lembah Bukit Barisan.Tambang yang dikelilingi bukit Polan, Pari, dan Mato ini jaraknya sekitar 70 kilometer dari ibukota Sumatera Barat, Padang.
-
Di mana tambang batu bara Ombilin terletak? Tambang Bawah Tanah Tambang Batu Bara Ombilin terletak di Kota Sawahlunto, di sepanjang pegunungan Bukit Barisan.
-
Apa itu Timba Pring? Timba Pring merupakan alat angkut air tradisional khas warga Indramayu Bambu sudah dimanfaatkan manusia sebagai alat untuk bertahan hidup sejak ribuan tahun silam.Unsur pohonnya bisa digunakan secara penuh, mulai dari rebung yang bisa dimasak, batang bambu untuk bangunan sampai daunnya untuk pupuk. Bahkan, warga Indramayu di masa lampau juga memanfaatkan bambu untuk dijadikan alat angkut air bernama Timba Pring.
-
Di mana Taman Bambu Tangerang berada? Berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Babakan, taman ini cocok bagi muda-mudi yang ingin bersantai dengan nuansa berbeda di tengah hiruk pikuk perkotaan.
-
Bagaimana Tari Dulang diiringi? Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tari Dulang juga diiringi oleh beberapa alat musik khas melayu, seperti gendang, accordion, biola.
Direktur Utama Holding Pertambangan MIND ID, Orias Petrus Moedak menjawab pertanyaan dari Anggota Komisi VII DPR RI tersebut.
"Jadi waktu membeli Freeport itu memang harganya waktu itu USD3,85 miliar, dan kami melakukan pinjaman penerbitan obligasi, waktu itu USD4 miliar dengan bunga rata-rata sekitar 6 persen, atau kita harus membayar bunga kurang lebih USD240-250 juta tiap tahun, dan utang kami itu ada yang tempo 3 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun," beber Orias, Selasa (30/6).
Melihat situasi akibat Covid-19 ini, Orias memperkirakan apabila operasional MIND ID tidak juga membaik dan tidak bisa membayar utang dengan jatuh tempo yang paling dekat, yakni 2021 dan 2023, maka diperlukan skema pendanaan baru.
"Untuk yang 3 tahun dan 5 tahun, kami melihat covid-19 ini kami memperkirakan apabila ini berdampak negatif pada operasi kami, akan kesulitan bagi kami untuk mencari pendanaan untuk yang USD1 miliar yang jatuh tempo tahun depan," kata Orias.
"Jadi kami sejujurnya masuk ke pasar kemarin untuk melakukan refinancing untuk yang jatuh tempo 2 tahun ini dalam 2021 dan 2023. Jadi kami menerbitkan pinjaman USD2,5 miliar dan kami refinancing yang akan jatuh tempo di dalam 2021 dan 2023, jadi setengahnya kami bayar. Jadi USD1 miliar kami pakai untuk membayar setengah dari utang di 2021. Kemudian USD 500 juta lagi utang 2023," urainya.
Dicecar DPR
Menanggapi rencana ini, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Demokrat, Muhammad Nasir menilai pembiayaan utang dengan utang baru tidak masuk akal. Sebab, rencana ini akan membutuhkan sokongan dana atau utang baru untuk membayar utang yang lama, yang akan habis jatuh temponya. Sehingga, menurut Natsir, perlu dibentuk pansus untuk mengurai pendanaan Freeport.
"Saya sarankan soal Freeport dan pembelian saham maupun penambahan utang itu buat Pansus saja. Kalau nggak, ini (negara bisa) tergadai nanti," kata dia.
Nasir menilai, langkah untuk membayar utang lama dengan mencari utang baru adalah hal yang keliru dan tidak akan ada habisnya. Apalagi manajemen Freeport menjelaskan bahwa hingga 2021, Freeport memang belum bisa mendapat pemasukan. Sehingga kemungkinan menambah utang semakin besar.
"Utang bayar Utang, untuk apa kita beli saham kalau kita bayar utang lagi. Kan udah ribet ini jadinya. Bayar bunga, belum pokok. Lalu, kalau produksi labanya tidak mencukupi, dari mana untuk membayar," ujar Nasir.
Dari tayangan di Kompas TV dan TV Parlemen, terlihat Nasir terus menanyakan kesiapan MIND ID menghadiri rapat tersebut. Dia sempat meradang dan mengancam mengusir Dirut MIND ID dari ruang rapat. Alasannya, jawabannya soal pembiayaan utang tidak memuaskan anggota dewan.
"Harusnya bapak sekali, bapak gini saya suruh bapak keluar dari ruangan ini. Karena enggak ada gunanya bapak di sini. Anda bukan main main DPR di sini. Anda kalau rapat harus lengkap bahannya. Enak betul anda di sini," katanya Nasir sambil menggebrak meja.
Tak berhenti di situ, Nasir bakal mengancam akan mengirimkan surat kepada menteri terkait untuk meminta penjelasan mengenai utang BUMN ini.
"Kalau Anda enggak senang Anda keluar, Anda pikir ini punya saudara Anda ini semua. Ini punya negara bukan punya pribadi. Saya bicara di sini atas nama negara. Bahannya harus lengkap. Anda jelasin selengkap lengkapnya di sini. Kamu pikir negara ini utang yang bayar siapa? Kamu? Enak betul Anda ngomongnya. Bila perlu menterinya ke sini. Saya kirim surat secara pribadi."
Menjawab kemarahan Nasir, Dirut MIND ID menegaskan bahwa dia datang ke DPR berdasarkan undangan anggota dewan. "Saya enggak main main. saya diundang saya datang," tegasnya.
Utang Salah Satu Pilihan
Menjawab Natsir, Orias mengaku jika memang harus berutang, maka itu akan dilakukan, karena bagaimanapun juga utang merupakan salah satu opsi.
"Kalau harus berutang lagi dan ada yang memberikan utang, itu termasuk salah satu opsi," jawab Orias.
"Oh kalau peminjam, dipinjamkan terus ini barang," sahut Natsir.
"Utang (buat) bayar utang ini, pinjam uang untuk bayar utang, hasil untungnya buat bayar utang," pungkas Natsir.
Reporter: Pipit Ika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)