Larangan ekspor bahan mentah bikin Rupiah bergairah
Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga didorong kondisi ekspor impor non migas Indonesia.
Belum lama ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 mengenai pengelolaan mineral dan batu bara. Peraturan itu merupakan tindaklanjut dan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara.
Kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan mineral mentah ini berdampak positif pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
-
Di mana tepatnya penemuan mineral tersebut? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Apa komoditas yang menjadi 'emas' di perdagangan Tapanuli, Sumatera Utara? Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditi penting atau 'emas'.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kenapa rhodium jadi logam mulia termahal? Karena kelangkaannya menjadikan Rhodium sebagai logam mulia termahal dengan harga USD10.300 per ons nya.
Bank Indonesia (BI) menilai pelarangan ekspor mineral mentah membuat Rupiah kembali bergairah. Meskipun tidak meningkat signifikan, namun Rupiah cenderung bergerak positif. "Ada pengaruh memang tapi pengaruhnya tidak terlalu besar," ujar Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Rabu (15/1).
Dia menjelaskan, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga didorong kondisi ekspor impor non migas Indonesia. "Yang bagus itu di neraca perdagangan di non migas, menyebabkan ekspor naik dan impor turun, ini berpengaruh ke Rupiah," jelasnya.
Selain itu, kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang dinilai masih dalam posisi aman juga menjadi kontribusi penguatan rupiah. Hari ini, Rupiah menguat ke level Rp 11.000 per USD.
"Estimasi kita current account defisit 2014 di bawah 3 persen maka inflasi terkendali," ungkap dia.