Menghitung Kerugian Ekonomi Akibat Terjepitnya Kapal Raksasa Ever Given di Kanal Suez
Insiden tersebut menimbulkan dampak besar dari sisi ekonomi. Maklum, sekitar 12 persen dari perdagangan global, sekitar satu juta barel minyak dan sekitar 8 persen gas alam cair dikirim melewati Kanal Suez setiap harinya.
Sebuah kapal kontainer raksasa terjepit di Terusan Suez, sejak Selasa, 23 Maret 2021. Otoritas Terusan Suez menjelaskan bahwa saat ini Kapal Ever Given tersebut berhasil dikeluarkan dari garis pantai.
Selanjutnya, proses memindahkan kapal kontainer akan dilanjutkan pada Senin malam waktu setempat, dan sekarang ada harapan bahwa lalu lintas akan dapat dilanjutkan di sepanjang kanal dalam beberapa jam.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kenapa kapal terlihat melayang? Sering kali, ilusi Fatamorgana menghasilkan gambar yang terbalik yang menampilkan penampakan aneh saat berada di laut.
Situasi tersebut telah menjadi sumber banyak kekhawatiran dan frustrasi bagi industri perkapalan global.
Melansir laman BBC, terkuak jika insiden tersebut menimbulkan dampak besar dari sisi ekonomi. Maklum, sekitar 12 persen dari perdagangan global, sekitar satu juta barel minyak dan sekitar 8 persen gas alam cair dikirim melewati Kanal Suez setiap harinya.
Kepala Otoritas Terusan Suez Osama Rabie menuturkan jika, pihaknya kehilangan pendapatan berkisar USD 14 juta sampai USD 15 juta setara Rp202 miliar sampai Rp216 miliar per hari.
Tercatat jika sebelum pandemi, perdagangan yang melewati Terusan Suez menyumbang 2 persen dari PDB Mesir, menurut Moody's.
Secara terpisah, data dari Lloyd's List menunjukkan kapal yang terdampar itu menahan sekitar USD 9,6 miliar (Rp138,6 triliun) nilai perdagangan di sepanjang jalur air setiap harinya. Angka itu setara dengan USD 400 juta dan 3,3 juta ton kargo per jam, atau USD 6,7 juta per menit.
Bahkan, perusahaan asuransi Jerman Allianz membeberkan analisisnya yang menunjukkan pemblokiran dapat merugikan perdagangan global lebih besar. Nilai kerugian antara USD 6 miliar (Rp86,6 triliun) hingga USD 10 miliar (Rp144,4 triliun) seminggu. Serta mengurangi pertumbuhan perdagangan tahunan sebesar 0,2 hingga 0,4 poin persentase.
Pialang pengiriman Braemar ACM mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa biaya menyewa beberapa kapal untuk mengirimkan kargo ke dan dari Asia dan Timur Tengah telah melonjak 47 persen menjadi USD 2,2 juta.
Beberapa kapal telah dialihkan untuk menghindari Terusan Suez. Itu berarti terjadi penambahan lama perjalanan sekitar 8 hari ke total perjalanan distribusi kapal tersebut.
Tak Terhitung Bisnis Terdampak
Penyumbatan Terusan Suez tidak hanya memengaruhi industri perkapalan global atau ekonomi Mesir. Bisnis yang terdampak tak terhitung jumlahnya.
Dari penyedia transportasi domestik hingga pengecer, supermarket, dan produsen juga terkena dampaknya. Kerusakan dan biaya sebenarnya sulit untuk dievaluasi sampai kapal dibebaskan sepenuhnya dan perdagangan dilanjutkan.
Ada kekhawatiran bahwa jika penyumbatan di Terusan Suez berlanjut, beberapa perusahaan harus membayar untuk memesan lebih banyak barang dan mengirimkannya melalui angkutan udara yang harganya setidaknya tiga kali lebih mahal.
Ever Given memiliki panjang 400m (1.312 kaki) dan berat 200.000 ton, dengan kapasitas maksimum 20.000 kontainer. Saat terjepit membawa 18.300 kontainer.
Kapal tersebut dioperasikan oleh perusahaan transportasi Taiwan Evergreen Marine dan merupakan salah satu kapal kontainer terbesar di dunia.
Kapal itu terdampar pada hari Selasa, setelah kandas dan terjepit. Investigasi akan diperlukan untuk menentukan apakah kesalahan teknis atau manusia terjadi, otoritas menambahkan.
Hingga Minggu, ada 369 kapal terjebak di belakang menunggu untuk melewati kanal sepanjang 193 km (120 mil) di kedua sisi penyumbatan.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)