Pasar modal tak peduli dengan kebijakan bank sentral Amerika
Otoritas bursa lebih konsen mendidik masyarakat agar lebih memahami seluk beluk bursa saham.
Rencana bank sentral Amerika menaikkan suku bunganya pada triwulan II atau III tahun depan diprediksi tidak akan memberikan dampak pada pasar modal Indonesia. Yang paling besar mempengaruhi kinerja pasar modal adalah kebijakan pemerintah.
"Sebenarnya kebijakan the fed tidak berdampak pada pasar modal, artinya kebijakan pemerintah Indonesia sendiri yang akan memberikan dampak untuk menarik investor asing berinvestasi di Indonesia," ucap Direktur utama PT Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito di Jakarta, Rabu (17/9).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Siapa saja yang memegang saham PT Berau Coal Energy Tbk? Saat ini, PT Berau Coal Energy Tbk menguasai 90 persen saham perusahaan dan 10 persen dimiliki oleh Sojitz Coorporation.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
Otoritas bursa mengaku tidak akan melakukan antisipasi apapun terkait rencana The Fed menaikkan suku bunganya.
"Kita tidak peduli dengan kebijakan The Fed. Mereka boleh melakukan apa saja, artinya yang kita lakukan adalah mendidik masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal, makanya investor summit tahun ini kan temanya menjadikan investasi sebagai gaya hidup masyarakat," jelas dia.
Sebelumnya, Bank Indonesia berpandangan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan pada triwulan III tahun depan. Tapi tidak menutup kemungkinan kebijakan itu sudah dilakukan bertahap sejak triwulan II. The Fed dipercaya akan mulai menghentikan program suku bunga 0 persen, karena melihat pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di AS membaik. Sudah saatnya modal-modal ventura di pasar portofolio ditarik pulang untuk membiayai ekonomi di Negeri Abang Sam.
Beberapa bank sentral di Asia langsung melakukan penyesuaian suku bunga acuan melihat gelagat di AS. Kemarin (11/9), bank sentral Filipina menaikkan bunga acuan mereka 4 persen, karena yakin The Fed segera memulai program pembalikan modal ke Amerika.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan pihaknya serius memantau perkembangan kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed. Ketika Fed Fund Rate naik, maka BI langsung melakukan penyesuaian pada BI Rate.
Kebijakan di AS itu oleh banyak pihak diperkirakan memicu pembalikan modal yang selama ini mengalir ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Menjadi prioritas bagi pengelolaan dana yang mungkin akan tertarik ke Amerika kalau fed rate naik. Untuk BI, tentu kita akan mempersiapkan suatu bauran kebijakan yang menekan di aspek makroprudensial," kata Agus Marto di kantornya, Jakarta, Jumat (12/9).
(mdk/noe)