Pengusaha Minta Pemerintah Izinkan Ekspor 2 Komoditas Perikanan Ini
Direktur Utama Nusantara Aquatic (Nusatic) Sugiarto Budiono memperkirakan adanya penurunan nilai ekspor untuk komoditas seperti terumbu karang dan jenis ikan predator di tahun ini. Menurutnya, penurunan itu terjadi tidak lepas dari kebijakan pelarangan ekspor yang dilakukan oleh pemerintah.
Direktur Utama Nusantara Aquatic (Nusatic) Sugiarto Budiono memperkirakan adanya penurunan nilai ekspor untuk komoditas seperti terumbu karang dan jenis ikan predator di tahun ini. Menurutnya, penurunan itu terjadi tidak lepas dari kebijakan pelarangan ekspor yang dilakukan oleh pemerintah.
"Karena ada berbagai aturan dari menteri yang lalu yang melarang ekspor terumbu karang dan sebagiannya termasuk juga ikan predator yang dilarang sudah setahun ini nah itu pasti akan menurunkan nilai ekspor kita di tahun ini," kata dia saat ditemui di ICE BSD, Tanggerang, Minggu (1/12).
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Elang Ekor Putih mencuri hasil tangkapan? Elang ekor putih aktif dalam mencari makanan, kadang-kadang mencuri hasil tangkapan dari elang lain.
Dia menyebut, penurunan terjadi pada kedua komoditas tersebut bisa mencapai 10 hingga 20 persen. Menurutnya, angka itu cukup besar mengingat dua komoditas itu juga menjadi hal yang potensial di Indonesia.
"Ya karena tidak diperbolehkannya ekspor sedangkan itu ada," imbuh dia.
Dia mengatakan, apabila kedua komoditas ini tetap dilarang justru akan menjadi permasalahan besar. Oleh karena itu, pihaknya tengah mencari cara dan melakukan komunikasi dengan pemerintah untuk mencari solusi jalan keluar atas pelarangan ekspor ini.
"Nah ini yang lagi dinegosiasikan dibicarakan kemungkinan-kemungkinan kita juga memberikan solusi dengan izin tersebut. Seperti buaya tidak boleh dipelihara tapi kan orang ada yang membudidayakan buaya atau produksi itu kan ada. Nah kita juga berharap kebijakan menteri yang baru ke arah sana," jelas dia.
Ekspor Ikan Hias RI Masih Kalah
Sugiarto mengakui, nilai (value) ikan hias ekspor Indonesia saat ini masih kalah dengan Singapura. Padahal, secara volume atau jumlah ikan hias di Indonesia masih tertinggi di dunia.
"Kita negara besar tapi kalah ekspornya dengan Singapura. Singapura nomor satu di dunia," kata dia saat ditemui di ICE BSD, Tanggerang, Minggu (1/12).
Untuk mendongkrak nilai ekspor terbesar di dunia, dirinya pun berkomitmen dan bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan juga Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan pameran sekala besar. Bersama pemerintah, dirinya pun merancang agar pada 2024 ekspor ikan hias RI merajai pasar-pasar dunia.
"Diharapkan di 2024 kita sudah bisa menjadi nomor satu. Karena sangat memungkinkan dengan lahan, uang kita punya, alam yang kita kunya itu sangat memungkinkan untuk kita bisa besar," jelas dia.
Dia menambahkan, secara tren peningkatan ekspor ikan hias Indonesia terus meningkat. Di mana pangsa pasar terbesar juga masih berada di China. "50 persen ke China. Yang lainnya terbagi dari puluhan negara," kata dia.
(mdk/azz)