Perang Rakyat Semesta, Luhut Minta Masyarakat Tanam Cabai dan Sayuran di Rumah
Ketahanan pangan Indonesia selaras dengan ketahanan ekonomi. Dia tidak menampik analisa para ekonom di dunia yang menyampaikan bahwa negara-negara di dunia akan mengalami kondisi ekonomi sulit, khususnya resesi.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menganjurkan kepada masyarakat untuk menanam cabai dan sayur-sayuran sendiri di rumah. Dalam istilah tentara, ini dikenal dengan ‘perang rakyat semesta’.
Di mana artinya yaitu masyarakat sudah sepatutnya menanam cabai atau sayuran di rumah masing-masing demi membantu ketahanan pangan nasional.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu? Tentunya dengan menggunakan pola yang berirama dan penuh humor, patun dapat menghadirkan keceriaan di tengah-tengah kegiatan sehari-hari.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu Betawi? Tak jarang, pantun-pantun Betawi yang dibawakan mengandung humor lucu dan menghibur.
"Kita anjurkan orang menanam cabai sendiri, sayur sendiri di rumah, istilah tentara 'perang rakyat semesta' kita menghadapi ini semua harus satu padu supaya jangan sampai (terjadi) masalah kekurangan pangan," ujar Luhut di Thamrin Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Dia menambahkan, ketahanan pangan Indonesia selaras dengan ketahanan ekonomi. Dia tidak menampik analisa para ekonom di dunia yang menyampaikan bahwa negara-negara di dunia akan mengalami kondisi ekonomi sulit, khususnya resesi.
Namun di satu sisi, Luhut berpandangan bahwa ketangguhan ekonomi Indonesia tidak akan ada artinya jika seluruh negara di dunia ambruk karena krisis. Sebab hal tersebut juga akan berdampak terhadap Indonesia.
"Sekuat-kuat kita pun kalau semua runtuh kan kita juga enggak bisa berdiri sendiri," ungkapnya.
Krisis Pangan
Menyinggung soal krisis pangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengingatkan bahwa situasi dunia sedang sulit. Menurutnya, 66 negara berada pada posisi yang rentan kolaps atau jatuh.
"Situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah. Situasi yang sangat-sangat sulit untuk semua negara. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps," kata Jokowi dalam acara Kongres Legiun Veteran Indonesia (LVRI) di Plaza Semanggi, Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (11/10).
Kepala negara menyatakan, 345 juta orang di 82 negara menderita kelaparan. Dia berkata, ada krisis pangan yang sedang dialami dunia.
Luhut Minta Masyarakat Tak Saling Menyalahkan
Di sisi lain, Luhut mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia tidak saling menjelekkan satu sama lain di tengah kondisi ekonomi global yang sulit. Luhut menegaskan, menjadi satu padu merupakan upaya penting agar Indonesia menjadi bangsa besar.
"Harus sama-sama bahu-membahu jangan saling menjelek-jelekan kalau kita membuat keadaan gaduh yang korban kita semuanya," ujar Luhut.
Luhut menuturkan, saat banyak negara terancam mengalami resesi, dampaknya bakal sangat terasa bagi masyarakat. Belum lagi perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina tak kunjung menemui titik akhir.
Ancaman besar dari perang Rusia-Ukraina, menurut Luhut adalah jika kedua negara tersebut menggunakan senjata nuklir. Meski kondisi tersebut tidak berdampak langsung dengan Indonesia, namun menurutnya dampak dari peperangan tersebut semakin tidak terprediksi.
"Kekhawatiran kita kalau ketegangan Ukraina ini terus berlanjut sampai kepada senjata nuklir itu akan punya dampak yang luar biasa dan kita belum bisa tahu berapa besar dampaknya," jelasnya.
Meski dia juga menyampaikan di tengah ekonomi global yang memprihatinkan, belum ada indikasi Indonesia akan mengalami krisis pangan. Hanya saja, dia mengingatkan agar seluruh masyarakat bersiap diri.
"Saya kira sampai sekarang kita tidak melihat tanda-tanda ke sana (krisis pangan) tapi kita pun tidak boleh jumawa terhadap itu," ujar Luhut.
(mdk/idr)