Pilih Resign dari Pegawai BUMN Demi Jadi Petani Kelengkeng
Kecintaannya terhadap buah lokal terganggu saat mengetahui banyak buah impor justru mendominasi pasar Indonesia.
Kecintaannya terhadap buah lokal terganggu saat mengetahui banyak buah impor justru mendominasi pasar Indonesia.
- Pria Ini Resign dari PNS dan Pilih Ternak Kambing, Kini Punya Ratusan Kambing Seharga Rp10 Juta per Ekor
- Resign dari Pertamina, Untung Pilih Buka Usaha Ponsel dan Sempat Terlilit Utang Miliaran Rupiah
- 17 Tahun Jadi Karyawan BUMN dan Pilih Resign, Pria Desa Ini Sukses Bangun Bisnis Kayu dan Ekspor ke 17 Negara
- Ibu Ini Resign dari Bank Pilih Jadi Pengrajin Bordir Lukis, Karya Diborong Ibu Negara hingga Tembus Pasar Internasional
Pilih Resign dari Pegawai BUMN Demi Jadi Petani Kelengkeng
Pilih Resign dari Pegawai BUMN Demi Jadi Petani Kelengkeng
Persepsi petani sebagai profesi kelas rendah dientaskan Isto Suwarno, karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memilih 'resign' demi menjadi petani buah kelengkeng.
Kecintaannya terhadap buah lokal terganggu saat mengetahui banyak buah impor justru mendominasi pasar Indonesia.
Pria asal Klaten, Jawa Tengah ini akhirnya melakukan observasi terhadap buah kelengkeng impor Thailand yang membanjiri pasar lokal.
merdeka.com
"Kenapa kelengkeng? Karena bapak saya membiayai kuliah saya setiap tahun dengan menjual buah lengkeng lokal. Namun dalam perjalanan waktu kelengkeng lokal di Ambarawa itu sudah punah,"
kata Isto dikutip dari channel YouTube CapCapung, Kamis (1/2).
Isto kemudian melakukan observasi setiap akhir pekan agar tidak mengganggu pekerjaannya sebagai karyawan BUMN.
Setelah beberapa bulan mengobservasi, pada tahun 2013 Isto kemudian mantap untuk tak lagi jadi bagian dari perusahaan BUMN.
Padahal kurang dari setengah tahun lagi dia memasuki masa pensiun.
"Padahal kurang dari 6 tahun lagi saya pensiun," kata Isto.
Saat resmi hengkang dari BUMN, Isto berangkat ke Thailand dan menimba ilmu mengenai budidaya kelengkeng yang diimpor oleh negara gajah putih tersebut.
Pulang dari Thailand, Isto kemudian mengembangkan tanaman kelengkeng ini di desa Klaten.
Isto berprinsip, orientasinya bukan hanya menjual buah.
Melainkan mengembangkan bibit ini secara besar-besaran dan bisa mendistribusikan tanaman tersebut ke Sabang sampai Merauke.
"Sampai hari ini yang menanam kelengkeng super sudah ada 34.760 orang penanam," kata Isto.
Harga bibit yang dijual Isto beragam, dimulai pada harga Rp70.000.
Sedangkan untuk bibit yang sudah tumbuh yaitu Rp1 juta- Rp1,2 juta.