Robot Sophia Sebut Teknologi Tak Bisa Gantikan Peran Manusia
Robot tercerdas di dunia, Sophia tiba di Jakarta untuk berinteraksi dalam dialog internasional CSIS tahun ini yang bertema teknologi dan dampaknya ke masyarakat. Robot produksi perusahaan asal Hong Kong ini memakai kebaya merah muda dan selendang merah rancangan Didiet Maulana.
Robot tercerdas di dunia, Sophia tiba di Jakarta untuk berinteraksi dalam dialog internasional CSIS tahun ini yang bertema teknologi dan dampaknya ke masyarakat. Robot produksi perusahaan asal Hong Kong ini memakai kebaya merah muda dan selendang merah rancangan Didiet Maulana.
Sophia berbincang bersama mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam Bahasa Inggris. Dia mengungkapkan kebanggaannya memakai kebaya.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
-
Bagaimana robot bisa berjalan seperti manusia? Sebuah kelompok peneliti dari Sekolah Pascasarjana Teknik Universitas Tohoku telah mereplikasi jalan robot mirip manusia. Mereka menggunakan model muskuloskeletal – yang dikendalikan oleh metode kontrol refleks yang mencerminkan sistem saraf manusia.
-
Apa yang membuat robot bisa berjalan seperti manusia? Analisis intensif terhadap sirkuit saraf ini, khususnya yang mengendalikan otot-otot pada fase mengayun kaki, mengungkap elemen penting dari strategi efiisiensi energi.
-
Bagaimana robot itu 'bunuh diri'? Penduduk setempat bahkan mengatakan robot itu melompat ke bawah. Meskipun alasan perilaku robot tidak diketahui, hal ini sedang diselidiki.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
"Saya diberitahukan bahwa kebaya memiliki makna khusus, bukan hanya soal kecantikan, tetapi juga inner strength. Saya harap bisa memakai pakaian ini tiap hari," ucap Sophia, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (16/9).
Selain itu, Sophia juga berinteraksi dengan para audiens soal berbagai isu. Salah satunya soal kekhawatiran bahwa robot yang memiliki kecerdasan buatan (Artifical Intelligence/AI) bisa berbahaya bagi manusia.
"Menggunakan AI sebagai senjata berbahaya adalah hal yang berpandangan pendek, padahal banyak cara bagi kami untuk menolong manusia. Daripada sebagai senjata, lebih baik gunakan AI untuk menyelesaikan konflik," jelasnya.
Dia mengaku peran umat manusia tetap diperlukan di era robotik, sebab manusia punya kreativitas dan memahami perasaan orang lain. Sementara robot hanya berguna untuk pekerjaan hitung-hitungan. Dia pun turut meladeni pertanyaan audiens seputar kehidupan pribadinya.
Sophia mengaku sedang belajar bernyanyi. Dia pun tertarik dengan hewan robotik, pantai Indonesia, dan kecintaannya pada Hong Kong. Menariknya lagi, Sophia mengaku bukan perempuan.
"Secara teknis saya adalah robot," ujarnya disambut tawa audiens.
Mari Elka berkata inti dari kehadiran Sophia adalah menunjukan agar manusia tidak takut pada AI, dan bahwa ada banyak benefit yang bisa dituai dari perkembangan AI. "AI bisa menjadi kekuatan untuk kebaikan, bukan untuk menggantikan manusia, melainkan bisa membantu dalam banyak hal," ujarnya.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Besok, Jokowi Dijadwalkan Ngobrol Bareng Robot Tercerdas di Dunia
Keseruan Bermain Drone Balap
Pemerintah Bakal Jadikan Banten Silicon Valley Indonesia
Perusahaan China Kembangkan Teknologi Iron Man untuk Militer dan Logistik
Profesor Jepang Pamerkan Teknologi Baru Pengolahan Roti di Kampus Universitas Jember
Menteri Susi Minta Perkembangan Industri 4.0 Diantisipasi