Sejarah Kata 'Duit' Ternyata Berasal dari Koin Masa Kolonial Belanda, Ini Penjelasannya
Pada tahun 1727, VOC mulai mengedarkan duit, yaitu uang koin untuk menggantikan Cassie Cina yang saat itu juga banyak digunakan di Nusantara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "duit" didefinisikan sebagai "uang alat pembayaran".
Sejarah Kata 'Duit' Ternyata Berasal dari Koin Masa Kolonial Belanda, Ini Penjelasannya
Kata ‘duit’ sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia sebagai sinonim dari uang. Penggunaan kata ini telah berlangsung lama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, tak banyak yang tahu tentang asal-usul dan sejarah terserapnya kata "duit" ke dalam Bahasa Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Bagaimana koin-koin itu ditemukan? Detektor dari Asosiasi Kelompok Pencarian Szczecin menemukan 70 koin yang disimpan di dalam kaleng logam yang sudah sangat berkarat dan terkubur di kedalaman sekitar 15 hingga 20 sentimeter.
-
Kapan koin-koin tersebut dicetak? Harta karun itu terdiri dari lebih dari 2.150 koin perak yang dicetak antara tahun 1085 dan 1107.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
-
Kapan doa duduk di antara dua sujud dibaca? Saat sedang dalam posisi duduk di antara dua sujud dalam salat, terdapat bacaan doa yang harus dilafalkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "duit" didefinisikan sebagai "uang alat pembayaran". Selain itu, duit juga didefinisikan sebagai "satuan mata uang tembaga zaman dulu (120 duit setara satu rupiah)".
Berdasarkan katalog koleksi Museum Bank Indonesia dalam Lintasan Masa Numismatika Nusantara: Koleksi Museum Bank Indonesia (2015) sejarah kata ‘duit’ mulai dikenal pada masa kolonial Belanda.
Pada periode 1602-1799, Kongsi Dagang Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), mendominasi perdagangan di Nusantara. Saat itu, VOC berusaha menggantikan berbagai mata uang asing yang beredar di wilayah ini dengan mata uang yang mereka cetak sendiri.
- Punya Banyak Uang Receh Koin Kembalian Belanja? Ini Tempat Menukar ke Pecahan Lebih Besar
- Berbeda dari Bangsawan Lain, Begini Kisah Keluarga Suropati Menolak Tunduk pada Kolonial Belanda
- Berawal dari Modal Utang Rp500.000 ke Tetangga, Bisnis Dimsum Kautsar Kini Raup Omzet Miliaran Rupiah
- Lebih Perkasa dari Dolar AS, Begini Sejarah Dinar Kuwait Jadi Mata Uang Termahal di Dunia
Real Spanyol, yang sangat populer di kalangan masyarakat, digantikan oleh uang Real Belanda.
Selain itu VOC juga memperkenalkan berbagai jenis mata uang lain seperti rijksdaalder, dukat, stuiver, gulden, dan doit.
Pada tahun 1727, VOC mulai mengedarkan duit, yaitu uang koin untuk menggantikan Cassie Cina yang saat itu juga banyak digunakan di Nusantara.
Koin duit ini berbentuk bundar dan pipih, dengan dua sisi yang terbuat dari tembaga. Di satu sisi, terdapat logo VOC dan hiasan bunga di antara dua titik pada bagian atasnya, serta tahun cetak di bagian bawah.
Di sisi sebaliknya, terdapat gambar singa dalam garis berbentuk tameng dengan mahkota di atasnya, yang melambangkan kerajaan Belanda.
Seiring berjalannya waktu, mata uang duit mengalami beberapa perubahan. Menjelang akhir kekuasaan VOC, koin duit juga dicetak dengan tulisan aksara Arab-Melayu yang dibaca “Duwit”.
Kehadiran mata uang dengan aksara Arab-Melayu ini menunjukkan betapa adaptifnya VOC dalam menyikapi budaya lokal di Nusantara.
Djani A. Karim, dalam bukunya "Mata Uang dalam Sejarah" (1982), menyimpulkan bahwa kata "duit" yang kita kenal saat ini kemungkinan besar diserap dari bahasa Arab melalui proses adaptasi lokal.
Penggunaan kata ‘duit’ dalam mata uang logam ini terbukti dari salah satu unggahan di media sosial X oleh akun @Gandhoyyy. Unggahan tersebut juga menyertakan gambar kion VOC yang menampilkan tulisan “1 DUIT 1797” dan huruf N serta logo VOC pada sisi lainnya.
“Ternyata duit itu asalnya dari koin VOC yang tulisannya benar-benar duit,” tulis akun X @Gandhoyyy.
Penggunaan kata "duit" kemudian menyebar luas di Nusantara seiring dengan semakin meluasnya pengaruh Belanda. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mulai menggunakan kata "duit" untuk merujuk pada uang, baik dalam bentuk koin maupun uang kertas.
Bahkan setelah berakhirnya masa kolonial, kata "duit" tetap bertahan dan menjadi bagian dari kosa kata sehari-hari masyarakat Indonesia.
Reporter Magang: Nur Pangesti