Soeharto Pernah Murka Anggaran untuk Proyek Bendungan Asahan Tak Kunjung Cair
Di hadapan para menteri, Soeharto marah karena anggaran proyek tak juga dicairkan.
Di hadapan para menteri, Soeharto marah.
Soeharto Pernah Murka Anggaran untuk Proyek Bendungan Asahan Tak Kunjung Cair
Soeharto Pernah Murka Anggaran untuk Proyek Bendungan Asahan Tak Kunjung Cair
Anggaran yang tersendat pencariannya, kerap menjadi penyakit laten di setiap pengerjaan proyek di Indonesia. Kondisi seperti ini bahkan sempat membuat Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto murka. Buku berjudul 'Dari Soekarno sampai SBY: Intrik & Lobi Politik Para Penguasa' karya Tjipta Lesmana, menulis, Wakil Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal, A.R. Soehoed diangkat menjadi ketua tim perunding dengan Jepang untuk proyek Asahan.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Kenapa Soeharto selalu tersenyum? Presiden Indonesia Kedua Soeharto dikenal dengan sebutan ‘The Smiling General’ atau Sang Jenderal yang Tersenyum. Ini karena raut mukanya senantiasa tersenyum dan ramah.
Nilai dari Proyek tersebut sebesar 411 miliar yen atau kira-kira Rp1,7 triliun.
Proyek ini terdiri dari dua paket: proyek PLTA berkapasitas terpasang 604 MW dan pabrik peleburan aluminium berkapasitas 225.000 ton per tahun. Sementara itu, mengutip kebudayaan.kemendikbud.go.id, proyek Asahan telah direncanakan pembangunannya oleh Panitia Siasat Ekonomi yang dibentuk oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 1947.
Namun, keadaan politik dan ekonomi kala itu dan tahun-tahun berikutnya belum memungkinkan terlaksananya rencana tersebut. Hingga kemudian pada tahun 1976, proyek Asahan dimulai. Soehoed kembali didapuk sebagai Ketua Otorita Asahan.
Di samping sebagai Ketua Otorita Asahan, Soehoed juga diangkat menjadi menteri perindustrian dalam Kabinet Pembangunan III. Dia menjabat selama 5 tahun periode 1978 sampai 83. Satu waktu, Soehoed telah purna dari jabatannya sebagai Kepala Otorita. Namun, dia mendengar anggaran untuk staf proyek Asahan tidak turun. Kondisi itu sempat ditanyakannya kepada beberapa menteri, akan tetapi tidak kunjung direspon.
Soehoed kemudian mengadu kepada Presiden Soeharto.
Dia didisarankan berbicara dengan Menko Ekonomi Industri, Ali Wardhana "Saya minta sama Menko Equin tidak ditanggapi juga, akhirnya saya datang lagi pada Pak Harto," kata Soehoed.
Soeharto kemudian menanyakan apakah sudah ada hasil terkait pencarian dana untuk staf Asahan tak kunjung cair.
- Momen Soeharto Jelaskan Makna Mendalam dari Huruf Aksara Jawa ‘Bisa Mengetahui Jati Diri’
- Desa Kelahiran Presiden Soeharto Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA, Begini Kondisinya Sekarang
- Kesaksian Juru Kunci: Prabowo, Ganjar dan Anies Ziarah ke Makam Soeharto
- Potret Lawas Putri Presiden Soeharto Wisuda Sarjana IPB Tahun 1987, Wajahnya Ramai Disebut Mirip Mendiang Jupe
Soehoed menjawab belum ada hasil apapun. Soeharto murka mendengar jawaban itu. Soeharto murka mendengar jawaban itu.
Sorenya, Soehoed dipanggil menghadap Soeharto di kediamannya di Cendana, Jakarta Pusat. Dalam benak Soehoed saat itu apakah dirinya melakukan kesalahan. Akan tetapi, ketika Soehoed tiba di kediaman Soeharto. Sudah ada jajaran menteri berkaitan ekonomi termasuk Wakil Presiden. Di hadapan para menteri, Soeharto marah.
"Saudara harus sadar, bahwa proyek Asahan ini penting sekali. Ini proyek jangka panjang dan perlu ditunjang dengan anggaran yang cukup, semua perhatikan ini!" kata Soeharto.
Dalam buku yang itu, semua para menteri yang hadir tersentak diam.
Semua menundukkan kepala, nyaris tidak ada yang berani melihat wajah Soeharto. Menurut Tjipta, Soehoed mengaku amat terperanjat melihat presiden membentak-bentak para menterinya. Hingga kemudian, pada tahun 1984 Presiden Soeharto meresmikan proyek Asahan. Kontraknya dengan Jepang berakhir pada 9 Desember 2013.
Hingga pada 21 April tahun 2014, pemerintah Indonesia kemudian mengambil alih saham pihak konsorsium. PT Inalum Persero resmi menjadi BUMN pada berdasarkan peraturan pemerintah nomor 26 tahun 2014. Sementara itu badan Pembina proyek Asahan dan Otorita pengembangan proyek Asahan yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1976 dinyatakan berakhir pada 2018.
Usai proyek rampung dikerjakan, proyek Asahan tidak hanya membuka harapan baru di bidang kehidupan sosial dan ekonomi rakyat Sumatera Utara dan perekonomian nasional pada umumnya.
Tetapi juga memberikan lapangan kerja baru bagi rakyat, penghematan serta tambahan devisa yang akan diperoleh oleh negara dari produksi aluminium.