2 Wartawan Reuters di Myanmar didakwa dengan undang-undang lawas
Merdeka.com - Dua pewarta biro kantor berita Reuters di Myanmar, Wa Lone (31) dan Kyaw Soe Oo (27), hari ini mulai diajukan ke meja hijau dengan tuduhan delik membocorkan rahasia negara. Kabarnya, jaksa penuntut umum mendakwa keduanya menggunakan undang-undang yang sudah uzur.
Dilansir dari laman Reuters, Rabu (10/1), menurut Kementerian Informasi Myanmar kedua pewarta itu didakwa dengan Undang-Undang Rahasia Negara. Menurut jaksa penuntut umum, keduanya dianggap melanggar Pasal 3 ayat huruf c, yakni meliput di tempat terlarang, mengambil gambar, dan memiliki dokumen rahasia yang secara langsung atau tidak langsung berguna bagi musuh.
Beleid itu dibuat pada 1923, ketika Myanmar masih bernama Burma dan menjadi salah satu Provinsi India-Inggris. Jika terbukti, mereka bisa dijatuhi hukuman maksimal selama 14 tahun penjara.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Apa yang terjadi pada 29 Juli 1921? Adolf Hitler menjadi pemimpin Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, NSDAP) pada 29 Juli 1921, sebuah peristiwa yang menandai awal dari perubahan besar dalam politik Jerman.
-
Dimana opium dibudidayakan di Myanmar? Negara Bagian Shan, yang menjadi pusat pertempuran antara aliansi tiga kelompok bersenjata etnis bersenjata dan militer, selalu menjadi produsen opium terbesar di Myanmar.
-
Kapan prasasti itu dibuat? Prasasti ini disebut prasasti pemakaman, diyakini berasal dari periode Bizantium.
-
Kapan Jong Batak berdiri? Pada tahun 1926, Jong Batak resmi berdiri yang diharapkan mampu menjadi wadah aspirasi atau pemikiran para pemuda Batak.
Usai pembacaan dakwaan, kuasa hukum kedua jurnalis, Than Zaw Aung, mengajukan permohonan supaya kedua kliennya segera dibebaskan dengan jaminan. Namun, hakim memutuskan akan menimbang-nimbang terlebih dulu permohonan itu, dan keputusannya bakal dibacakan pada 23 Januari mendatang.
Wa Lone dan Kyaw Soe Oo ditangkap pada 12 Desember 2017 lalu. Mulanya mereka diundang buat makan malam di sebuah restoran oleh dua polisi yang belum mereka kenal. Dua aparat yang mengundang mereka berjanji menyerahkan dokumen rahasia tentang kondisi di Negara Bagian Rakhine, termasuk soal Rohingya.
Ketika dokumen itu hendak diserahkan, seketika itu juga sejumlah polisi menangkap keduanya. Lantas mereka langsung dijebloskan ke penjara.
Sejumlah jurnalis memadati gedung pengadilan di Ibu Kota Yangoon. Mereka menunjukkan solidaritas terhadap Wa Lone dan Kyaw Soe Oo dengan mengenakan pakaian hitam-hitam, sekaligus protes terhadap sikap pemerintah yang gagal menjamin kebebasan pers.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi surat kabar masuk ke Yogyakarta bersamaan dengan mulai stabilnya kondisi perpolitikan saat itu.
Baca SelengkapnyaKekuasaan Inggris di Nusantara tidak berlangsung lama setelah lahirnya sebuah perjanjian dengan Belanda.
Baca SelengkapnyaLahir di Tarutung, Tapanuli, Sumatra Utara pada 26 Agustus 1914, Albert sudah menekuni dunia jurnalistik sejak usianya menginjak remaja.
Baca SelengkapnyaSelain penyalur informasi terkini, kantor ini juga menjadi sarana penghubung antara pers Belanda dan pers yang ada di Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaSurat kabar harian di Padang yang diklaim sebagai surat kabar pertama yang dicetak oleh orang Pribumi.
Baca SelengkapnyaSejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaPenyerangan di Rawagede ini dicap sebagai bagian dari kejahatan perang.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dari Tanah Batak yang begitu berjasa melawan kolonialisme Belanda yang sudah mulai dilupakan.
Baca SelengkapnyaDengan insting jurnalistiknya, B.M. Diah memutuskan untuk memungut kembali naskah teks proklamasi yang asli dari tempat sampah.
Baca SelengkapnyaSosok Adam Malik, pria dari Pematangsiantar yang pernah menjabat sebagai Presiden ketiga dan mencetuskan organisasi ASEAN.
Baca Selengkapnya